Narasi dalam Ilustrasi bersama Jean-Marc Rochette

25.11.15

Narasi dalam Ilustrasi bersama Jean-Marc Rochette

Ken Jenie (K) berbincang dengan ilustrator dan pelukis Jean-Marc Rochette (J).

by Ken Jenie

 

K

Anda mempelajari seni ilustrasi komik secara otodidak. Apakah boleh diceritakan bagaimana awal ketertarikan Anda terhadap bidang seni ini?

J

Paman saya adalah seorang koki yang sangat senang dalam mendalami seni. Seni selalu menjadi topik percakapan di keluarga saya. Lama-lama, seni menjadi topik yang semakin serius dalam pembicaraan kami. Saat masih kecil, saya sudah tertarik dengan seni dan sering mengunjungi galeri dan museum – di daerah dimana saya dibesarkan, ada museum dengan koleksi seni kontemporer yang sangat besar. Setiap hari rabu saya pergi jalan-jalan ke museum.

K

Kapan Anda mulai tertarik dengan seni lukis dan ilustrasi komik?

J

Saya mulai menggambar saat saya mulai tertarik dengan seni, dan ternyata karya saya tidak jelek.

Mengenai ilustrasi komik, di kota saya (Grenoble) ada seorang publisher yang sangat terkenal. Publisher tersebut memiliki sebuah majalah, dan saya mulai menggambar di majalah itu. Di Perancis ada sebuah majalah nasional bernama Actuel, yang bisa dibandingkan dengan majalah Rolling Stone, dan mereka mengundang saya untuk berkarya untuk mereka pada tahun 1977, saat itu saya masih berusia 20 atau 21 tahun.

K

Mengenai Snowpiercer, dalam sebuah diskusi Anda bercerita bahwa sebelum Jacques Lob (penulis naskah Snowpiercer) bekerja dengan Anda, awalnya konsep cerita Snowpiercer adalah sebuah cerita dongeng. Apakah bisa diceritakan mengenai konsep Snowpiercer sebelum Anda terlibat di dalamnya?

J

Saat Jacques Lob pertama mengarang cerita Snowpiercer, dia mengusulkan kepada Alexi [nama asli: Dominique Vallet, ilustrator pertama Snowpiercer yang meninggal di umur 31, ditengah pengerjaan Snowpiercer] sebuah cerita mengenai dunia salju dan orang-orang yang tinggal di dalam kereta. Banyak elemen yang fantasi/dongeng di dalam ceritanya. Contohnya ada tokoh anjing raksasa seperti Chewbaca yang tinggal di dalam keretanya. Konsep cerita Snowpiercer-pun tidak se-muram hasil akhirnya – sama sekali tidak terbayang bahwa nantinya aksi kanibalisme akan menjadi bagian dari ide cerita pertama diusulkan. Jadi memang idenya sudah terbentuk, tetapi dengan konsep cerita yang lebih lembut.

K

Apakah cerita awal ini lebih ditujukan kepada anak-anak?

J

Ceritanya lebih ditujukan kepada remaja.

K

Elemen dari Snowpiercer yang sering dibahas adalah tema ketidakadilan antar kelas, sebuah tema yang sangat universal dan membuat cerita Snowpiercer terus relevan bahkan hingga masa 30 tahun setelah pertama diterbitkan. Pada sebuah diskusi di Singapore Writers Festival, Anda berkata bahwa yang terjadi di benua Eropa semakin mirip dengan cerita Snowpiercer. Apakah Anda bisa bercerita mengenai pengamatan Anda tersebut?

J

Mungkin bukan hanya Eropa, saya bisa menyatakan bahwa ketidakadilan semakin sering terjadi di seluruh dunia. Perbedaan antar kelas menjadi semakin jelas di dunia. Contohnya, di negara Sudan Anda bisa melihat perempuan memasak kue dari tanah, dimana 4 jam perjalanan pesawat dari sana, Anda akan sampai Monaco, sebuah tempat yang penuh dengan kekayaan. Di antara perbedaan jarak dan waktu yang cukup dekat, terlihat ketimpangan sosial yang cukup kontras.

