GAIA Cosmo Hotel , boutique hotel bintang 4 untuk urban professionals."/>

Artsy Escapism in Yogyakarta

13.03.17

Artsy Escapism in Yogyakarta

Immersing Art Through Daily Basis

by Febrina Anindita

 

Tiada kata yang pas untuk menggambarkan kota Yogyakarta selain romantis. Atmosfer hangat serta masyarakat kultural telah membuat kota ini selalu dipadati wisatawan yang datang untuk mencari angin segar, hingga menetap untuk berkarya. Selain memiliki banyak atraksi alam maupun buatan manusia, Yogya selalu memiliki cara untuk menggelitik rasa tiap orang yang datang. Salah satunya melalui iklim kesenian yang terus melahirkan subkultur menarik. Banyaknya galeri yang terpusat di beberapa tempat pun, kini tak jarang menjadi tujuan wisata berkat nuansa dan kurasi seniman yang berbobot.

huawesmall
http://yogyakarta.panduanwisata.id/

Cemeti Art House
Letaknya yang tidak jauh dari area wisata Prawirotaman membuat Cemeti Art House selalu mencoba menghadirkan pameran hingga residensi kaya referensi. Hadir dalam bentuk rumah terbuka dengan ruang serbaguna, beragam konsep pameran telah digelar di sini dan seringkali mengelabui mata pengunjung berkat peletakan karya yang membaur dengan perabotan. Mengusung konsep art space, Cemeti pun membuka pintu diskusi bagi siapapun yang ingin membahas suatu karya ataupun sekadar bersantai dan mengobrolkan isu menarik seputar subkultur. Seniman muda seperti Yaya Sung hingga Ardi Makki pernah berpameran di sini, sehingga jelaslah bahwa ada puluhan proyek yang diadakan tiap tahun untuk mengisi agenda seni demi meningkatkan iklim seni di Yogyakarta maupun Indonesia.

huawesmall
http://yogyakarta.panduanwisata.id/

Kedai Kebun Forum (KKF)
Tidak jauh dari Cemeti Art Space, tepatnya di Jalan Tirtodipuran, terdapat sebuah kedai yang menyediakan ruang galeri bernama Kedai Kebun Forum (KKF). Diurus langsung oleh seniman ternama Agung Kurniawan, tempat ini menawarkan kebutuhan primer para masyarakat urban, yakni makan, tentunya, melihat seni dan berdiskusi. Hadir dengan area yang dihiasi pepohonan tinggi nan rimbun membuat kedua lantai KKF selalu ditempati oleh ragam sosok kreatif. Mulai dari warga lokal yang belajar bahasa dengan wisatawan, emerging artist yang berdiskusi tentang tema pameran, atau bahkan Agung sendiri yang sibuk menggambar di sudut kedai. Terletak persis di samping rumah dengan halaman asri, tidak perlu alasan lebih untuk berlama-lama di KKF ditemani dengan sepiring pisang goreng hangat.

huawesmall
http://stopmotionsymphony.com/ruang-mes-56/

Ruang MES 56
“Nyeleneh” jadi hal pertama yang muncul di kepala ketika mengunjungi tempat ini. Kata kedua mungkin adalah “bebas” dikarenakan semua orang bebas berekspresi di sini. Namun, terlepas dari impresi yang tercipta, Ruang MES 56 merupakan kolektif seniman yang bekerja secara kooperatif bersama komunitas dan jejaringnya dalam membuat sebuah rumah serbaguna. Didirikan pada tahun 2002, Ruang MES 56 telah menjadi studio kerja, kelas belajar, ruang bermain dan bahkan tempat tinggal – jadi jangan kaget bila Anda berkunjung ke sini, terdapat suasana familiar yang tercipta dengan mudah. Beragam workshop yang dipimpin langsung oleh seniman – salah satunya Angki Purbandono – membuat kolektif ini mampu bertumpu melalui pengembangan seni yang beririsan dengan disiplin ilmu lain. Jika Anda sudah paham dengan konsep dari kolektif ini, kata ketiga yang mampu mendeskripsikan Ruang MES 56 adalah “kritis” – karena mereka menghadirkan isu dan membahasnya secara kritis dan kontekstual untuk mendorong masyarakat sekitar maupun wisatawan berpikir terbuka dan kreatif.

