Portofolio: Nusae Design

26.10.15

Portofolio: Nusae Design

Menjaga Kualitas, Konsistensi dan Relevansi.

by Ken Jenie

 

NUSAE merupakan studio desain grafis yang memfokuskan pada design + environmental graphic berbasis di Kota Bandung. Sudah menjalin kerjasama dengan beberapa studio architects diantaranya Urbane Indonesia, Andramatin, Labo, Basio Studio, Studio karya Malaysia, DFORM dan Nusae juga aktif sebagai member dari ADGI, NETVVORK.

Bagaimana awal mula dibentuknya Nusae Design?

Nusae berdiri pada tahun 2013 yang didirikan oleh Andi Rahmat, desainer grafis yang pada waktu itu masih bekerja di Leo Burnett Indonesia dan Dicky Sukmana yang berlatar belakang arsitek. Dua background berbeda yang menjadikan Nusae berfokus pada design + environmental graphic.

Apa karakter yang ingin dimunculkan pada karya Nusae Design?

Kami berprinsip selalu mengacu kepada pemikiran dasar desain grafis, yakni untuk dapat menghasilkan karya design yang konsisten dan relevan pada setiap proyek yang kami kerjakan melalui eksplorasi grafis dan tipografi. Kami selalu ingin menciptakan desain yang “timeless”, seperti karya desainer – desainer terdahulu seperti pada tahun 1950-an yang karyanya masih bisa kita nikmati hingga sekarang. Misalnya Josef Muller Brockmann, Emil Ruder, Armin Hofmann.

Apakah ada karya yang bisa menjadi representasi karakter Nusae Design, baik secara idealisme maupun komersil?

Hampir semua karya pada setiap proyek yang kami kerjakan mempresentasikan karakter Nusae. Karakter terus kami jaga meski kami juga menghadapi klien yang sangat corporate, kami mencoba memasukan pemikiran-pemikiran desain yang menurut kita baik dan benar. Selain mengerjakan pekerjaan buat klien, kami juga selalu membuat proyek inisiatif untuk social atau untuk eksperimen internal nusae sendiri, sehingga karya yang dihasilkan sangat mempresentasikan dari karakter nusae.

Bagaimana approach dan proses Nusae Design terhadap pengerjaan setiap project?

Problem pada setiap proyek sangat berbeda-beda sehingga pendekatan solusinya pun berbeda-beda. Itu yang menjadi tantangan bagi kami dalam mengerjakan setiap proyek. Pertama, kami selalu mengajak calon klien untuk berdiskusi. Penting untuk kami mengetahui karakter klien seperti apa, karena akan menentukan arah perjalanan proyek yang akan kita kerjakan. Setelah itu kami selalu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya tentang proyek yang akan kami kerjakan. Kami selalu membiasakan diskusi dan mapping ide dengan tim, lalu memasuki proses desain. Bagi kami, proses desain adalah hal yang sangat penting, karena selalu ada “surprise” pada tahapan ini.

Bagaimana Nusae Design memposisikan idealisme dalam proyek-proyek komersil?

Kami selalu memasukan idealisme pada setiap proyek komersil, asalkan masih relevan dan sesuai kebutuhan. Karena idealisme itu sangat perlu, karya desain yang tidak ada sisi idealismenya hanya akan menjadi alat marketing semata

Bagaimana tata manajerial Nusae Design dalam mengelola tiap personil desainer grafis?

Tim kami sangat kecil dengan jumlah 9 orang, 6 orang tim desain dan sisanya manajemen dan marketing. Kami mempertahankan sistem tim kecil agar kualitas desain bisa terjaga. Biasanya satu proyek dipegang oleh satu desainer, jarang sekali satu proyek dikerjakan beberapa desainer, maksimal dua desainer. Dengan alasan supaya desainer bisa lebih memahami masalah pada setiap proyek, sebuah hal yang kami harapkan bisa meningkatkan kepekaan pada desainer-desainer kami.

Bagaimana Nusae Design memposisikan esensi karya graphic design dalam masyarakat?

Kami selalu menyisihkan porsi untuk membuat proyek social dengan tujuan untuk memperkenalkan desain grafis yang baik dan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Walaupun pada saat ini, masyarakat modern sudah tidak bisa lepas dari desain grafis, tetapi masyarakat belum sadar akan esensinya. Beberapa pekerjaan kita yang ditujukan untuk masyarakat diantaranya, “Friendly Bandung” (proposal city branding untuk kota bandung yang telah disetujui oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil), signage alun-alun Bandung, Diaspora Wayfinder dan semoga kedepannya bisa lebih berbuat banyak lagi.

Bagaimana pengalaman Nusae Design dalam menjadi bagian dari industri graphic design di Indonesia?

Kami baru berjalan 2 tahun, dan sebentar lagi masuk tahun ke-3, mungkin kalau analoginya bayi, kami baru bisa lari walaupun belum stabil. Sejauh ini kami mendapat klien berdasarkan rekomendasi teman, atau dari portfolio kami, karena karena sering juga kami mendapat klien yang kami sama sekali tidak mengenal lingkungannya. Kami melihat perkembangan dunia desain grafis di Indonesia untuk sekarang lebih meningkat daripada sebelumnya, dengan semakin sering kiprahnya terlihat, terutama pada panggung internasional. Ini bisa dilihat pada bagaimana asosiasi mulai terbangun kembali, perusahaan besar yang sudah mulai melirik studio-studio kecil yang biasanya hanya menawarkan pekerjaannya kepada agency multinasional. Kami yakin marketing yang benar adalah kelalui karya kita sendiri, ini yang selalu menjadi motivasi agar kami selalu semangat membuat karya yang baik.

Nusae Design
Jl. Karawitan No 28 A
Buah Batu Bandung
0813 2151 3954
hello@nusae.cowhiteboardjournal, logo

Tags