Lost in Translation

04.10.15

Lost in Translation

by Ken Jenie

 

Diskusi Proses dan Intensi Alih Bahasa
Bersama :
Yusi Avianto Pareanom
Rain Chudori

Pembahasan mengenai konteks global-lokal selalu menjadi topik telaah yang menarik. Meski terbentang luas dan terdiri dari ribuan pulau, posisi Indonesia sebagai negara berkembang membuat uraian mengenai tarik-menarik diantara konsep nasional-internasional menjadi sebuah subjek yang acapkali mengusik. Konsep global lantas sering dijadikan sebagai visi yang kemudian mendasari berbagai pola aktivitas publik. Ada beberapa yang lalu mampu mewujudkannya dalam bentuk nyata, namun banyak pula yang tersesat di tengah jalan.

Dalam kerangka sastra, isu globalitas ini juga muncul ketika gagasan mengenai posisi karya lokal di konteks internasional dipertanyakan. Kegiatan translasi kemudian menjadi salah satu daya yang diupayakan untuk publisitas sastra nasional. Berbagai karya sastra lokal pilihan diterjemahkan demi siarnya buah pikir anak bangsa.

Melalui Lost in Translation, kami mengajak Anda untuk melihat lebih jauh ke dalam proses dan intensi dibalik aktivitas alih bahasa. Ada berbagai aspek yang harus ditafsirkan dalam proses translasi disamping sekedar terjemah literal kalimat per kalimat dari sebuah karya sastra. Kemungkinan distorsi pada dimensi linguistik, konteks budaya, hingga gaya bahasa adalah poin yang cukup menarik untuk menjadi wacana bersama dengan irisannya pada bagaimana sebenarnya esensi penerjemahan karya sastra bagi perkembangan literatur nasional.

Pembicara:
Yusi Avianto Pareanom
Penulis, Publisher
Dikenal melalui kumpulan cerpen berjudul “Rumah Kopi Singa Tertawa”, karakter penulisan Yusi yang kental
dengan percampuran yang menarik antara komedi, budaya populer menunjukkan kejelian beliau untuk memberikan dimensi baru pada berbagai kejadian sederhana yang akan dengan mudah terabaikan oleh awam. Juga merupakan sosok dibalik Penerbit Banana yang menawarkan alternatif penerbitan bagi tulisan-tulisan menarik yang lolos dari radar publisher besar.

Rain Chudori
Penulis
Pada usianya yang masih sangat belia, Rain Chudori telah mencatat namanya sebagai salah satu penulis muda potensial. Karya dan ceritanya telah diterbitkan pada berbagai media seperti The Jakarta Post, Majalah Tempo, Jakarta Globe hingga Whiteboardjournal.com. Kecintaannya pada dunia sastra juga membawanya pada inisiasi kolektif sastra muda, The Murmur House. Belakangan juga mulai berkarya dalam seni peran dengan keterlibatannya dalam film Rocket Rain.

Muhammad Hilmi
Moderator
Seorang penulis dan jurnalis di Whiteboardjournal.com, hasrat Muhammad Hilmi untuk menulis dan ketertarikannya dengan dunia seni adalah kualitas terbaik di dalam karirnya. Sebagai individu yang aktif dalam aktivitas pada dunia musik, seni rupa, dan desain sebagai partisipan dan penikmat, pengetahuannya tercermin melalui esai-esainya yang telah diterbitkan di berbagai media seperti JakartaBeat, Yahoo!, dan Whiteboardjournal.com.whiteboardjournal, logo