Janji Kang Jait

16.03.16

Janji Kang Jait

by Ken Jenie

 

Pameran Eksperimen Art dan Fashion

Opening Party!
Rabu, 16 Maret 2016
19.30 – selesai

Music Performance :
Kelompok Penerbang Roket
Presented by ECHOES

Dresscode :
Headpiece dan penutup kepala terbaik akan mendapatkan hadiah!

Bawalah baju yang kebesaran, kepanjangan, keanehan dan keterlaluan, akan ada KangJait yang siap merombak baju anda, tapi tidak janji!

Acara ini berkolaborasi dengan GoAheadPeople, KHUSUS DEWASA dan GRATIS!!
Acara ini disupport oleh Bacardi dan Prost Beer.
Dengan media partner: Dewi Magazine, Ruru Radio, Whiteboard Journal dan Irockumentary

Bersama:
Cut and Rescue
Erwin Windu Pranata
Marishka Soekarna
Natasha Gabriella Tontey
Patricia Oentario
Rama Dauhan
Ruth Marbun
Ricky “Babay” Janitra
TANGAN
Tisa Granicia
KLE
Adi Dharma “Stereoflow”
Julia Skergeth.

Bertepatan dengan Fashion Week di bulan Maret, APA space kembali membuat project pameran yang kali ini bertemakan Art dan Fashion. Project yang juga berkolaborasi dengan GoAheadPeople ini mengundang 13 seniman dan designer yang konsisten berkarya dengan fokus artistk yang berbeda-beda dalam sebuah pameran yang berjudul “Janji Kang Jait”.
Bagi yang sering memesan pakaian ke tukang jahit, atau bekerja dalam bidang mode busana, pasti sudah maklum dengan istilah Janji-janji Tukang Jahit. Istilah ini—entah darimana atau siapa yang memulai—mungkin muncul dari kebiasaan (sebagian) penjahit yang seringkali berjanji pada pelanggan tentang tenggat waktu tertentu sebuah pakaian bisa selesai dikerjakan. Namun, pada kenyataannya, janji itu sekedar angin surga. Secara struktural, posisi tukang jahit berada dalam pondasi dasar industri mode Indonesia sebagai elemen produksi paling mendasar. Selain bisa ditemukan dalam struktur industri makro (garmen, distro, maupun industri pakaian jadi) hingga industri mikro (tukang jahit keliling, penjahit rumah, hingga butik kecil).

Ada tiga hal yang coba dilakukan dalama proyek ini. Pertama, seniman diajak untuk membuat karya yang berbicara tentang fashion, baik dalam bentuk konsep maupun produk jadi. Kedua, melakukan mix n match antara seniman dan desainer, yang nantinya diharapkan membuat karya bersama. Ketiga, beberapa seniman diajak untuk menanggapi karya desainer busana, dan sebaliknya, saling menginspirasi.

Ketiga proses itu akan coba dielaborasi lebih jauh oleh setiap seniman dan/atau desainer, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Cut and Rescue, Erwin Windu Pranata, Marishka Soekarna, Natasha Gabriella Tontey, Patricia Oentario, Rama Dauhan, Ruth Marbun, Ricky “Babay” Janitra, TANGAN, Tisa Granicia, KLE, Adi Dharma “Stereoflow”, dan Julia Skergeth.

Para seniman ini diarahkan untuk mengambil tanda-tanda dalam fashion menjadi bahasa dalam gagasan dan karya mereka, seperti membuat kalung sebagai penanda sesuatu yang bisa menjadi adornment atau penghias, yang dapat menjadi suatu berkah; atau sebaliknya menjadi suatu belenggu yang mencekik dalam karya Marishka yang membahas tentang siklus wanita. Ada pula yang menggunakan metafora pakaian untuk menyampaikan gagasannya, dan menggabungkan kostum dan performans untuk menggiring kita ke dunia yang lain.

APA Space disini menjadi makcomblang yang menjodohkan kedua bidang kreatif yang bersinggungan ini agar bisa lebih intim, merangkul berbagai kemungkinan yang bisa terjadi dari kolaborasi diantara kedua bidang. Dengan menyediakan area dan ruangan alternatif yang terbuka bagi segala ide, APA Space telah membantu mendorong batas-batas antara kedua bidang ini menjadi lebih cair. Dengan tidak lupa juga untuk bersenang-senang dan merayakan bersama kebersamaan, kita tidak berjanji apa-apa!

Bertempat di APA Space, pameran ini akan dibuka tanggal 16 Maret 2016 dan berlangsung hingga tanggal 5 April 2015. whiteboardjournal, logo