06.09.17

Orc

by Febrina Anindita

 

Teks: Bintang Adinugroho
Foto: Castle Face Records

Band pegangan John Dwyer, Oh Sees, terkenal karena konsep band tersebut yang tidak pernah konsisten. Sebelum ini, band alternative rock ini dikenal dengan nama Thee Oh Sees, OCS, Orinoka Crash Suite dan Orange County Sound. Selain itu dalam segi suara juga tidak pernah menemukan titik fokus. Musik Oh Sees beragam dari psychedelic rock 60-an hingga post-punk 80-an, berevolusi bolak-balik selama 20 tahun berdiri. Memang sebenarnya di balik tidak adanya konsistensi dari band ini, terdapat unsur kreativitas dan adaptasi. Tetapi untuk menentukan apakah Oh Sees sebenarnya tidak konsisten atau malah inovatif tetap tergantung pada setiap opini pendengarnya.

Apapun kebenarannya, sepertinya pada album terbarunya Oh Sees lebih mengarah ke jalan yang inovatif. Berjudul Orc, album ini menunjukan lagi-lagi sebuah petualangan sonik dari John Dwyer dan teman-teman. Dengan menggunakan dua drummer, seorang bassist, serta John Dwyer sendiri yang memegang gitar dan mic, Oh Sees seperti ingin menggapai nuansa-nuansa baru.

Perjalanan mereka dibuka dengan “The Static God”, sebuah track yang meledak di hadapan para pendengarnya dengan musiknya yang cepat dan agresif. Musik garage-punk yang garang bersama vokal Dwyer yang menakutkan bekerja sama dengan baik, tetapi chorus beserta build-up-nya bisa dibilang bagian terbaik dari lagu ini, membawa musiknya melayang sejenak setiap kali chorus dinyanyikan.

“Animated Violence” mungkin track yang paling menarik didalam Orc, di mana Oh Sees membawakan musik berat yang terinspirasi dari heavy metal tahun 80-an. Dari vokal Dwyer yang dimirip-miripkan dengan stereotip vokalis glam-rock pada saat itu, serta outro yang diisi dengan teriakan-teriakan genit ala KISS. Outro ‘genit’ itu akan kemudian disambungkan dengan track selanjutnya, sebuah track berdurasi sekitar 8 menit yang epik berjudul “Keys to The Castle.”

Setelah “Keys to The Castle”, Orc baru memulai menunjukan wajah barunya. Dengan track “Cadaver Dog” dan “Paranoise”, Oh Sees mencoba untuk menggapai musik yang lebih santai dan istirahat dari musik biasa mereka. Musik yang dibawakan mulai memelan dan melemah, tetapi tetap membawa suasana rock yang kental. Contoh terbaiknya seperti di lagu “Drowning Beast”, di mana tempo yang cepat bagai serigala mereka tukar dengan riff gitar dan drum yang pelan dan berat bagai gajah.

Perubahan memang selalu menyulut sebuah diskusi, dan untuk sebuah grup band perubahan mempunyai konsekuensi yang tidak sedikit. Tetapi Orc menunjukan bahwa sebuah perubahan tidak selalu berbahaya, memberikan hasil yang bisa dinikmati oleh penggemar lama dan juga yang baru. Kesimpulannya, John Dwyer dan kawan-kawan lagi-lagi berhasil membuktikan bahwa berubah bukanlah hal buruk, mau itu dalam skala besar seperti perubahan suara atau hal minor seperti berubah nama.whiteboardjournal, logo