Jelajah Grafis dalam Sejarah

15.02.16

Jelajah Grafis dalam Sejarah

Ulasan Buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia

by Ken Jenie

 

Dalam kata sambutan yang disampaikan Hanny Kardinata pada peluncuran buku “Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia”, ada kesadaran yang cukup kuat mengenai fungsi pengarsipan yang dijadikan tujuan utama. Berangkat dari kegelisahan akan semakin buramnya pengetahuan mengenai akar dari perkembangan desain di Indonesia, inisiatif penulisan buku ini kemudian tumbuh. Dirancang dari tahun 2012 dengan materi yang dikumpulkan sedari tahun 1980, buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia (DGIDPDGD) lahir dalam 320 halaman, mencatat dengan runtut riwayat desain grafis dari tempo 1900-an hingga 2010-an yang terbagi menjadi 12 bab periodisasi per dekade. Didalamnya, disandingkan pergerakan grafis nasional pada perjalanan desain global.

Meskipun tidak ada intensi untuk menjadikannya sebagai buku sejarah desain, jelas buku ini tampil sebagai ensiklopedi riwayat yang lengkap tentang lini masa perkembangan kajian desain grafis dunia. Pada setiap periode yang dipisahkan pembatas bab, ditampilkan karya Agra Satria, Albert Tejasukmana, Andi Rahmat, Bambang Widodo, Eka Sofyan Rizal, Januar Rianto, Listya Amelia, Nigel Sielegar, Sandy Karman, Tatiana Romanova Surya, Teddy Aang, Yan Mursid hingga John Kudos yang tak hanya berfungsi sebagai penghias visual semata, namun juga merupakan jukstaposisi yang menarik tentang bagaimana para desainer grafis muda memaknai jalannya peradaban pada bidangnya.

Tentu, diantara sedemikian halaman, perhatian utama tertuju pada toreh cipta visual di bumi Indonesia. Dan, disinilah buku ini memainkan peran utamanya. Dicatatkan bagaimana benih-benih gerakan desain grafis lahir dari transformasi bentuk seni rupa klasik dan kemudian berkembang bersama dengan embrio seni rupa kontemporer. Sangat menarik untuk melihat bagaimana Hanny Kardinata dalam buku ini mampu menceritakan sembari menampilkan artefak desain grafis dari dua era kolonialisme, penjajahan Belanda dan Jepang, masing-masing dengan gaya dan pengaruhnya masing-masing. Dimana Belanda membawa dan memperkenalkan perspektif percetakan dan industri periklanan pada pribumi, dan Jepang yang mengangkat fungsi propaganda pada bidang ini. Ditulis oleh Antariksa, peneliti yang juga merupakan salah satu pendiri Kunci Cultural Studies, sebuah buklet yang menjadi bonus dari buku ini, membuka bahasan khusus tentang perkembangan desain grafis Indonesia pada masa pendudukan Jepang dengan gamblang dan komprehensif.

Paruh akhir buku DGIDPDGD berisi perkembangan desain grafis Indonesia pada tahap institusional, dimana bidang ini mulai menjadi bagian dari kajian akademis nasional. Program studi seni dan desain muncul di beberapa kampus, mulai dari negeri hingga swasta, bebarengan dengan kesadaran masyarakat yang meningkat tentang esensi desain dalam aktivitas sosial. Yang selanjutnya juga mendasari tumbuh kembang periklanan modern, pula lahirnya beberapa asosiasi desain yang menandai bagaimana desain telah hidup dan bahkan menjadi bagian dari penghidupan masyarakatnya. Pujian khusus perlu disampaikan pada bagaimana buku ini tak hanya memusatkan perhatian pada sejarah yang bersifat formal dan akademikal, terbukti dengan tampilnya pergerakan desain bawah tanah pada beberapa lembar buku. Seperti tentang momen kelahiran kolektif penerbitan alternatif Taring Padi yang tak luput dari timeline buku.

Ditutup dengan janji yang membahagiakan bahwa DGIDPDGD akan bersambung ke jilid 2, untuk merekam apa yang terjadi pada dunia desain lokal dan global setelah tahun 2010, sejatinya buku ini telah mengambil posisi yang lebih dari sekedar jalinan kertas yang dijilid menjadi sebuah buku, namun juga perekaman yang kontinyu tentang desain sebagai budaya tersendiri. Hingga jilid kedua buku ini terbit nantinya, akan sangat penting untuk membaca dan menjelajahi kepingan-kepingan sejarah desain yang terabadikan pada buku DGIDPDGD ini, tak hanya bagi mahasiswa/praktisi desain lokal, namun juga bagi siapapun yang memiliki ketertarikan terhadap karya visual dan segala esensinya. Karena bisa jadi, dari halaman-halaman buku ini, nantinya akan lahir karakter desain khas Bangsa Indonesia yang bisa dibanggakan dan menjadi bagian penting pada pusaran desain grafis dunia.

Dapatkan buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia melalui Toko Desain Grafis Indonesia.whiteboardjournal, logo

Tags