Quick Review: Outer Space

Film
27.11.17

Quick Review: Outer Space

Seorang perempuan memasuki rumahnya. Ketika sampai di kamarnya, visual film mulai pecah menjadi kepingan-kepingan yang bergerak cepat, kasar, dan bising.

by Febrina Anindita

 

Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: Hammer Museum

Lupakan dulu nama sutradara dan tahun pembuatannya. Ketika menonton film pendek ini untuk pertama kali, yang terlintas di benak penonton adalah film avant-garde yang dibuat oleh sutradara satu angkatan dengan Luis Bunuel dan Man Ray di tahun 1920-an. Nyatanya tidak, inilah “Outer Space” oleh Peter Tscherkassky, sutradara yang mengembangkan potensi seluloid ketimbang kemajuan teknologi digital yang ada di akhir 90-an.

Dalam visual hitam putih yang retak, seakan rusak, film ini dimulai dengan penggambaran suatu rumah di malam hari. Seorang perempuan memasuki rumah tersebut, berjalan perlahan ke dalam, menyapa ibunya, lalu menuju kamarnya. Ketika pintu kamar dibuka, visual film mulai pecah menjadi kepingan-kepingan yang bergerak cepat, adegan-adegan mulai bertabrakan, lalu muncul suara-suara teriakan yang kasar.

Di tengah-tengah film, pecahan-pecahan bergerak kian cepat, penonton seakan sedang menyaksikan lukisan ekspresionisme abstrak yang bergerak. Film lalu menampilkan beberapa footage aksi kekerasan, dialog-dialog samar, dan pada akhirnya fokus pada montase wajah sang perempuan.

Peter Tscherkassky dikenal sebagai filmmaker yang berkarya dengan found footage. Terbukti dengan adanya adegan yang ada di film ini merupakan footage dari film horor “The Entity” (1981). Melalui eksperimentasi teknik yang gigih, “Outer Space” pun berhasil menyajikan pengalaman visual yang apik serta bahasa yang berbeda dalam sebuah film.

Satu hal yang menarik adalah bagaimana Peter Tscherkassky mengolah footage film lain untuk membuat sebuah narasi baru bagi filmnya sendiri. Pada akhirnya, film ini membuat penonton bertanya, “Dengan cara apa lagi film bisa dibuat?”

Quick Review Outer Space: 4/5

Outer Space (1999)
Sutradara: Peter Tscherkassky
Sinopsis: Seorang perempuan memasuki rumahnya. Ketika sampai di kamarnya, visual film mulai pecah menjadi kepingan-kepingan yang bergerak cepat, kasar, dan bising. Film ini menyuguhkan pengalaman visual melalui eksplorasi seluloid dan found footage.whiteboardjournal, logo

Tags