Menggila bersama Trio Ligro

Music
20.02.18

Menggila bersama Trio Ligro

Butuh waktu hampir mencapai penghujung acara untuk menyadari bahwa “Ligro” adalah kata orgil (orang gila) disusun terbalik.

by Febrina Anindita

 

Foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

Butuh waktu hampir mencapai penghujung acara untuk menyadari bahwa “Ligro” adalah kata orgil (orang gila) disusun terbalik. Memang gila dan tepat rasanya untuk membuka gelaran Salihara Jazz Buzz bertema Jazz Sans Frontieres atau Jazz Tanpa Batas pada tanggal 17 Februari 2018 lalu bersama mereka

Lazim jika melihat beberapa penonton beranjak keluar teater karena terkejut dengan suguhan yang ditampilkan Trio Ligro. Bukan apa-apa, tentu segelintir orang datang ke festival jazz berasumsi akan mendapati musik syahdu, namun nyatanya unit musik ini hadir dengan set ekstrem selama 90 menit. Membuka set dengan nomor noise, mereka sukses membuat semua tersadar dengan tema Jazz Buzz kali ini. Jika label kontemporer mensahkan para sosok kreatif untuk melawan kaidah yang ada – Trio Ligro memiliki persepsi lain untuk menginterpretasikannya dengan begitu liar dan chaotic – tanpa batas.

Membawakan repertoar dari album terbaru mereka yang berjudul “Transisi,” Agam Hamzah (gitar), Adi Darmawan (bass), dan Gusti Hendy (drum) menunjukkan eksplorasi bebunyian yang riuh ditemani dengan visual kebrutalan kota Jakarta. Ditutup dengan “The 20th Century Collaseu”, penampilan mereka malam itu mengekspresikan betapa musik bisa hadir begitu intens dan membuat jeri sekaligus transendental.whiteboardjournal, logo