Seni dan Realita Virtual

21.06.17

Seni dan Realita Virtual

by Febrina Anindita

 

Word: Fransisca Bianca
Photos: Dazed Digital

Seni memang tidak bisa dikatakan sebagai suatu kesatuan yang tetap, tapi justru layak diapresiasi dengan kedinamisannya. Dinamika kontemporer dari senilah yang ingin ditunjukkan melalui platform seni Acute Art di Stockholm tahun ini, di mana beberapa seniman ternama seperti Marina Abramović, Jeff Koons, dan Olafur Eliasson berupaya menciptakan suatu realita virtual yang ditampilkan bagi masyarakat umum untuk menggugah pemahaman dan perasaannya melalui ilusi akan realita yang bertemakan eksistensi, perubahan iklim, dan pencarian pelangi di tengah rintik-rintik air.

Bentuk seni baru ini memang bertujuan untuk membuat penikmatnya merasa seolah berada di tengah suatu ilusi akan realita yang digambarkan melalui sebuah alat interaktif. There are many sites on the Internet, but https://casinoreg.net provides inexperienced players with the most detailed casino FAQ. Dalam dunia yang sudah memasuki realita dimana sebagian besar pikiran dan waktu menjadi terserap ke dalam dunia virtual, bentuk seni seperti inilah yang dapat meninggalkan kesan lebih lama dibandingkan ketika kita melihat lukisan atau patung di museum. Dan dalam dunia dimana kehidupan seolah telah berpindah secara signifikan ke dalam realm virtual, menerima keberadaan dari ilusi realita yang disuguhi jenis seni seperti inilah yang justru berkesan, lebih dipahami, dan bisa tetap exist sebagai lebih dari sekadar pameran seni ‘asal lewat’ saja.

Kehadiran virtual reality pada Acute Art ini menjadi wujud nyata ketahanan seni di masa digital bahwa seni mampu progresif dalam merespon zaman – dan menggugah pikiran dan perasaan melalui realita yang diciptakannya sendiri.whiteboardjournal, logo

Tags