Portofolio: Thinking*Room

18.07.16

Portofolio: Thinking*Room

Menjawab Tantangan Industri Desain Grafis

by Febrina Anindita

 

Bagaimana awal mula dibentuknya Thinking*Room?

Thinking*Room dibentuk pada pertengahan 2005, berangkat dari rasa kekecewaan dan minimnya apresiasi publik terhadap industri desain grafis di Indonesia. Pada saat itu kami juga percaya bahwa desain grafis adalah hal yang perlu diperjuangkan.

Apa karakter yang ingin dimunculkan pada karya Thinking*Room?

Tidak ada karakter khusus yang sengaja ingin kami munculkan pada karya kami. Kami selalu menjadikan basic fundamental desain grafis sebagai pegangan dalam berkarya.

Apakah ada karya yang bisa menjadi representasi karakter Thinking*Room, baik secara idealisme maupun komersil?

Hampir semua karya kami membentuk karakter Thinking*Room hingga saat ini.

Bagaimana pendekatan dan proses Thinking*Room terhadap pengerjaan setiap proyek?

Proses dan metode desain yang kami gunakan untuk setiap proyek memiliki kesamaan. Apapun bentuk proyek tersebut, kami selalu memiliki tendensi untuk mendorong batas sejauh mungkin. Ketika kami memiliki ide, biasanya kami mencoba untuk mencari cara terbaik untuk mengeksekusinya, walau kami biasanya tidak tahu seperti apa hasil akhirnya. Tapi, kami pikir itulah letak excitement dari sebuah proses desain.

Bagaimana Thinking*Room memposisikan idealisme dalam proyek-proyek komersil?

Kami percaya idealisme dapat diperoleh berdasarkan seberapa besar nilai yang dimiliki seorang desainer grafis di mata publik dan klien.

Bagaimana tata manajerial Thinking*Room dalam mengelola tiap personil desainer grafis?

Cukup standar. Masing-masing desainer di studio kami dibiasakan untuk bertanggung jawab atas sebuah proyek dari A-Z.

Bagaimana Thinking*Room memposisikan esensi karya desain grafis dalam masyarakat?

Sebuah karya desain grafis harus memiliki dasar disiplin desain grafis itu sendiri. Ia harus dapat berkomunikasi, menyampaikan pesan dan ide ke dalam output entah itu yang sifatnya kompleks atau sederhana dan harus memiliki nilai estetika secara desain itu sendiri. Kira-kira itu cara kami memposisikannya.

Bagaimana pengalaman Thinking*Room dalam menjadi bagian dari industri desain grafis di Indonesia?

Kami masih berusaha untuk memberikan yang terbaik di skena desain grafis Indonesia.whiteboardjournal, logo

Tags