The xx Membuka 2018 dengan Pesta Megah

Music
24.01.18

The xx Membuka 2018 dengan Pesta Megah

Selasa, 23 Januari 2018 raut puas bisa dilihat pada muka pengunjung di JI Expo Kemayoran. Hari itu, The xx mengunjungi Indonesia dalam rangka tur album “I See You.”

by Febrina Anindita

 

Teks: Muhammad Hilmi

Saat muncul di tahun 2009, The xx tampil sebagai penyegaran di skena musik Inggris. Meski mungkin format indie-meets-R&B yang mereka tawarkan tak terlalu baru (genre ini berkembang pesat di awal 2000-an, Hot Chip dan The Kills adalah beberapa tokoh utamanya), tapi racikan anak-anak London Selatan ini cukup distingtif. Sejak album pertamanya, Romy, Oliver dan Jamie dengan tegas mengangkat sensibilitas pop serta intimacy dalam musiknya. Membuat nama The xx kemudian menyentuh banyak telinga, dan menjadi favorit baru bagi banyak kepala. Buktinya bisa dilihat pada bagaimana musisi seperti Mac Miller, Vince Staples hingga Rihanna menggunakan sample dari beberapa lagu The xx. Tapi sebenarnya yang paling menarik adalah bagaimana di album terbarunya, “I See You,” The xx semakin dewasa secara penulisan lagu, dan sekaligus berani mempertebal elemen pop dalam lagu mereka. Hasilnya, adalah album yang memuaskan untuk pendengar umum serta para penggemar lama.

Selasa, 23 Januari 2018 raut puas bisa dilihat pada muka pengunjung di JI Expo Kemayoran. Hari itu, The xx mengunjungi Indonesia dalam rangka tur album “I See You.” Digelar oleh Ismaya Live bersama Platinum Sphere, gelaran ini adalah salah satu konser yang paling ditunggu oleh penggemar musik lokal. Sejak sore, terlihat ratusan pengunjung berkumpul di venue. Dan bisa dirasakan bagaimana perpaduan genre dari musik The xx bisa mendatangkan berbagai tipe pendengar musik. Seolah mempertegas bahwa kini memang tak lagi relevan untuk memberi batasan antara budaya indie dan mainstream.

Konser dibuka oleh Kimokal dan Elephant Kind, semacam menjadi pemanasan sebelum penampilan utama. Tak hanya di panggung, pengunjung juga bisa menikmati hiburan di sekitar area venue, terdapat tiga instalasi yakni Diamond Cuts Chamber, The World of Platinum, dan Platinum Perspective yang ketiganya mengajak publik untuk melihat dunia dalam perspektif baru. Pesona utama datang saat Romy. Oliver dan Jamie naik panggung. Euforia datang saat “Intro” dimainkan, dan levelnya terus terjaga hingga akhir penampilan.

Dari penampilan live-nya, kita lantas dibuat paham dengan bagaimana kualitas musik The xx dibangun. Jamie menempatkan tulang punggung yang kokoh dengan isiannya yang dinamis, dimana ia dengan effortless berpindah dari sampler-nya ke drum set mini (salah satu keputusan terbaiknya adalah memakai sample dari Hall & Oates di lagu “On Hold”). Romy kemudian membangun mood dengan isian melodi gitar yang tepat secara takaran. Konstruksi tersebut kemudian dilengkapi dengan vokal Oliver yang rendah dan basah. Presentasi ini tampil optimal dengan tata suara yang maksimal – di mana penonton, di manapun mereka berdiri – bisa menikmati kualitas suara yang prima. Tak cukup di situ, beberapa lagu yang dibawakan dengan versi berbeda (seperti “I Dare You” yang dimainkan dengan versi ballad), membuat konser ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi semua pengunjungnya. Kudos bagi Ismaya Live dan Platinum Sphere untuk konser yang membuka 2018 dengan megah.whiteboardjournal, logo

Tags