RRRec Fest in the Valley 2015

28.09.15

RRRec Fest in the Valley 2015

Dimensi baru bagi Festival Alam Terbuka

by Ken Jenie

 

Dalam sesi workshop program kiat membuat festival yang menjadi salah satu rangkaian program dari RRRecfest 2015, ada satu statement menarik dari Indra Ameng, “Saya rasa di era sekarang, sudah tidak jamannya lagi untuk hanya mengutamakan jumlah penonton untuk mengukur seberapa sukses sebuah festival musik. Yang penting, setidaknya bagi saya, adalah kita mampu maksimal dan konsisten dalam menjalankannya. Tak peduli sesedikit apapun penonton yang datang pada acara kita tersebut.” Statement ini menjadi spesial karena Indra Ameng dalam hal ini tak hanya sekedar berpetuah semata, melainkan mampu mewujudkan idealismenya tersebut dalam bentuk nyata.

RRRecfest In The Valley 2015 adalah salah satu buktinya. Sebagai gelaran kedua yang diselenggarakan oleh Ruang Rupa, di tahun 2015 ini, RRRecfest in The Valley menunjukkan progresi yang cukup signifikan dari acara pertamanya yang digelar tahun lalu.

rrrinthevalleysmall01

Secara acara memang, RRRecfest in The Valley 2014 berjalan dengan sukses dan menyenangkan. Bahkan mungkin, acara tersebut merupakan salah satu festival musik paling penting dari tahun lalu. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut yang berbeda, gelaran pertama tersebut bisa dibilang tidak terlalu gemilang dalam hal jumlah penonton. Mungkin, jika dikuantifikasi, persentase jumlah penonton di tahun lalu akan terlihat jomplang dengan jumlah panitia dan seniman/musisi yang tampil. Sebuah hal yang bisa saja membuat acara ini dibilang gagal dan lalu tak muncul lagi sekuelnya.

Untungnya, Indra Ameng sebagai salah satu inisiator sekaligus penyelenggara tidak berada pada pihak yang sepakat dengan esensi jumlah penonton untuk menilai sukses tidaknya sebuah acara. Karena seminim apapun jumlah penonton RRRecfest in The Valley pertama, pada acara tersebut, penyelenggara serta penampil mampu menunjukkan performa terbaiknya. Dan dari situ, publik lantas dibuat tahu mengenai segala potensi dan keriaan yang bisa muncul dari acara ini.

rrrinthevalleysmall07

Hal tersebut bisa dilihat pada bagaimana RRRecfest in The Valley 2015 bertransformasi menjadi sebuah acara dengan skala yang lebih besar dalam hal jumlah penonton. Kuantitas tenda yang lebih padat dan menyebar di beberapa area yang dulu tidak dipakai adalah salah satu tanda yang bisa menunjukkan bagaimana RRRecfest in The Valley telah berkembang menjadi sebuah brand penting di antara semakin ramainya open air festival di Indonesia. Dari obrolan dengan beberapa penonton, banyak diantara mereka yang datang dari Bandung, Yogyakarta, hingga Surabaya. Ada pula diantaranya yang menjadikan RRRecfest in The Valley sebagai semacam acara reuni dengan kawan lama. Jumlah ekspatriat yang juga semakin meningkat (beberapa diantaranya datang dari Malaysia, Singapura, Thailand hingga Spanyol dan Italia) juga menjadi bukti tentang bagaimana RRRecfest in The Valley telah menunjukkan tajinya di pasar internasional.

Dalam konteks musik, lineup musisi yang tampil pada RRRecfest in The Valley 2015 mungkin tak se-solid dan tak sepadat tahun lalu. Tapi justru, dengan arahan baru pada tahun ini, peserta festival diberikan kesempatan untuk dapat lebih maksimal dalam merasakan sekaligus menikmati suasana alam lembah Sukabumi. Ini adalah angle yang cukup menarik bagi konsep festival alam terbuka. Suasana taman, pepohonan, dan udara pegunungan tak hanya dijadikan sebagai “tempelan” semata dalam festival ini, namun juga bisa menjadi highlight tersendiri tentang bagaimana peserta diberi kesempatan untuk mengalami secara maksimal atmosfir hijau yang cukup jarang bisa dinikmati dalam kehidupan urban.

