Gimme 5: Prabu Pramayougha

22.09.17

Gimme 5: Prabu Pramayougha

by Muhammad Hilmi

 

Sulit tidak menyebut nama Prabu Pramayougha saat membicarakan pop punk lokal. Melalui salah satu bandnya, Saturday Night Karaoke, ia menunjukkan bagaimana pop punk harusnya dimainkan: dengan penuh senang-senang. Beberapa waktu lalu, Saturday Night Karaoke memutuskan untuk menempatkan akhiran di perjalanannya, sebuah penutup yang manis setelah sejumlah album menawan, serta tur impian ke Jepang. Pada edisi Gimme 5 ini, kami mengundang Prabu untuk memilih lima lagu dari salah satu ikon pop punk, Descendents.


1. Myage
Album “Milo Goes To College (MGTC)” emang rilisan yang paling bagus dari mereka menurut saya. Salah satu elemen gokil di album ini adalah permainan bass dari Tony Lombardo (bassist pertama Descendents) yang super melodik (bahkan lebih nge-lead daripada lead gitarnya) dan hampir semua lagu di album ini diisi sama bassline kelas wahid dari dia. Lagu ini contohnya. Semua personil seperti menghantam langsung karakter unik masing-masing instrumennya termasuk lirik kesal-tapi-sebenarnya-galau dari Bill Stevenson pas masih remaja di lagu ini sangat mematenkan posisi Descendents sebagai band punk yang ”caleuy” (Cupu di bahasa Sunda) pada zamannya


2. Christmas Vacation
Di album “I Don`t Wanna Grow Up,” mereka mulai main lebih nge-pop dibanding album MGTC plus keluarnya gitaris Frank Navetta – yang biasanya menulis dan main lagunya yang ngambek mulu – dari Descendents & masuknya Ray Cooper berpengaruh juga dalam musikalitas di album ini. Sebenarnya banyak kandidat lagu-lagu nge-pop di album ini, tapi “Christmas Vacation” benar-benar jadi pondasi awal trademark lagu-lagu mid-tempo dengan progresi chord gitar yang agak miring tapi tetap poppy. Gokil nggak tuh!


3. Enjoy!
Album edan dengan materi edan dari mereka. Edan dalam artian beneran gila. Thrash, pop punk sampai experimental ada di satu album ini. Ada satu “lagu” isinya kentut semua. Di sini mereka mulai bikin lagu lebih humoris – yang sebenernya kebanyakan toilet joke – dan malahan beberapa lagu yang makin nge-pop juga, seperti “Sour Grapes” atau “Get the Time,” bahkan ada cover Beach Boys terselip satu buah. Tapi ya lagu ini sih yang paling berkesan. Gitar ke mana, bass ke mana, drum ke mana tapi tetap bagus! Ngaco at its best!


4. Coolidge
Album “ALL” kalo didengerin pas ALL (band setelah Descendents bubar di 1987, cuma ganti vokalis doang) formasi awal pas Dave Smalley jadi vokalis rilis album “Allroy For Prez” malah terdengar jadi albumnya ALL. Masuknya Karl dengan Stephen ngaruh banget ke musik Descendents yang sebelumnya agak sederhana, jadi tidak sederhana. Fill in gitar yang njlimet dan bassline naik turun ke kunci mana mulai keliatan di album ini. Tapi ada 2 lagu yang berkesan buat saya, “Coolidge” dan “Pep Talk.” Dua lagu itu masih ngasih kesan kalo Descendents masih band yang sama, yang masih ngepop. Cuma secara lirik & komposisi, “Coolidge” ini paling nempel. Kalo kamu pas sekolah ngerasa dijauhin karena jadi diri sendiri, (dan menurut orang-orang itu nggak banget) lagu ini buat kamu.


5. Sick-O-Me
Akhirnya Descendents masuk label ”gede” juga di tahun 1996. Epitaph rilis album “Everything Sucks” yang sekaligus jadi momen reuni mereka setelah bubar sebelumnya. Materi di album ini mulai lebih “megah” secara mixing, komposisi juga lebih tenang dibanding “Enjoy” atau “ALL.” Lagu “Sick-O-Me” ini malah bikin kangen lagu-lagu mereka di album-album sebelumnya. Cepat, nge-pop dan tentunya progresi chord yang agak njlimet. Fun fact: di album ini juga vokal Milo yang paling enak selama dia main di Descendentswhiteboardjournal, logo

Tags