Itaewon Halloween Horror: Desak dan Tangisan di Malam Perayaan yang Lama Dinantikan

Human Interest
31.10.22

Itaewon Halloween Horror: Desak dan Tangisan di Malam Perayaan yang Lama Dinantikan

Perayaan Halloween tahun ini hadirkan horor yang nyata bagi masyarakat Korea Selatan.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Shadia Kansha
Foto: Chung Sung-Jun/Getty Images

Bersamaan dengan mulai terbukanya dunia pasca pandemi, perayaan demi perayaan kembali hadir untuk menghibur. Bosan karena telah menghibur diri di rumah selama 2 tahun terakhir ini, euforia yang dirasakan pun berlipat ganda. Namun, alih-alih menjadi tahun terbaik untuk merayakan kemenangan, 2022 kembali memakan korban. 

Salah satunya di Itaewon, daerah yang terkenal dengan perayaan Halloween-nya yang nggak tanggung-tanggung dan selalu berkesan bahkan untuk pengunjung dari luar negeri sekalipun. Tahun ini (29/10), setelah 2 tahun meniadakan atau membatasi perayaan dengan peraturan-peraturan, Itaewon akhirnya kembali melakukan perayaan besar tanpa batasan masker. Seluruh masyarakat Korea Selatan bersorak dan ingin ikut serta dalam kembalinya perayaan besar tersebut. 

Foto: REUTERS/Kim Hong-ji

Itaewon, daerah yang identik dengan gang-gang sempit ramai penduduk ini, mulai didatangi pengunjung berkostum. Diduga pada malam itu, daerah ini menerima lebih dari 100.000 orang. Semakin malam, semakin ramai. Ruang gerak pun semakin terbatas. Sampai akhirnya pada pukul 10:22 malam, para pejalan kaki berhenti bergerak.  Bukan karena mereka tak mau, tapi karena mengambil satu langkah pun saja mereka tak mampu.

Panik bercampur sesak mulai mengambil korban satu-persatu. Banyak yang terpisah dari rombongannya, tersenggol dan terinjak, hingga pingsan karena sesak nafas. Sekitar 1.700 petugas dikerahkan untuk membantu di daerah tersebut. CPR mulai dilakukan untuk mereka yang memerlukan bantuan pernafasan, pertolongan pertama diberikan bagi mereka yang luka-luka akibat penyerbuan, dan kain-kain mulai menutup mereka yang tak bisa diselamatkan.

Foto: REUTERS/Kim Hong-ji

Malam itu, Itaewon memakan 149 korban jiwa dan melukai sekitar 76 orang. Termasuk diantara yang terluka adalah 2 WNI, yang telah dirawat dan dipulangkan dari rumah sakit. Mayoritas diantaranya adalah remaja-remaja yang bahkan belum mencapai 20 tahun. Hingga saat ini, ada 4.000 orang yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. 

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, telah menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban secara resmi. Ia bahkan mengumumkan berkabung nasional. Ia berjanji untuk melakukan investigasi atas apa yang telah terjadi dan memastikan hal serupa tidak terjadi lagi pada perayaan apapun kedepannya. 

Kejadian ini adalah salah satu tragedi paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan.whiteboardjournal, logo