Kereta Snowpiercer adalah metafora untuk dunia yang kita tinggali. Kita berada pada sebuah planet yang dikelilingi oleh kegelapan, sebuah ruang sempit dimana kita terus melakukan hal-hal yang tidak memiliki esensi.

K

Pada buku Snowpiercer jilid 1 dan 2, saya melihat bahwa nuansa ceritanya sangat nihilistik dan muram. Apakah cerita-cerita Snowpiercer mencerminkan perspektif Jean-Marc Rochette mengenai dunia?

J

Perspektif saya mengenai dunia adalah seperti ini: kita tinggal di tempat dengan ruang terbatas, dengan energi yang terbatas, dan kita terlalu banyak menghisap energi dari ruang ini. Bagaikan kutu menghisap darah binatang. Kita hidup dengan cara-cara yang tidak memperhatikan keberkesinambungan alam semesta. Tinggal menunggu waktu saja, kapan kita akan merasakan akibat keterlaluan kita.

Di Perancis, salah satu solusi yang kita temukan pada tahun 1970-an adalah tenaga nuklir. Kalau kita terus membuat keputusan-keputusan seperti ini saya akan menjadi seorang pesimis. Menurut saya, yang kita harus lakukan adalah memperlambat kecepatan kita dalam sehari-hari.

Mungkin kita juga perlu untuk menjadi lebih radikal. Di akhir chapter ke-empat pada buku Snowpiercer, solusi yang dilakukan adalah sesuatu yang radikal, mereka balik ke jaman batu dan mulai lagi dari awal – tetapi dengan lebih banyak kebahagiaan di dalamnya (tertawa).

K

Di sebuah wawancara bersama HeroComplex, Anda bercerita bahwa di saat pembuatan Snowpiercer yang pertama, Anda dan Jacques Lob tidak terlalu memikirkan isu politik selain topik yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Dan bagaimana setelah membaca Snowpiercer yang sudah selesai, baru Anda melihat bagaimana porsi politik cukup besar di dalam bukunya. Apakah di episode Snowpiercer selanjutnya, akan muncul kesadaraan politik yang lebih besar yang di dalam komiknya?

J

Untuk Snowpiercer kedua, saya mengajukan sebuah topik kepada Benjamin Legrand, penulis naskahnya. Pertanyaan saya adalah bagaimana cara untuk menjadi pemimpin yang menggunakan rasa takut dan bohong dalam kebijaksanaannya. Pada edisi ketiga, topik yang kami angkat adalah memimpin dengan harapan disaat yang tersisa hanya rasa hormat. Yang keempat kami mendiskusikan sebuah dunia baru yang terlihat sebagai surga.

K

Anda juga pernah berkata bahwa setiap buku Snowpiercer mencerminkan keadaan dunia di masa pembuatan buku. Sejauh ini, saya hanya membaca sampai jilid kedua karena baru dua jilid itu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam episode kedua, sepertinya agama menjadi topik yang sangat menonjol.

J

Itu adalah ide dari Benjamin Legrand. Dia mengambil sebuah ide dari Jacques Lob yang muncul di Snowpiercer yang pertama, Legrand menjadikan ide ini sebagai sebuah karikatur tentang agama. Di saat pembuatan buku ini, saya tidak sadar bahwa agama akan menjadi isu yang sangat hangat di dunia – pada saat kami membuat Snowpiercer 2 kami hanya membuat sebuah “karikatur”. Sekarang media Perancis membahas dan menganalisa apa yang dikatakan oleh Paus – saya tidak bisa menebak bahwa ini akan terjadi, saya kira isu ini [agama] akan menghilang sejalan waktu.

K

Jadi menurut Anda, sekarang ini agama menjadi topik yang semakin relevan dalam bahasan dan masalah keseharian?

J

Betul. Di Perancis, fondasi agama sekarang telah menjadi semakin kuat, dan saat satu agama menjadi lebih kuat dan dikenal, contohnya sekarang ini adalah agama Islam, maka keyakinan/agama yang lain akan menjadi semakin kuat pula. Kekuatan oposisi juga akan menguat.

