Sinar dari Luar Kota Besar

Column
18.02.16

Sinar dari Luar Kota Besar

Nama-nama yang Patut Dicermati dari Seputaran Kalimantan, Sumatra dan Jawa

by Muhammad Hilmi

 

The Telephone | Purwokerto
Sepertinya, sedang ada banyak hal seru yang terjadi di Purwokerto yang terlewatkan oleh perhatian umum, karena ternyata dari kota ini, terlahir banyak musisi yang menarik untuk disimak. Yang pertama mungkin The Telephone, salah satu band senior disana yang mengangkat semangat Britania dengan campuran sedikit gazing ringan pada musiknya. Dengan gayanya yang demikian, The Telephone sangat direkomendasikan bagi penggemar Polyester Embassy. Untuk yang lebih kekinian, ada Sad Story on Sunday yang mengangkat genre post-hardcore/post-rock a la Envy. Pula Willy Wonka, unit jangly indie pop yang akan bisa menjadi pilihan baru bagi penggemar Kolibri Rekords yang ingin merasakan aromba jangly indie pop suburban yang sebenar-benarnya.

The Ranjau | Lumajang
Siapa yang mengira bahwa salah satu titisan The Brandals bisa lahir di Lumajang, sebuah Kabupaten di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur? Nyatanya musik yang dimainkan oleh The Ranjau terdengar setara bengalnya dengan yang lahir dari kegelisahan khas urban. Menariknya, mereka juga cukup jenial pada aspek lirikal, bisa dilihat pada diksi Bahasa Indonesia yang cukup canggih, simak saja judul-judul lagunya, “Seorang Kawan Di Milenium Ketiga”, “Kobaran Api Menjadi Lautan” atau “Sumbu Tikai Jantan”, tak hanya Eka Annash, Jimi Multhazam tampaknya harus mulai waspada terhadap mereka.

Grace | Tulungagung
Masuk akal rasanya untuk menemukan musik seperti yang dimainkan Grace muncul dari terjalnya gunung marmer Tulungagung. Deru crust yang kering dan tajam serta aroma blackened-metal yang kuat menyembul seperti alami menyeruak dari tebing Gunung Wilis yang masih bagian dari Pegunungan Kidul itu. Sambil menerka-nerka, siapa tahu memang ada ritual kultus yang tercecer dari sejarah kota ini yang lumayan gory: seorang anak dikutuk oleh ayahnya menjadi seekor ular, dan kemudian lidahnya dipotong oleh ayahnya sendiri untuk dijadikan tombak sakti. Kurang apalagi?

Violence of Crusade | Kediri
Kediri dikenal sebagai kota penghasil musik deathmetal yang cukup dihormati melalui band-band seperti Killharmonic, juga terakhir Demented Heart yang cukup terdepan pada bidangnya. Predikat ini cukup berpengaruh disana, menghasilkan banyak nama-nama baru yang terus menghidupi genre ini di Kediri. Violence of Crusade adalah salah satu nama yang mengambil arahan yang sedikit berbeda dari apa yang terjadi disana. Memainkan blackened hardcore/punk, Violence adalah sebuah penyegaran yang penting. Terhitung masih cukup muda, mereka telah melahirkan beberapa rilisan yang berkualitas, termasuk album split dengan Avhath dan 6 way split bersama Kelelawar Malam, Godless Symtomps hingga Zoo. Simak juga proyek musik para personilnya, Speedy Gonzales, Seized dan Hantamrata yang masing-masing setara pekat cadasnya.

Limapagi | Pontianak
Jika Bandung punya Tigapagi, ada Limapagi di Pontianak. Basicnya mungkin tak terlalu jauh berbeda, keduanya memainkan musik yang dibangun dari iringan senar dengan vokal maskulin. Menariknya, musik dari Limapagi bisa diputar pada channel soundcloud Bersandar Records, sebuah label Pontianak yang berfokus pada rilisan lokal. Bukti bahwa ada pergerakan anak muda kreatif yang cukup berarti di Pontianak. Pastikan juga untuk singgah ke PTK Distribution untuk mengetahui apa yang sedang berkembang di sisi barat pulau Kalimantan.

Grey | Palembang
Diantara gairah musik metal yang sedang deras melanda anak-anak muda Palembang, tersempil sebuah warna berbeda yang patut untuk dikunjungi ciptanya. Meski sebenarnya Grey juga lahir dari scene metal Palembang (dua dari empat personelnya juga bermain di AUMAN), musik mereka cukup berjarak dari apa yang ada di permukaan scene Palembang. Pada satu album plus atu single yang diposting pada akun bandcamp mereka, ada nuansa indie rock – mellowcore, juga sedikit post-grunge pada tarikan vokalnya. Bayangkan bila tiba-tiba Copeland bernyanyi di pinggir di Sungai Musi dan menampilkan Eddie Vedder yang memakai kaus GERRAM tanpa lengan pada vokal.

Semiotika | Jambi
Coba sebutkan apa yang terbayang ketika mendengar nama Kota Jambi? Kebanyakan dari kita mungkin tak bisa menjawab banyak. Kemunculan Semiotika akan sangat membantu kita untuk mengenal lebih jauh tentang Kota Jambi, sekaligus mengejutkan, karena siapa sangka akan ada band post-rock berkualitas di atas rata-rata bisa muncul dari kota ini? Yang seru adalah Semiotika tampaknya cukup bernas dalam bergerilya, terbukti dengan tur jawa yang mereka gelar beberapa minggu lalu. Dan kerja keras mereka tampak terbukti tuahnya ketika beberapa waktu kemudian, Under The Big Bright Yellow Sun, band post-rock Bandung mengunjungi Jambi untuk bermain bersama Semiotika.

Beetleflux | Medan
Memasukkan Medan pada list ini sebenarnya agak kurang tepat, karena nyatanya Medan adalah salah satu kota dengan sejarah besar di Indonesia. Tapi dengan fokus berita musik lokal yang selalu terfokus pada Jakarta, Bandung dan seputaran pulau Jawa, masih sangat minim bahasan tentang kota ini. Beetleflux adalah salah satu yang terlewat dari model radar usang tersebut. Satu EP yang telah dirilis dalam bentuk kaset oleh Etalase Records (label berbasis Jakarta yang sejauh ini menaungi dua band asal Medan, Beetleflux dan Pijar) bisa diputar untuk menjajal dingin musik bersimbah delay & reverb ala kota Medan. Dua lagu terakhir yang mereka unggah pada akun soundcloud menunjukkan mereka terus berkembang secara musikal dan memiliki apa yang dibutuhkan secara materi lagu untuk menjadi salah satu nama penting di genre shoegaze lokal. Jikalau mereka sedang menggarap album, akan sangat ditunggu kedatangannya. Oiya, disamping Beetleflux, masih dari sisi utara Pulau Sumatra, ada juga Hello Benji and The Cobra yang sangat direkomendasikan bagi yang penasaran dengan seperti apa psikedelia yang lahir dari seputaran Danau Toba.

“Sinar dari Luar Kota Besar” ditulis oleh:

Muhammad Hilmi
Managing editor and ace journalist at Whiteboard Journal. His passion in music and the arts inspired him to be involved in multiple creative projects, including his own publication and record label.whiteboardjournal, logo