Gimme 5: Ratta Bill

14.07.17

Gimme 5: Ratta Bill

by Febrina Anindita

 

Kebanyakan orang tahu Ratta Bill dari bandnya bernama Bedchamber, tapi mungkin sedikit yang tahu kalau dia juga adalah desainer grafis dan sudah pernah mendesain cover album sampai poster konser. Nah, pada Gimme 5 kali ini, kami menanyakan hal selain musik, yakni – tentu saja – 5 album cover art yang cukup notable dalam menginspirasinya sebagai desainer grafis.

Flying Lotus – You’re Dead
Memang banyak seniman visual yang oke di Amerika dan Eropa, namun langkah menarik diambil oleh Flying Lotus saat ia justru memilih komikus horror Jepang Shintaro Kago untuk mengerjakan artworknya. Dengan gaya horornya yang graphic dan eerie, seakan out of this world, hasil artwork benar-benar mengesankan dan surprisingly, it goes along very damn well dengan kesan yang ingin disampaikan oleh musiknya. Kalau artwork di atas masih kurang, mungkin bisa cek bagaimana tiap single disajikan dengan seri artwork yang brutal di internet.

Grimes – Art Angels
Ini personal, tapi dari dulu saya memang mengagumi mbak Claire Boucher dengan segala ambisi dan idealisme yang ia tumpahkan pada proyek solo elektronik popnya, Grimes. Ia mempunyai visi artistik yang kuat, baik dari segi musik dan visual, dan untuk meraih ideal tersebut seringkali ia turun langsung untuk memproduksi karya-karyanya semuanya sendiri. Pada artwork yang ia kerjakan ini, ia meminjam gaya horor Jepang (again, i’m sorry but it was very good) dengan layout yang menarik untuk merepresentasikan album kedua Grimes yang memiliki spektrum cukup luas baik dari segi referensi dan tema. Mari ambil waktu sejenak untuk mengapresiasi detail pada desain panel merahnya that turns out really, really cool!

Parquet Courts – Human Performance
Parquet Courts adalah band art rock yang paling menarik saat ini. No shits, lihat saja bagaimana musik mereka sangat selaras dengan artwork yang dikerjakan sendiri oleh frontman-nya, Andrew Savage. Artistik, effortless, penuh humor dengan penataan layout yang seenaknya, seakan Savage sudah menelan semua materi kelas seni dan desain matang-matang untuk kemudian dimuntahkan lagi bersama Parquet Courts. Etos punk bermain tidak hanya pada musiknya, namun juga pada kontribusi artworknya.

Rage Against The Machine – Renegades
Seringkali karya spoof terkesan membosankan, bahkan terasa sebagai jalan pintas karena malas menggali ide yang lebih dalam. Namun saya tidak bisa memungkiri betapa berhasilnya Rage Against The Machine memparodikan karya Love oleh Robert Indiana menjadi “Rage.” Simplicity that bombs right in your fucking face.

Semua Album Cover Black Flag oleh Raymond Pettibon
Sulit rasanya untuk menemukan band hardcore punk yang memiliki gaya visual sekuat Black Flag. Tema ofensif dan garis yang tegas, beberapa artwork hasil garapan Raymond Pettibon seperti Slip It In, Police Story dan Jealous Again benar-benar membentuk karakter Black Flag hingga menjadi band hardcore punk paling influential pada masanya. Kejanggalan proporsi yang menunjukkan bagaimana ia tidak pernah mengambil pendidikan seni justru membuat kesan karyanya semakin kuat sebagai salah satu representasi skena musik underground di Amerika era 80an, tapi tolong jangan bicarakan tentang artwork dari album terakhir Black Flag.

bannerrattawhiteboardjournal, logo