K

Menurut Anda, apa peran seni di masyarakat? Apakah seperti cerita pada Snowpiercer, dimana seni merupakan tanggapan terhadap hal-hal yang terjadi di masyarakat?

J

Berseni dan berburu adalah dua aktifitas tertua dalam sejarah manusia. Saya baru datang dari Ardeche, sebuah lembah di Selatan Perancis. Di Ardeche ada sebuah gua dengan gambar-gambar berusia 35,000 tahun – dan cara mereka menggambar sama seperti yang saya saya di jaman sekarang. Seni di gua tersebut menggambarkan kegiatan makan, seks, dan berburu. Bagi saya, tujuan utama seorang seniman sejati adalah untuk membahas keindahan, dan mungkin juga untuk memperingatkan mengenai bahaya yang bisa terjadi.

K

Karya Anda sangat terpengaruh oleh ilustrator komik Amerika Serikat seperti Robert Crumb dan Richard Corben. Anda juga pernah berkata bahwa mereka sebagai seniman sangat menghormati audiens mereka. Bagaimana menurut Anda supaya seorang komikus mampu menunjukkan rasa hormat kepada pembaca?

J

Untuk memberi penghormatan kepada pembaca, yang pertama adalah untuk bekerja dengan baik dan benar supaya karya kita bisa dimengerti. Buatlah cerita yang bagus, yang layak dibaca, yang tidak menganggap publik bodoh. Dan meskipun mereka menyukai karakter-karakter dengan mata besar yang biru, dan karakter yang lucu – jangan menggambar dengan gaya ini. Tugas seorang komikus adalah memiliki kesadaran bahwa publik mengerti bahwa Brahm dan Goya adalah seniman-seniman yang hebat – bagi saya, seorang seniman tak perlu menurunkan standar pemikiran bahwa pembaca hanya bisa mengerti standar level yang rendah. Buatlah sesuatu yang gampang dibaca dan aksesibel tanpa harus menurunkan standar.

K

Sekarang ini, banyak sekali film yang mengadaptasi cerita dari buku komik. Apakah ini berarti bahwa ketertarikan orang terhadap novel grafis sedang meningkat?

J

Memang banyak novel grafis yang sedang diangkat menjadi film. Marvel pun melakukannya, tetapi ada juga yang mengangkat kisah dari novel grafis yang tidak terlalu populer. Komik atau novel grafis adalah medium yang memberi pembuatnya ruang untuk bereksperimen tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Ini bisa dilihat dari jumlah terbitan buku komik yang sangat besar. Saya merasa bahwa saat ini genre buku komik sedang terlahir lagi. Sedang banyak ilustrator dari penjuru dunia yang menghasilkan karya dalam bentuk buku komik.

Film dan buku komik lahir di waktu yang berdekatan – di tahun 1910. Kedua medium ini memakai prinsip narasi yang sama, ada sebuah hubungan yang erat pada cara medium-medium ini menuturkan kisahnya.

K

Di dalam diskusi di Singapore Writers Festival, Anda berkata bahwa Anda menahan diri/menentang karya Anda untuk diubah menjadi format komik digital karena mereka tidak bisa merepresentasikan teknik gambar Anda. Apa sebenarnya kekurangan komik digital menurut Anda?

J

Mungkin saya salah, tetapi menurut saya, ada sebuah keindahan tersendiri pada sebuah buku. Ada sebuah ekspresi di Perancis, ‘di tangan,’ yaitu rasa beratnya sebuah buku di tangan. Ada rasa hormat, sensasi membalik halaman, juga tentang berat sebuah buku di genggaman. Ada elemen yang mirip dengan restoran fast food dalam medium komik digital – konsumsi cepat – yang tidak seindah pengalaman pada sebuah buku fisik. Saya tidak menggambar untuk konsumsi yang cepat seperti ini. Saya mengenal ilustrator yang membuat komik digital, dan teknik yang mereka pakai memang sengaja untuk model konsumsi secara digital. Saya bekerja dengan ritme yang berbeda, ritme yang sesuai dengan tempo membalikkan halaman.

