Geliat Unit Underground Dance Jakarta

14.12.16

Geliat Unit Underground Dance Jakarta

by Febrina Anindita

 

Setelah pesta peluncurannya, kompilasi Dentum Dansa Bawah Tanah pada Cassette Store Day beberapa waktu lalu, tidak hanya mempertunjukkan penampilan dari para unit musik yang terlibat, tapi juga menjadi sebuah penanda bahwa 14 unit musik yang dikurasi oleh Pepaya Records ini mampu merepresentasikan bagaimana musik elektronik bawah tanah saat ini. Tidak selesai sampai di situ, kompilasi sekali lagi akan mengadakan sebuah gelaran, berkolaborasi bersama sebuah gig rutin yang telah mendokumentasikan scene musik di Indonesia, yakni Superbad. Pada kesempatannya, Whoosah, Future Collective, dan Sumantra menjadi 3 dari 14 nama dari kompilasi ini yang akan bermain di Jaya Pub pada 18 Desember 2016 nanti. Kami berkesempatan untuk berbincang dengan mereka untuk menanyakan proses kreatif dalam menyiapkan kontribusi ke dalam kompilasi serta penampilan mereka untuk akhir minggu ini.

future

Future Collective

W: Bagaimana Future Collective terbentuk?
F: Berawal dari perbincangan hangat antara dua orang (Sawi Lieu & Tida Wilson), yang akhirnya terus berkembang menjadi sebuah grup musik.

W: Mengunakan term “future” sebagai nama unit, konsep futuristik seperti apa yang diterapkan dalam musik kalian?
F: Untuk kami konsep “future” adalah berkembangnya teknologi dari masa ke masa, sebagai contoh adalah MIDI.

W: Dikenal sebagai unit yang menghadirkan musik bergenre retro-futurism, adanya unsur tropicalia dan space age pop membuat musik kalian penuh dengan eksperimentasi. Seperti apa proses kreatif kalian?
F: Kami selalu bertukar referensi musik sebelum membuat lagu baru. Saling berkomentar juga salah satu proses kreatif dan eksperimentasi untuk kami. Kami mencoba menggunakan segala hal yang kami bisa dalam hal ini.

W: Kalian berkontribusi dalam kompilasi Dentum Dansa Bawah Tanah dengan unit musik dance asal Jakarta lainnya, lewat lagu “Vista Panoramica.” Apa yang ingin kalian representasikan lewat lagu tersebut?
F: “Vista Panoramica” tadinya ingin menjadi seperti soundtrack film soft porn dari Italy, dengan alunan suara vocal ala Edda Dell’Orso. Tetapi hal ini tak pernah terjadi. Untuk sementara persiapan kami adalah latihan membawakan beberapa karya lama dan baru.

whoos

Whoosah

W: Apa yang melatarbelakangi Whoosah untuk mendalami musik elektronik?
K: Awalnya saya memang suka dengar lagu elektronik, terutama hip hop. Lalu karena ketertarikan tersebut, saya jadi penasaran dengan para produser lagu hip hop dan bagaimana mereka membuat sebuah beat. Dari situ, lambat laun saya belajar sendiri untuk membuat beat.

W: Seperti apa proses kreatif yang dilakukan Whoosah dalam membuat sebuah lagu?
K: Karena saya suka buat sample lagu, jadi biasanya dimulai dengan mendengar lagu. Bila ada lagu yang pas, saya buat sample dan kotak-katik sendiri, lalu jadilah sebuah lagu. Kadang-kadang bisa juga inspirasi datang ketika saya sedang mendengar lagu dari produser lain yang membuat saya mulai kotak-katik program sampai jadi lagu.

W: Bagaimana proses pemilihan tema lagu “Elevator Music” yang menjadi salah satu lagu dalam kompilasi Dentum Dansa Bawah Tanah? Adakah kesulitan pada prosesnya?
K: Saya memang waktu itu lagi ingin membuat beat hip hop dari lagu-lagu yang biasanya dipasang di elevator. Saya menemukan lagu yang pas, lalu saya buat sample dan jadilah “Elevator Music.” Yang paling sulit dalam proses membuat lagu adalah membuat judulnya, makanya judulnya straightforward sekali – “Elevator Music”.

W: Sempat tergabung dalam kolektif Trash Tapes yang membangun dan memiliki massa tersendiri, seperti apa keberlangsungan scene dance music di Jakarta saat ini?
K: Sejujurnya saya masih baru sekali dengan scene musik di Jakarta, tetapi menurut observasi saya scene musik di Jakarta itu sangat hidup. Hampir tiap minggu ada acara yang selalu ramai dan produser-produser dalam kotanya juga sangat banyak.

W: Apakah ada persiapan khusus untuk acara Superbad! x Dentum Dansa Bawah Tanah?
K: Persiapan khusus untuk acara Superbad! x Dentum Dansa Bawah Tanah nanti, adalah SP404 dan beat-beat pilihan yang akan saya mainkan nanti. Selamat berdansa.

qqqq

Sunmantra

W: Kalian mulai bermusik lewat guitar-driven band bernama Black Mustangs sebelum mengulik musik dance. Apa yang membuat kalian tertarik mendalami genre ini dibanding yang lain?
S: Dance musik itu merupakan hal yang belum pernah kami buat sebelumnya. Pada awalnya kami memang cuma penasaran dengan cara membuat musik ini karena progresi nada dan pattern-nya lumayan berbeda dengan yang pernah kami lakukan saat membuat lagu dalam guitar-driven band. Intinya kami jadi merasa tertantang untuk belajar memproduksi sesuatu yang fresh, karena kami memang ingin mencoba untuk terus berkembang.

W: Selain mencari inspirasi lewat ragam musik, film juga berperan penting dalam proses kreatif kalian. Esensi seperti apa yang kalian cari ketika membuat musik?
S: Esensi yang kami lakukan saat proses membuat musik di Sunmantra adalah kami berusaha agar tidak mengulang kembali hal-hal yang pernah kami lakukan dalam proses pembuatan. Dalam setiap lagu kami usahakan ada unsur-unsur suara yang berbeda, sehingga hal itu memacu kami untuk selalu berinovasi dalam proses produksi.

W: Untuk kontribusi kalian dalam kompilasi Dentum Dansa Bawah Tanah, lagu “Silver Ray” menjadi satu-satunya nomor yang hadir dengan vokal. Apa ide dibalik lagu ini?
S: Sebenarnya subjek dari “Silver Ray” sendiri adalah kami sendiri yang di sini berusaha menghilangkan kebiasaan lama dalam membuat musik demi suatu karya yang lebih baik ke depannya.

W: Melihat nama-nama yang ada di kompilasi tersebut, bagaimana kalian melihat warna yang ada dalam underground dance music di Jakarta?
S: Musik yang ditampilkan menurut kami sangat beragam ya warnanya, semuanya punya karakter masing-masing. Keren sekali.

W: Kalian akan tampil di Superbad! x Dentum Dansa Bawah Tanah pada tanggal 18 Desember mendatang. Format penampilan seperti apa yang akan kalian berikan untuk memeriahkan lantai dansa?
S: Kalau kondisi memungkinkan, kami akan tampil dalam format band untuk sekali lagi, dan membawakan lagu baru dengan elemen yang lebih organik.

Superbad! x Dentum Dansa Bawah Tanah
Minggu, 18 Desember 2016
20:00

Jaya Pub
Jl. MH Thamrin No. 12
Jakarta

Artikel oleh: Amelia Vindywhiteboardjournal, logo

Tags