Quick Review: Darkness Light Darkness

16.10.17

Quick Review: Darkness Light Darkness

by Febrina Anindita

 

Teks: Bintang Adinugorho
Foto: Fandor

Jan Svankmajer merupakan ahli dalam memberikan kita tontonan stop motion yang aneh dan mengundang mimpi buruk. Dari arsip karya-karya abnormalnya, “Darkness Light Darkness” tetap menjadi yang mungkin saja paling menarik. Seseorang yang terbuat dari tanah liat mendapat musibah yang membuat semua bagian dari dirinya terlepas dan ia mencoba untuk membangun dirinya kembali. Secara ringkas sepertinya itu adalah sebuah cerita animasi yang lucu dan cocok untuk anak-anak, tapi ingat bahwa ini adalah sebuah film karya Svankmajer. Menampilkan adegan-adegan yang menggelikan, menggagetkan, dan surreal, film ini dengan mudah dapat menarik penontonnya.

Animasi pendek ini bermula dengan kedua tangan yang memasuki ruangan kecil dengan dua pintu dan satu jendela, dimana bagian-bagian lain akan kemudian menyusul memasuki ruangan tersebut satu per satu hingga akhirnya kembali lagi menjadi bentuk manusia. Saat akhirnya kembali utuh, sang manusia tanah liat menyadari bahwa ruangan kecil ini tidak muat untuk dirinya dan akhirnya ia terjebak.

Kelebihan terbaik film ini tentu terletak pada animasi tanah liat yang fenomenal. Bagaimana Svankmajer menggambarkan sebuah kepala yang gepeng terjepit atau mungkin sebuah alat kelamin yang mengecil saat disiram air dengan detail yang sangat mengerikan. Film ini serasa mempunyai arti yang lebih dalam dari sekadar komedi absurd. Sayangnya arti itu sangat sulit untuk ditemukan. Walaupun begitu, di balik lelucon-lelucon yang mungkin bisa dibilang ‘berlebihan,’ harus diakui bahwa “Darkness Light Darkness” mengundang tawa dengan komedi gelapnya.

Quick Review Darkness Light Darkness: 3/5

Darkness Light Darkness (1989)
Sutradara: Jan Svankmajer
Sinopsis: Sebuah tubuh manusia pelan-pelan dan dengan humoris menyusun dirinya sendiri, mencari dan menentukan di mana letak setiap bagian.whiteboardjournal, logo