K

Anda juga seorang pelukis, dan kalau tidak salah Anda baru saja membuat sebuah pameran di tahun 2014, tetapi di situs Anda, lukisan terakhir yang ditampilkan dibuat pada tahun 2011.

J

Iya betul, saya memang sudah tidak pernah mengupdate situs saya (tertawa). Sebenarnya, ada lebih banyak lagi eksibisi yang tidak saya tampilkan di situs saya.

K

Banyak dari lukisan Anda yang terdiri dari abstraksi mengenai pemandangan alam. Menurut saya, karya tersebut sangat beda dengan gaya ilustrasi komik, dimana lukisan Anda bersifat lebih statis dan menggambarkan suatu tempat, sedangkan pada pengerjaan komik ilustrasi Anda sangat dinamis dan terasa banyak pergerakan. Bagaimana sebenarnya pendekatan Anda ketika melukis?

J

Untuk saya, seni adalah karya yang menggambarkan objek mati, seperti sebuah gunung. Saya cinta dengan pegunungan, saya dulu sering mendaki gudung, saya senang dengan strukturnya yang hidup tetapi statis. Saya senang perasaan dimana saya seolah ‘membekukan’ sebuah pergerakan untuk menikmati keindahannya.

K

Apakah anda selalu menggambarkan alam?

J

Tidak. Di awal melukis, saya mengalami kesulitan. Diperlukan pandangan personal mengenai dunia yang jelas untuk bisa melukis. Untuk melukis, orang perlu mengalami sebuah “pembangkitan” supaya visi yang jelas ini akan datang. Sebelumnya, lukisan saya sangat abu-abu, sangat statis. Tetapi seiring jalannya usia, dimana saya semakin menua, semakin saya berkembang, umur saya bertambah, semakin saya melihat dunia, saya semakin ingin menggambarkan irama dan gerakan dunia. Lukisan pemandangan tidak pernah memiliki kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan.

Contohnya, sebuah awan di belakang gunung tidak akan pernah berpikir “oh, saya akan geser ke kiri atau ke kanan untuk terlihat lebih baik.” Awan itu ada ditempatnya secara alami dan itu adalah sebuah keindahan alam. Saya berusaha memahami tentang bagaimana semua elemen yang hidup dan bergerak dalam waktu yang sama mampu menciptakan keharmonisan secara kesuluruhan.

K

Apakah ini berarti bahwa saat anda melukis, anda berusaha menggambarkan kesempurnaan alam?

J

Paling tidak, saya ingin menggambarkan dinamika dan komposisi alam yang harmonis. Saya sangat senang dengan lukisan Cina karena pelukisnya harus percaya diri dengan gestur kuasnya, dan bagaimana pelukisnya harus menarik dirinya dari perspektif seorang manusia dan menjadi sebagian dari alam yang ia lukis.

Bagi saya, masalahnya saya melukis dengan cat minyak dan pelukis Cina memakai tinta. Tinta mengering sangat cepat, sedangkan cat minyak membutuhkan waktu untuk mengering dan ini membuat sebuah tantangan yang sangat besar saat melukis.

K

Kalau tidak salah anda juga memakai cat air?

J

Betul, tetapi saya lebih sering melukis dengan cat minyak.

K

Proyek-proyek apa yang kami bisa tunggu dari Jean-Marc Rochette? yang saya tahu, buku Snowpiercer ke empat baru diterbitkan di Perancis.

J

Selain buku Snowpiercer, saya akan membuat karya mengenai pengalaman saya sebagai pendaki gunung dalam bentuk dokumenter (bukan film). Saya juga sedang mengarang cerita mengenai dematerialisasi kenyataan.

K

Terima kasih banyak untuk wawancara ini.

J

Sama-sama.


Terima kasih banyak kepada Singapore Writers Festival yang membuat sesi wawancara ini terjadi, dan kepada Vanessa Barros dari Cultural Intelligence yang membantu kami sebagai penerjemah wawancara ini.whiteboardjournal, logo