Dalam submisi Open Column ini, Bivitri Susanti mengingatkan kita bahwa sebetulnya titik terang dari pelik dan suramnya Pilkada 2024 masih bisa ditemukan berkat tumbangnya para titipan oligarki, dan bagaimana masing-masing dari kita bisa bersama-sama memperjuangkan hak kita sebagai warga.
Dalam submisi Open Column kali ini, Yudhistira menitikkan kembali bagaimana dibakarnya buku Catatan Najwa mengisyaratkan bahwa kita jauh dari kata "aman", hingga merefleksikannya ke kutipan Heinrich Heine yang menjadi semacam premonisi untuk hari ini: "Where they burn books, at the end they also burn people."
In this Open Column submission, Gitasya Ananda Murti wrote a short story that tells of two inmates exploring the profound connections between belief and skepticism, and discovering that the lines separating faith and doubt are not as clear-cut as they once believed.
Dalam submisi Open Column kali ini, Raffyanda Indrajaya merespons rilisan terbaru hara dan Frau, "Kabut Putih", lagu yang pernah dinyanyikan oleh Paduan Suara Dialita dan ditulis oleh salah seorang penyintas 1965 ketika sedang di Kamp Plantungan, Zubaidah Nungtjik A.R., sekaligus mencerminkan pesan dan nilai dalam lagu penuh harap tersebut terhadap segala yang bisa kita lihat dan rasakan di negeri ini.
Dalam submisi Open Column kali ini, Chabib Duta Hapsoro memakai kacamata kritisnya untuk membantu kita berkenalan dengan Kementerian Kebudayaan, serta memperingatkan apa yang bisa diharapkan oleh para pelaku seni dalam berdinamika dengan Kementerian baru ini.
Dalam submisi Open Column kali ini, dan di atas carut-marut yang setiap hari ada di kehidupan kita, Muhammad Hilmi merefleksikan rasa muaknya terhadap ketidakadilan di segala aspek kehidupan yang sudah terlewat kaotis, dan pencariannya akan harapan—yang berjalan beriringan dengan iman—di sela-sela reruntuhan dunia.