rrrinthevalleysmall08

Menariknya, pengalaman tersebut lantas membuat RRRecfest in The Valley 2015 menjadi sebuah festival yang sangat nyaman bagi seluruh anggota keluarga. Tahun ini, cukup banyak peserta yang datang lengkap bersama seluruh keluarga mereka. Hampir sepertiga penonton menyertakan anak-anak mereka untuk ikut menikmati suguhan acara dari RRRecfest in The Valley 2015. Dan, area Tanakita yang lapang, hijau ditambah cuaca yang teduh sepanjang hari menjadi tempat bermain yang sempurna bagi beberapa penonton termuda tersebut.

Landscape hijau Tanakita yang sangat menawan juga sekali lagi menjadi setting yang sempurna bagi panggung musik. Suasana lembah pegunungan yang demikian syahdu mampu memberikan konteks lebih bagi berbagai genre musik yang dimainkan. Denting akustik ala Tenniscoats seperti menemukan rumahnya di hening dan hangatnya api unggun. Alunan desah folk perkotaan dari Silampukau terasa semakin nyata di telinga dengan kedip lampu kota yang telihat di lembah yang menjadi latar belakang panggung. Sesi musik eksperimental yang dimainkan oleh beberapa seniman Asia Tenggara juga terasa semakin mengusik di antara derik tonggeret yang membahana di batang pepohonan hutan.

Setiap harinya, selalu ada highlight memukau dari penampil musik yang jatuh pada tiga panggung yang tersebar di area camping Tanakita. Bin Idris membuka dengan sempurna penampilan hari pertama di Petromaks Stage dengan percampuran yang sempurna antara lafal bernuansa mediterania dengan iringan gitarnya yang sangat bersenyawa. Di hari kedua, Lembah Stage bergemuruh dengan penampilan Sigmun yang menderu. Dilanjutkan dengan penampilan OM. PMR yang menggoyang Petromaks Stage dengan musik dan joke khas Joni Iskandar dan kawan-kawan. Catatan istimewa juga tercatat pada penampilan Iman Jimbot featuring Ensemble Music Asia di hari ketiga yang mengkombinasikan nyanyian antah berantah Kok Siew Wai, gesekan cello Yui Saowakhon yang menghantui, scratch DJ Sniff yang mendesing, bising dari set Jogja Noise Bombing, slide gitar nir irama dari Haikal Azizi dengan bebunyian musik Sunda dari Iman menjadi sebuah komposisi noise yang megah.

rrrinthevalley18

Program diskusi yang menjadi salah satu program khas dari RRRecfest in The Valley juga terus dijaga kualitasnya pada gelaran kedua ini. Obrolan mengenai toleransi, festival musik di Asia Tenggara, lingkungan hidup bersama Walhi hingga workshop lirik musik berbahasa Indonesia berjalan dengan cukup seru dengan antusiasme yang cukup tinggi dari pembicara dan peserta. Adanya program residensi dan workshop seni pada RRRecfest in The Valley 2015 membawa festival ini ke dimensi seni yang lebih mendalam dari sebelumnya. Sesuai dengan latar belakang ruangrupa sebagai insitut seni yang peka terhadap berbagai isu sosial, program workshop music festival yang berfokus pada regenerasi pelaku di balik layar, serta workshop seniman residensi yang bekerja langsung bersama warga sekitar membuat festival ini juga cukup esensial sebagai salah satu agenda di kalender kesenian tahunan.

Jika tahun lalu RRRecfest in The Valley 2014 sukses untuk membuat penasaran mengenai bagaimana mereka mampu mengembangkan konsep festival alam terbuka ke level selanjutnya, RRRecfest in The Valley 2015 muncul lebih dari sekedar jawaban terhadap tantangan tersebut. Dengan segala hal yang telah disebutkan di atas, RRRecfest in The Valley 2015 memiliki berbagai dimensi yang mampu menempatkan brand ini sebagai salah satu agenda yang wajib dihadiri. whiteboardjournal, logo

Tags