The Sastro Gelar Konser dan Rilis Format Piringan Hitam untuk Rayakan 10 Tahun Album Vol.1

08.10.15

The Sastro Gelar Konser dan Rilis Format Piringan Hitam untuk Rayakan 10 Tahun Album Vol.1

by Muhammad Hilmi

 

Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, dibulan Oktober 15 tahun lalu di sebuah acara tahunan anak-anak seni rupa IKJ (Institut Kesenian Jakarta) yang bernama “Oktaria” band ini lahir karena keempat orang ini tertinggal rombongan kloter awal, Ary Buy harus mengurus perpindahan jurusan dari Desain Interior ke Desain Grafis, Ritchie & Rege “literally” ga kebagian tempat duduk dan ketinggalan truk tronton, Sastro sibuk dengan kegiatannya di studio grafis murni. Dalam hitungan 2 hari lagu “Lari 100”, “Kaktus” dan “Penyair” menjadi 3 lagu pertama yang dibawakan live diatas panggung, waktu itu studio Armada di bilangan Senen jadi saksi bisunya.

Perlu waktu 5 tahun sampai akhirnya band ini merilis album pertamanya, selain EP dan Single kecil dengan kuantiti sangat sedikit dan dijual hand-to-hand. The Sastro akhirnya merilis album Vol. 1 setelah kerja keras 3 tahun di studio kamarnya Angga (Frontman Ramayana Soul, Gitaris Pestol Aer, Additional Player The Sastro) dan album ini adalah rilisan pertama dari Kenanga Records, sebuah label indie yang berhasil mengarsipkan scene musik Jakarta era Parc melalui album kompilasi “Thusrday Riot”. Album Vol. 1 ini dirilis dibulan April 2005 dengan menggelar konser di Parc.

Desember 2014, Agus dari Majemuk Records mengontak kami karena ingin merilis ulang album ini dalam format piringan hitam, tujuannya adalah untuk merayakan 10 tahun album vol. 1 tepat di bulan April berbarengan dengan acara Record Store Day. Dilihat dari timeline sangat memungkinkan sekali, tetapi takdir berkata lain, paket yang dikirimkan bersama piringan hitam The Milo dari Perancis tempat kami mereplikasi piringan hitam ini nyasar ke India, entah kenapa hanya paket piringan hitam kami yang hinggap ke India, perlu waktu 1 bulanan untuk jasa logistik kami bisa menemukan keberadaan paket kami tersebut, lalu paket piringan hitam tersebut sampai di Jakarta 2 bulan setelah acara Record Store Day, dan acara konser ini pun kami buat.

Piringan Hitam The Sastro album Vol. 1 rencananya akan dijual terbatas sebanyak 200pcs dengan harga Rp. 350.000,-. Jumlah piringan hitam ini direncanakan dirilis sebanyak 300pcs, kami mendapatkan sekitar 100-an pcs melengkung/rusak karena menurut laporan logistik paket ini tidak mendapatkan perawatan yang layak selama terdampar di India.

Acara ini akan diramaikan oleh teman-teman dekat kami seperti, Ramayana Soul, Band ini adalah bandnya Angga, dia adalah salah satu orang yang berjasa The Sastro bisa merampungkan album Vol. 1. Seaside, Andi Hans membuat band ini dan merilis albumnya bersama Anoa Records label yang di co-founding oleh Ritchie salah satu personil The Sastro. Davkillz a.k.a David Tarigan, dia adalah founder dari Iramanusantara.org, penggerak scene musik Jakarta dan David yang mengajak kami bisa ikutan di album kompilasi bersejarah dari Aksara Records, JKT:SKRG. BolsQ, Skater pro lokal teman nongkrong di IKJ, selalu jadi MC untuk meramaikan suasana dipercaya number one fans The Sastro se-Jakarta, Peterlovefuzz a.k.a Peter Walandouw dan Aruca a.k.a Andri K Rahadi, duo co-founder Anoa Records yang membuat rilisan digital The Sastro Vol. 1 dalam format Kartu Download Digital (akan dijual saat acara juga).

Berlokasi di Yesterday Lounge, sebuah tempat menyenangkan di Antasari, Jakarta Selatan, Acara ini diadakan pada tanggal 11 Oktober 2015, dan direncanakan tiket box dibuka pukul 6 sore berbarengan dengan dibukanya booth penjualan piringan hitam Vol. 1 dan Merchandise, signing session akan dilakukan sebelum konser dimulai. Untuk mensupport acara ini diharapkan teman-teman bisa membeli tiket FDC seharga Rp. 50.000,- atau cukup membeli salah satu produk dari The Sastro yang akan dijual seperti; piringan hitam, t-shirt dan DDV (kartu download digital).

See you soon!

Cheers,
Ritchie Ned Hansel
On behalf of The Sastrowhiteboardjournal, logo