Pilih Petualanganmu di Ubud Writers and Readers Festival 2017

Media
24.10.17

Pilih Petualanganmu di Ubud Writers and Readers Festival 2017

Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) kembali hadir dengan mengusung tema “Origins.”

by Febrina Anindita

 

Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: UWRF

Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) kembali hadir dengan mengusung tema “Origins.” Festival ini akan membicarakan isu mengenai kemanusiaan dan menyertakan ragam rangkaian program, salah satunya adalah Main Program. Dengan menghadirkan total 72 sesi, Main Program akan diadakan pada 26 hingga 29 Oktober 2017 di tiga tempat yang berbeda, yaitu Taman Baca, Indus Restaurant dan Museum NEKA. Ketiga tempat ini berlokasi di Jl. Raya Sanggingan, Ubud, dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Bagi pengunjung yang ingin menyaksikan rangkaian program namun memiliki waktu terbatas atau hanya bisa satu hari, pengunjung tidak perlu khawatir, karena UWRF menyediakan 1-Day Pass Festival sehingga pengunjung bisa menikmati Main Program di hari pilihannya. Seperti apa program-program yang akan diadakan? Berikut highlight program di setiap harinya.

Di hari pertama, tema programnya adalah “Wanita-wanita Hebat” yang khusus mengumpulkan penulis-penulis perempuan dan membicarakan keadilan sosial perempuan. Pada pagi hari pukul 09:00, datanglah ke Museum NEKA untuk menghadiri Festival Welcome bersama Founder & Director UWRF, Janet DeNeefe, dilanjutkan oleh Nh. Dini, salah satu penulis feminis pertama dan paling dihormati di Indonesia yang akan menceritakan karir penulisannya selama lebih dari lima dekade. Di tempat yang sama pada pukul 14:30, dua penulis Cina, Lilia Zhang dan Jung Chang, akan mengisahkan dedikasi karyanya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di negerinya. Lalu, pada pukul 15:45, akhirilah hari di Taman Baca untuk menghadiri diskusi bersama para pendongeng perempuan, “Put Your Whole Self In.”

Hari kedua akan difokuskan bagi para pecinta sastra. Pagi harinya di Taman Baca, pengunjung bisa menghadiri diskusi “Poetic Calling” bersama emerging writers Festival tahun ini. Bagi pengunjung yang mencintai karya Amerika Latin, datanglah ke Museum NEKA pada pukul 11:45, karena penulis asal Kolombia, Hector Abad, akan membincangkan karya-karyanya. Adapun diskusi bersama Sutardji Calzoum Bachri yang akan diadakan pada 14:30 di Indus. Lalu, pada pukul 15:45, pengunjung dapat mengakhiri Main Program hari ini di Taman Baca, saat tiga penulis dari Iran akan membicarakan warisan sastra dan penulisan lintas budaya.

Jika pengunjung tertarik pada tema inovasi dan aktivisme, Main Program di hari ketiga sangatlah tepat. Pagi harinya di Museum NEKA, pengunjung dapat menghadiri percakapan mengenai perubahan iklim bersama Tim Flannery. Lalu, pada pukul 14:30, akan ada sesi diskusi bersama jurnalis Andreas Harsono mengenai isu minoritas di Indonesia. Setelah hari yang penuh akan wawasan, pengunjung dapat menutup hari di tempat yang sama dengan menghadiri penayangan dan diskusi film di sesi “Moving Images.”

Hari terakhir Main Program dikhususkan untuk merayakan segala hal yang kontemporer se-Nusantara. Pengunjung dapat memulai hari di Indus bersama Ben Shohib untuk membicarakan bagaimana humor dapat melawan intoleransi politik. Berlanjut pukul 11:45, tepatnya di Taman Baca, ada sesi “Preserve and Promote” yang mendiskusikan kompleksitas budaya Bali. Lalu, selesaikanlah hari dengan menghadiri perayaan monumental 30 tahun berdirinya Lontar Foundation di Indus. Perayaan ini menghadirkan pembacaan dan pertunjukan dari 15 penulis Lontar. Setelah hari berakhir, tutuplah Main Program beserta UWRF17 di Closing Night Party di Blanco Renaissance Museum.

Untuk melihat Main Program UWRF17 secara lengkap, klik di sini.

Ubud Writers and Readers Festival 2017: Origins
25 – 29 Oktober 2017
Ubud, Baliwhiteboardjournal, logo

Tags