I too am untranslatable

25.07.17

I too am untranslatable

by Febrina Anindita

 

Teks: Muhammad Faisal
Foto: Ruci Art Space

Ruci Art Space membuka pameran berjudul “I too am untranslatable” pada tanggal 14 Juli lalu. Pameran tersebut dikuratori oleh Roy Voragen yang melibatkan empat seniman asal Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Setiap seniman menampilkan keahliannya masing-masing; Deden Durahman (fotografi), Jabbar Muhammad (seni lukis), Kevin Atmadibrata (seni pertunjukan), serta Theresia Agustina Sitompul (instalasi).

Pameran ini mengeksplorasi perjalanan tiap artis untuk meleburkan batasan dan kebebasan tubuh tanpa mempengaruhi satu sama lain. Deden Durahman menampilkan dua seri yang membahas representasi diri sekaligus memperlihatkan krisis dalam kondisi terkini masyarakat. Kemudian Jabbar Muhammad meneruskan fokus yang sudah digarap sejak 2015 bertajuk Eve, yakni tentang konsep dualisme antara model maskulin dan feminin.

Kemudian Kelvin Atmadibrata menyuguhkan karya yang menautkan seni pertunjukan, kolase kertas, dan narasi cerita pribadinya. Terakhir, Theresia Agustina Sitompul menunjukan sepasang jalinan keterkaitan di tengah terjangan delusional yang kerap menghampiri pikirannya sembari mempertanyakan sensibilitas pikir dalam medium berkesenian.

Keikutsertaan Ruci dalam mendukung pameran ini adalah untuk membantu meningkatkan kesadaran terhadap seni budaya Indonesia yang terus berkembang. Di lain sisi, Ruci ingin berandil dalam menciptakan sebuah wadah antara seniman dan publik dengan menyediakan ruang bereksperimen, mengembangkan, serta mengubah gagasan menjadi simbol maupun objek yang representatif.

I too am untranslatable
14 Juli – 13 Agustus 2017
Senin-Minggu
11:00 – 19:00

Ruci Art Space
Jl. Suryo No. 49
Jakartawhiteboardjournal, logo

Tags