Cerita Di Balik Progresi Musik Dimas Wibisana

Ideas
24.05.18

Cerita Di Balik Progresi Musik Dimas Wibisana

Dari band Sketsa, menjadi session player untuk Raisa hingga membuat unit Biancadimas, kami mencari tahu cerita di balik progresi musik Dimas Wibisana.

by Ghina Sabrina

 

Foto: Moses Sihombing

Sebagai seorang musisi, Dimas Wibisana telah memiliki perjalanan musik yang panjang semenjak duduk di bangku sekolah. Dimulai dari duo gitar Sketsa semenjak SMA, menjadi session player untuk penyanyi lokal seperti Raisa dan Afgan, membuat band rock dengan pesan yang positif lewat Jivva hingga akhirnya proyek musik dengan istrinya Bianca Nelwan yaitu Biancadimas. Pada tanggal 12 Mei lalu, Dimas turut hadir meramaikan acara Karya Platinum dari Swara Gembira, Malam Gembira “Asmaradahana” dengan Bianca di antara talenta lokal lainnya yang bertugas untuk mempopulerkan kembali lagu-lagu Indonesia dari tahun 1940 hingga 2000-an. Melihat panjangnya pengalaman Dimas dengan musik, berikut timeline perjalanan inspirasional musiknya dari perkenalan awal hingga Biancadimas.

Mengenal Musik Sedari Dini

Terlahir di keluarga yang mendorong semua anggota keluarga untuk mengambil ekstrakurikuler musik, Dimas memilih untuk mempelajari instrumen gitar mulai dari umur 9 tahun. Tak lama setelah itu, perkenalannya dengan musik band dimulai saat ia mendengarkan beberapa band lokal seperti Dewa, Padi, dan Sheila on 7. Terlebih dari itu, cita-citanya sebagai musisi timbul karena ia mengidolakan sosok Eross yang merupakan gitaris dari grup band Sheila on 7.

Menjadi Musisi Profesional Lewat Sketsa

Sketsa bukanlah band pertama Dimas. Saat masih berusia dini, ia memulai band pertamanya walaupun masih tidak dibawa serius. Ia baru mulai serius saat membuat Sketsa bersama Gerald Situmorang. Sebenarnya, sebelum bernama Sketsa, band tersebut bernama “Akustik PL” dan masih beranggotakan Gerald dan Adnan. Tetapi, Adnan kemudian pergi ke Australia, maka dari itu Gerald lalu mengajak Dimas untuk menggantikan posisinya. Dalam segi musik pun mereka hanya memainkan musik yang disukai, tapi memang hasil akhirnya terdengar lebih instrumental.

Walau alasan utama di balik band Sketsa adalah untuk bersenang-senang, mereka membuktikan talenta mereka dengan merilis album pertama di tahun 2010. Ternyata, album tersebut mencuri perhatian publik dan berhasil memperoleh nominasi AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards dan Indonesia Cutting Edge Music Awards (ICEMA) di kategori album grup jazz terbaik. Lalu, di tahun 2013, Sketsa merilis album yang kedua.

Session Player untuk Afgan dan Raisa

Selama kiprahnya bersama Sketsa, Dimas juga mulai menjadi session player untuk beberapa musisi dan penyanyi lokal mulai dari tahun 2012. Penyanyi yang telah ia dukung antara lainnya adalah Afgan, Sheryl Sheinafia, Millane Fernandez, Ayushita dan Raisa. Dari pengalamannya menjadi session player untuk musisi yang sangat berbeda, musikalitas Dimas semakin kaya dikarenakan banyaknya teknik dan gaya yang harus ia kuasai.

Bergabung dengan Gruvi

Tergabungnya Dimas di formasi baru grup band Gruvi juga merupakan sebuah ketidaksengajaan. Sewaktu SMA, ia merupakan penggemar berat vokalis dan gitaris Gruvi, Ari Pramudinto. Meski demikian, ia merasa kecewa saat mengetahui Ari membentuk grup Gruvi yang menurutnya kurang berkualitas. Namun, sampai akhirnya ia mendengar album terakhir mereka, “Jadi Gini,” Dimas kembali menyukai gaya musikalitas yang ditawarkan band tersebut, hingga, pada suatu saat, ia diajak Tendra, bassist Gruvi, untuk bertemu dan menawarkannya sebagai gitaris Gruvi yang baru. Kendati sebentar, pengalamannya di Gruvi membantu Dimas untuk berpogres dalam karirnya dengan mengenalkannya dengan sesama anggota baru yaitu Kevin Widaya.

Menyebarkan Pesan Positif Lewat Jivva

Bersama mantan vokalis Gruvi, Kevin Widaya, Dimas membentuk band rock Jivva. Awal mula ide untuk membentuk Jivva dengan Kevin timbul di saat Gruvi sedang bermain di Kediri. Setelah Kevin memancing penonton yang tidak memerhatikan mereka saat main dipanggung dan pada akhirnya mengakibatkan keributan kecil, Dimas menyadari bahwa attitude yang dimilki Kevin kurang cocok untuk Gruvi. Oleh karena itu, terbentuklah Jivva. Menurutnya, Jivva itu suatu wadah di mana ia dapat menulis lagu yang bisa mempunyai banyak pesan di dalamnya karena dari sisi musik dan liriknya sangat sarat makna. Melalui karya-karyanya, akan selalu ada pesan positif di baliknya. Salah satu contoh adalah tur yang membawakan konser narasi “Perjalanan Matahari: Sebuah Kisah Perjalanan Matahari Mencari Cinta”. Pertunjukan ini adalah sebuah perwujudan karya yang ditulis Dimas dari lagu Matahari, yakni manusia terlahir untuk menjadi cahaya bagi sesama. Namun, walau banyaknya materi yang sudah disiapkan, Jivva harus diistirahatkan karena Dimas memilih untuk lebih mengutamakan Biancadimas.

Memproduseri The Nelwans

Dimas mulai bekerja dengan The Nelwans di tahun 2014 saat ia menawarkan diri untuk menjadi produser mereka. Salah satu lagu pertama hasil kolaborasi mereka merupakan lagu “Marmut Merah Jambu” yang melejit dan akhirnya ia dipilih untuk memproduseri single dan album selanjutnya. Bekerja sama dengan The Nelwans termasuk pengalaman yang menyenangkan selain karena mereka terdiri dari musisi yang bertalenta, tapi mereka mereka juga mempunya visi yang membuatnya tertarik dengan hal-hal di luar musik seperti sifat kekeluargaan yang selalu mereka kedepankan.

Menceritakan “Cerita Kita” Melalui Biancadimas

Dimas dan Bianca memang sudah memiliki karir musik masing-masing, namun pada akhirnya pasangan tersebut memutuskan untuk menjalankan Biancadimas bersama-sama. Di proyek musik ini, mereka memutuskan untuk membuat lagu bersifat storytelling yang menceritakan kisah cinta mereka. Dimas lalu mempunyai ide untuk merilis album di waktu pernikahan mereka, dan di saat lamaran merilis single, “Cerita Kita”.

Dari segi jenis musiknya, mereka menyadari bahwa reference musik mereka berdua sangatlah berbeda. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk membuat album, mereka sepakat untuk berhenti mendengarkan lagu untuk mengosongkan referensi. Setelah 2-3 bulan, mereka pun mulai duduk dan menulis lagu yang nantinya muncul di debut album mereka, “Seperti Selamanya”.whiteboardjournal, logo