Kerapuhan dan Kerentanan Merupakan Dua Inti Pameran “On Fragility” yang Digelar Cakravala

Art
28.02.21

Kerapuhan dan Kerentanan Merupakan Dua Inti Pameran “On Fragility” yang Digelar Cakravala

Menampilkan karya dua seniman perempuan; Kezia Alexandra dan Imes Paskalia, “On Fragility” rencananya akan digelar mulai 2 Maret 2021.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Daniet Dhaulagiri
Foto: Cakravala

Cakravala telah mengumumkan perhelatan pameran ketiganya yang bertajuk “On Fragility” dengan menampilkan dua seniman perempuan Indonesia; Kezia Alexandra dan Imes Paskalia. Nantinya karya dari mereka akan ditampilkan melalui ruang virtual milik Cakravala yang bisa diakses pada 2 Maret hingga 6 April 2021.

“On Fragility” memiliki dua hal yang menjadi inti dari pamerannya; kerapuhan dan kerentanan. Dua konsep yang kerap disangkutpautkan pada konotasi negatifnya; kelemahan, rasa malu, kepasrahan dan ketidakamanan. Sayangnya beberapa hal tersebut akhirnya yang kerap mengundang rasa acuh pada pokok permasalahannya. Kezia Alexandra dan Imes Paskalla mencoba menyikapi kerentanan dengan rasa keingintahuan dan keterbukaan untuk tujuan menguatkan.

“Apa yang dimaksud sebagai makhluk yang rentan?” dan “Bagaimana penyembuh untuk persoalan tersebut?” Merupakan dua contoh pertanyaan yang mendasari karya-karya mereka dalam pameran ini. “On Fragility” merupakan eksplorasi peran seni sebagai medium penyembuh persoalan yang sudah disebut sebelumnya.

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by C A K R A V A L A (@_cakravala)


Kezia Alexandra merupakan seorang seniman multidisiplin asal Bali, dirinya gemar mengeksplorasi seni, dari fotografi ke videografi, karya 2D ke 3D. Inspirasi yang didapatkan biasanya diambil dari folklore, avant-garde, dan surealisme. Menggabungkan papier mache, pecahan cermin, dan benang ke seri fotografinya. Kezia mendalami karya-karyanya melalui filosofi, sains, dan kepercayaan tradisional, di mana nantinya berujung pada pernyataan bahwa kepribadian kita merupakan hasil dari waktu.

Sementara itu Imes Paskalia yang merupakan seniman berkembang asal Jakarta, memfokuskan karyanya pada kesehatan mental, objektifikasi tubuh perempuan, dan isu-isu sosial. Ia meracik karyanya dengan arang, cat minyak dan semprot. Titik mulai kreasinya dimulai oleh pengembangan kata kunci dari psikosisnya, mentranformasi kata-kata deskriptif dari perasaan menjadi lukisan abstrak.Bagi kalian yang ingin melihat bagaimana dua seniman perempuan tersebut mengubah rasa luka dan sengsaranya menjadi suatu karya yang indah, kalian bisa mengunjungi ruang virtual Cakravala mulai tanggal 2 Maret 2021 melalui situs web ini.

 whiteboardjournal, logo