ICAD 2017

01.10.17

ICAD 2017

by Febrina Anindita

 

Teks: Amelia Vindy
Foto: ICAD

Tahun 2017 menandai 8 tahun perjalanan yayasan Design+Art dalam menyelenggarakan salah satu perhelatan kolaborasi desain dan seni kontemporer terbesar di Indonesia. Yayasan Design+Art Indonesia sendiri, dibentuk oleh sekelompok desainer yang berasal dari berbagai latar belakang ilmu dan pengalaman. Melihat ada banyaknya potensinya yang dimiliki oleh para pelaku kreatif di Indonesia, yayasan ini dibuat agar bisa turut membangun industri kreatif di Indonesia yang bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia juga kekayaan seni dan budaya. Sejak tahun 2009, di bawah nama Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD), Design+Art berusaha untuk menyajikan karya-karya terbaik dari para pelaku kreatif Indonesia dengan meleburkan batasan-batasan yang ada antara desain dan seni kontemporer.

Sekarang ini tidak ada karya atau apa pun yang benar-benar original, yang ada hanyalah hasil dari adaptasi, mengolah atau menyempurnakan hal-hal yang sudah ada. Berangkat dari persoalan tersebut, kali ini ICAD mengangkat tema “esensialisme” atau secara sederhana dapat diwakili oleh kata “Murni?” Kata murni sendiri merupakan sebuah kosakata bahasa Indonesia yang cenderung dihindari karena memiliki makna yang mengandung beban dan mutlak, meskipun mengandung kompleksitas pemaknaan lain yang layak ditelusuri. Sedangkan simbol tanda tanya (“?”) di akhir kata “Murni?” pada tema ICAD 8 merupakan sebuah upaya agar para partisipan pameran bisa lebih kritis dalam memaknainya.

Menghadirkan karya-karya lebih dari 50 seniman, desainer dan pelaku kreatif Indonesia, pameran ICAD 8 tahun ini akan diselenggarakan di Grandkemang Hotel, Jakarta selama 6 pekan dimulai dari tanggal 4 Oktober hingga 15 November 2017. Nantinya karya dari seniman-seniman tersebut akan tersebar di seluruh area publik hotel tersebut.

Selain itu telah dipersiapkan juga serangkaian acara lain yang dapat menginspirasi dan mendekatkan seni kepada audiensnya lewat konvensi hingga pemutaran film. Dan nantinya juga turut mengundang pembicara seperti Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan), Antonio Pio Saracino (Arsitek Italia), Amoury Pudray (Desainer Produk Perancis), dan Kurt Rieder (Executive VP Asia Pacific 20th Century Fox).

Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) “Murni?”

4 Oktober – 15 Oktober 2017

Grandkemang Hotel, Jakarta
Jl. Kemang Raya 2H
Jakarta whiteboardjournal, logo