Penampilan Protomartyr di Jakarta Menjadi Acara Pembuka Setelah Libur Panjang

Music
24.06.18

Penampilan Protomartyr di Jakarta Menjadi Acara Pembuka Setelah Libur Panjang

Protomartyr menggelar konser di Jakarta, menampilkan set tight dan apik.

by Amelia Vindy

 

Foto: Damar Anjar

Dua tahun terakhir, 630 Recordings nampak aktif dan terus menebalkan eksistensinya dengan rutin membuat acara musik alternatif, kolaborasi serta mendatangkan deretan musisi-musisi internasional kenamaan. Setelah memboyong Magrudergrind, Nothing, Turnover, Fazerdaze dan A Place to Bury Strangers (APTBS), kini bersama Winona Tapes – record label asal Jakarta, turut mengundang art punk band asal Detroit, Protomartyr untuk menyambangi Jakarta.

Meskipun jatuh pada hari Kamis (21/06), namun hal tersebut tidak lantas membuat acara yang diselenggarakan oleh 630 Recordings dan Winona Tapes ini sepi penonton. Acara dibuka oleh penampilan dari Crayola Eyes, yang turut menjadi gig perdana mereka setelah merilis rilisan fisik pertamanya. Berbentuk 7”, Crayola Eyes merilis 2 lagu berjudul “Oscillation” dan “Crayola Eyes” yang juga dimainkan pada setnya malam itu. Setelah ber-rock & roll ria, The Porno mengisi panggung dan melanjutkan jalan acara dengan menampilkan format dan formasi baru. Dengan bergabungnya Wing Narada (Maverick) pada synth, kini sound The Porno makin kental dengan vibe darkwave dan terasa lebih pop. Meskipun penampilan perdana mereka cukup mencuri perhatian, rasanya The Porno masih butuh beradaptasi dengan kehadiran instrumen baru tersebut – mengingat, mereka sempat mendapat kendala teknis pada instrumen yang Wing mainkan, hingga harus mengulang lagu yang dibawakan.

Selesai dengan set The Porno, tidak perlu menunggu lama untuk akhirnya menyaksikan penampilan penutup dari Protomartyr yang merupakan highlight pada malam hari itu. “My Children” menjadi lagu pembuka yang dimainkan oleh mereka pada setnya, yang diikuti sambutan meriah oleh para penonton. Tanpa basa-basi, Joe dan kawan-kawan menampilkan satu persatu lagu terbaiknya , dan sesekali menyapa penonton untuk berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Meskipun bermandikan keringat, band asal Detroit ini berhasil membawakan total 16 lagu dengan sangat maksimal dan membuktikan kualitas yang mereka punya lewat permainan yang sangat apik dan tight. Hal tersebut terbukti dari bagaimana antusias para pononton yang tiada henti mengoyangkan kepala mereka dan sing along seperti pada lagu “Wheel of Fortune” dan “Private Understanding”.

Dengan kedatangan Protomartyr ke Jakarta seharusnya tidak berhenti hanya menjadi portofolio bagi sang penyelenggara, namun juga mampu mendatangkan inspirasi dan menambah referensi dalam bermusik. Dan akan lebih menyenangkan, apabila acara serupa dengan nama-nama lainnya bisa hadir di kota-kota lain, untuk memperluas pengalaman penikmat juga pelaku musik Tanah Air. whiteboardjournal, logo