Portofolio: Liberated Studio

11.05.16

Portofolio: Liberated Studio

Prinsip Kekeluargaan dalam Berkarya

by Muhammad Hilmi

 

Bagaimana awal mula dibentuknya liBStud?

liBStud adalah nama panggilan untuk Liberated Studio, sebuah ruang tempat bekerja bersama dan merdeka bersama, yang awalnya dibuat oleh Farid Stevy sebagai sebuah brand yang menandai proyek-proyek personalnya di karya seni rupa dan desain pada periode 2006 – 2007. Nama liBStud sudah muncul di beberapa event seni rupa pada masa itu. Beberapa saat kemudian, tahun 2011 bekerja sama dengan beberapa kawan, Farid membawa liBStud dalam kolaborasi desain dan produksi dengan nama libstud+loten.

liBStud secara nyata menjadi sebuah studio desain mulai 2015. Didukung oleh beberapa desainer dan awak produksi, saat ini bertempat di Jl. Cendrawasih 351B, Pringwulung, Yogyakarta.

Apa karakter yang ingin dimunculkan pada karya liBStud?

Lahir dan tumbuh dengan hirup dan hembus Yogyakarta, memberi pengaruh yang kuat pada proses kreatif studio. Berlimpahnya wahana dan wacana seni dan kreatif, juga kultur diskusi yang kuat, membuat liBStud ingin selalu memberikan nilai tambah dalam setiap proyek yang dikerjakan. Sentuhan seni rupa yang artistik, terkadang nakal, bahkan sesekali liar, memberikan tambahan nyawa dan keasyikan tersendiri pada karya-karya desain yang pada hakikatnya harus logis, empirik dan cenderung rigid.

Apakah ada karya yang bias menjadi representasi karakter liBStud baik secara idealisme maupun komersil?

liBStud itu sendiri bagi kami adalah sebuah karya dengan gas penuh untuk memunculkan karakter ideal yang kami inginkan, sekaligus menjawab permasalahan-permasalahan yang nyata. Berkarya dan berusaha bersumbangsih untuk society versus how to pay the bills, liarnya senirupa ditabrakkan dengan logika desain, dan logika klien juga tentunya ditengah Yogyakarta yang santai melawan deadline yang bengis memburu. Merdekanya kami di studio ini ketika bisa bertahan hidup dan semoga semakin bertumbuh dengan mengerjakan apa yang kita sukai, di kota yang tidak bisa kami tinggalkan. Pada eksekusinya, untuk mencapai karakter tersebut, liBStud kami atur menjadi beberapa sub-unit yaitu studio kerja (liBStud), ruang diskusi dan galeri disain (liBSpace) dan toko barang-barang disain (liBStore) dan cinderamata studio (liBStuff).

Bagaimana approach dan proses liBStud terhadap pengerjaan setiap project?

Porsi terbanyak dalam setiap pekerjaan adalah riset. Bukan agar nampak seakan-akan serius, tapi sebenarnya supaya kami lebih santai dalam mengerjakan project itu. Semakin kami tahu seluk beluk musuh yang kami hadapi, semakin sedikit alat perang yang harus kami bawa ke medan laga untuk memenangkan peperangan. Pengumpulan data, brainstorming, diskusi, hingga mengerucut pada kesimpulan mencakup 70% dari proses pengerjaan, sisanya kerja visual dan minum beer dan bermain facebook. Saking senangnya kami ngobrol sama klien, banyak yang malah menganggap kami jadi teman curhat, lalu kami curhati balik, tentang betapa banyak uang yang kami inginkan dari project yang sedang dikerjakan. Ha!

Bagaimana liBStud memposisikan idealisme dalam proyek-proyek komersil?

Sebagai sebuah studio disain, kami hanya punya hanya satu ayat idealisme dalam setiap project-project komersil, yaitu: memberikan solusi. Tidak ada ruang negosiasi di wilayah itu, kaku, harus di turuti oleh semua tim kerja dan klien, semalas apapun kami dan serewel apapun klien-nya. Sedangkan bagaimana karakter kami muncul dalam project, selalu tergantung kebutuhan, tidak bisa dipaksakan, tidak enak juga kalau kita ada pihak yang memaksakan ide mereka dalam proses kreatif.

Bagaimana tata manajerial liBStud dalam mengelola tiap personil desainer grafis?

Sebagai sebuah bisnis yang baru dimulai, fleksibilitas dalam proses kerja menjadi lebih mudah. Kami harus menjadi lincah dan adaptif dalam setiap proyek, tanpa mengabaikan akuntabilitas.

Hubungan tiap personil di studio berawal dari perkawanan yang sudah terjalin sejak lama. Pengelolaan secara manajerial menjadi lebih mudah. Menghindari pembatasan tanggung jawab yang kaku, dengan SOP yang ketat. Siapapun harus siap sedia membantu atau mengerjakan sesuatu yang bukan bidangnya apabila diperlukan. Secara psikologis, kami punya kredo kebersamaan bernama ‘maju bareng’ alias maju bersama, yang bisa berarti menjadi lebih maju bersama-sama, juga bisa berarti menghadapi project bersama-sama. Tata manajerial dibuat untuk mencapai hal itu.

Bagaimana liBStud memposisikan esensi karya graphic design dalam masyarakat?

Setiap karya desain dapat dijelaskan dengan konsep-konsep muluk yang mendasarinya, entah itu memang demikian atau sekedar omong kosong demi memuaskan klien, Libstud tumbuh dan berkembang di dunia tersebut. Namun, liBStud selalu bekerja untuk mencari solusi terbaik untuk permasalahan grafis atau komunikasi visual yang dimandatkan oleh klien. Kami sepakati sebagai manifesto studio ini: We are liBStud. We love to design. We hate bullshit. We do bullshit, well design bullshit.

Bagaimana pengalaman liBStud dalam menjadi bagian dari industri graphic design di Indonesia?

Sejahtera! Sebagai sebuah bisnis, studio ini tetap mengharapkan adanya keuntungan yang dapat menjadi sumber pendapatan finansial. Satu tahun terakhir, pengalaman kami cukup menyenangkan.

Menjadi besar tidaklah hal mudah dalam industri kreatif yang tengah menjadi primadona di Indonesia. Kami belum mampu membayangkan akan seperti apa liBStud di sepuluh tahun ke depan. Yang pasti, kami berkeinginan studio ini tetaplah menjadi studio yang kecil, namun berisi, melibatkan banyak partner bisnis, mengajak setiap pihak untuk maju bersama.

Migunani tumraping liyan yang berarti bermanfaat bagi yang lain, menjadi semboyan yang dihidupi bersama siapapun yang ada dalam studio kami. Sebisa mungkin semua proyek yang kerjakan mengembangkan semua pihak yang berkerjasama dengan kami, dari klien, freelancer yang membantu di lapangan, vendor, warung sebelah studio tempat bersandar perut lapar kami, sampai tetangga sebelah studio. Dengan semangat itu pula, kami berusaha melibatkan banyak pihak dalam mengerjakan proyek, terutama saat proses riset dan produksi.


Liberated Studio
Jalan Cendrawasih 351B,
Pringwulung, Depok,
Selman, Yogyakarta.
w: http://http://libstud.id/
e: libstudloten@gmail.com
t: @LIBSTUD
p: +62 274 530643whiteboardjournal, logo

Tags