huawesmall
https://indoartnow.com/artists/ace-house-collective

Ace House Collective (AHC)
Selain Ruang MES 56, Ace House Collective (AHC) didaulat menjadi kolektif seniman yang melakukan praktek kerja kreatif melalui pendekatan budaya populer. Berkat sudut pandang yang progresif, kolektif ini sering menjadi rumah bagi pameran dengan isu unik. Mulai dari art performance atau sekadar pameran lukisan lowbrow, tiap karya yang dipertunjukkan selalu berhasil memantik diskusi menarik. AHC sendiri pernah mengangkat kawasan Bandungan di Yogyakarta sebagai kasus unik dengan mengangkat percampuran budaya yang memungkinkan petani di sana mengenal gaya hidup urban dari para wisatawan.

huawesmall
https://www.pinterest.com/pin/72479875227833561/

Ark Galerie
Untuk bisa ke Ark Galerie, Anda hanya perlu berjalan sekitar 500 m ke Jalan Suryodiningratan dari Jalan Tirtodipuran. Galeri yang dipimpin oleh kurator ternama Alia Swastika ini, memiliki arsitektur yang khas. Bayangkan sebuah gudang tidak terpakai yang dihiasi dengan anak tangga kayu di bagian depannya didayagunakan sebagai ruang pameran dan pertunjukan. Berkat keunikan ini, Ark Galerie dengan mudah menarik perhatian wisatawan yang berjalan kaki di sekitar. Seniman kontemporer seperti, Duto Hardono dan Jompet Kuswidananto pun menggelar pameran solo di Ark dengan memaksimalkan ruang yang ada, sehingga tiap pameran memiliki layout tiada dua.

huawesmall
https://www.pegipegi.com/id/jogja/seni/langgeng_art_foundation/

Langgeng Art Foundation (LAF)
Dengan tampilan gedung besar seperti warehouse, tidak butuh waktu lama untuk menemukan Langgeng Art Foundation yang tepat berseberangan dengan Ark Galerie. Lembaga seni ini memfasilitasi berbagai macam seni yang mendukung perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Adanya beberapa ruang pameran membuat pengunjung dapat menikmati 2 pameran sekaligus dan mendapati 2 macam isu berbeda yang diinterpretasikan melalui karya-karya konseptual. Kurator seperti Roy Voragen sampai nama-nama seniman seperti Wiyoga Muhardanto pernah menampilkan gagasan menarik di LAF yang menimbullkan renungan kritis pagi pencinta seni.

Dari sekian banyak galeri dan tempat berkumpul para seniman di Yogyakarta, wisata di kota inipun bergeser dan cenderung fokus pada kesenian yang ada di sana. Berkat pesatnya perkembangan seni di kota ini, beberapa boutique hotel bermunculan dengan desain fungsional namun tetap progresif dengan zaman. Salah satu yang bisa dijadikan pilihan ketika berwisata ke Yogyakarta adalah GAIA Cosmo Hotel.

Hotel brand ini hadir dengan arsitektur modern yang membuatnya mencolok di antara bangunan lainnya. Didukung dengan interior bermaterial lokal dan desain ruang yang sophisticated, para pencinta seni dapat menikmati kenyamanan urban yang terinspirasi dari tradisi Indonesia, mulai dari hotel, restoran Semeja Asian Kitchen hingga Inpira Roasters Artisan Coffee – in-house kafe 24jam dengan beragam pilihan kopi single origin dari nusantara. Berkat hospitality yang kental dan akses mudah ke galeri, kedai atau kolektif seniman, GAIA Cosmo Hotel menjadi tempat yang pas untuk hunian ketika Anda ingin menikmati wisata seni di Yogyakarta. Menggunakan konsep simply stylish, GAIA Cosmo Hotel tidak hanya menyediakan hunian dengan kemudahan check in, tapi juga hot spot untuk para urban professionals.whiteboardjournal, logo

Tags