Gimme 5: Adhyatmika

15.09.17

Gimme 5: Adhyatmika

by Febrina Anindita

 

Adhyatmika alias Mika adalah filmmaker lokal yang telah menghasilkan beberapa film pendek, salah satunya adalah “Masih Belajar.” Film ini menjadi salah satu dari enam pemenang kompetisi tahunan Democracy Video Challenge (DVC), di Amerika Serikat pada 2010. Terlepas dari kecintaannya terhadap film; baik membuat maupun menonton, musik menjadi hal kedua yang ia nikmati, terutama The Beatles. Cek 5 lagu The Beatles pilihannya pada episode Gimme 5 kali ini!

Rain
Pada tahun 1966, generasi Bunga belumlah dimulai, dan generasi baby boomer baru mencoba-coba marijuana. John Lennon dan Paul McCartney bertaruh untuk membuat lagu dengan komposisi sekompleks mungkin dengan chord seminim mungkin. Paul menulis Paperback Writer, John menulis lagu ini, Rain. Inovasi The Beatles dimulai dari era ini, eksperimentasi teknik perekaman, pengunaan efek backward, hingga penggunakan video sebagai media promosi 20 tahun sebelum MTV lahir!

Musisi britpop berutang budi pada lagu ini. Selipkan Rain di mixtape yang berisi “Live Forever,” “High and Dry,” atau “Bittersweet Symphony,” Anda tidak akan menyangka Rain berumur 30 tahun lebih tua. Kegemaran Liam Gallagher menyanyikan lirik “shiiinee” bisa jadi dimulai karena lagu ini. Dan, tolong, dengarkan suara bass-nya. Menggangap Paul Mccartney hanya seorang penulis lagu cengeng adalah sebuah penghinaan yang hakiki. Oh ya, Ringo memilih Rain sebagai permainan drum terbaiknya!

Hey Bulldog
Proto-punk, proto-grunge, sebelum proto-proto lainnya, The Beatles menaikan volume amplifier ke angka 11 dan menghasilkan bunyi distorsi yang lazim kita dengar di skena Seattle tahun 90-an, bahkan Dave Grohl sendiri pernah cover lagu ini.

Band yang lebih medioker mungkin akan mencari ketenaran dengan model lagu seperti ini, tapi bagi The Beatles, Hey Bulldog hanyalah project iseng di studio. John iseng memainkan riff di piano, Paul iseng mengguguk ketika sesi rekaman, dan George iseng mengotak-atik fuzz box untuk menghasilkan distorsi gitar yang menjadi pondasi bagi banyak genre musik di kemudian hari. Mungkin itu sisi terbaik tentang lagu ini, dan mungkin juga tentang perjalanan The Beatles secara keseluruhan. Eksperimentasi. Untuk apa membuat sesuatu yang sudah pernah kita buat sebelumnya?

Norwegian Wood
The Beatles mulai beranjak tua, merefleksikan ketenaran dan mencari arti kehidupan. Mereka muak menjadi ‘boyband’ yang menyanyikan lagu-lagu cinta dan mulai menulis lirik dengan tema serius. John, khususnya, mulai gelisah dengan arti hidup. Melankolis. Pergulatan batin John tercermin di lagu “Nowhere Man” atau “In My Life,” di mana John mencoba menemukan kembali akar masa kecilnya di Liverpool, dan di Norwegian Wood, yang mungkin adalah lagu tentang perselingkuhan paling manis yang pernah diciptakan.

Haruki Murakami menulis sebuah novel yang terinspirasi lagu ini dan menangkap esensi melankolia dengan sempurna. Norwegian Wood mengingatkan Anda pada gengaman tangan seorang wanita disuatu sudut kenangan yang mungkin tak akan pernah anda kunjungi lagi. Seperti rindu, John Lennon menuliskannya dengan sempurna, “I once had a girl.”

I Saw Her Standing There
Sering terdengar di acara reuni orang tua sampai prom night anak SMA yang baru belajar bermain gitar. Beat yang membuat berdansa, lirik tentang menggoda wanita, keriaan masa muda, apa lagi yang Anda cari?

Something
Pattie Boyd pastilah seorang wanita yang cantik jelita. Dua gitaris terhebat sepanjang masa mencoba merebut hatinya dengan menulis dua lagu paling romantis dalam sejarah musik rock. Eric Clapton menulis “Wonderful Tonight’ dan George Harrison menulis “Something.”

George pertama kali bertemu Pattie di lokasi shooting film “A Hard Days Night,” romansa terpercik di antara mereka, dan pada tahun 1966 mereka menikah. Tahun 1977 mereka memutuskan untuk bercerai, dan dua tahun kemudian, Eric Clapton, sahabat baik George, menikah dengan Pattie.

George si pendiam adalah sebuah enigma. Entah apa yang dirasa ketika sahabatnya menikahi mantan istri yang juga dewi inspirasinya. Tapi setidaknya Frank Sinatra, yang sering mengira lagu ini ditulis oleh Lennon – McCartney, mempunyai definisi sempurna tentang lagu ini, “The greatest love song ever written.”whiteboardjournal, logo