A Penny for Your Thoughts

19.03.18

A Penny for Your Thoughts

Cerita Pendek dari Kamera 10 Fotografer Muda

by Febrina Anindita

 

Sebuah foto akan tampil paling baik bila dicetak di atas kertas glossy. Itulah teori yang banyak dianut oleh publikasi buku fotografi. Tidak jarang foto-foto tersebut melalui proses digital editing terlebih dahulu agar hasil cetaknya dapat tampil maksimal. Supervisi selama proses percetakan pun mungkin dilakukan untuk memastikan agar warna hasil cetakan terlihat semirip mungkin dengan apa yang dilihat secara digital.

Kamboja Press dan Drunkzine adalah beberapa yang tak menyepakatinya. Setidaknya, dalam terbitan pertamanya, “A Penny for Your Thoughts” dua kolektif ini menantang konvensi umum itu. Berisi karya submisi fotografer muda dari berbagai negara, yang kemudian dikurasi menjadi sepuluh fotografer, buku ini mencoba melawan dengan bentuk yang tak konvensional: tinta kedelai dengan kombinasi warna hitam, biru, dan merah di atas lembaran kertas yang disertifikasi ramah lingkungan.

Hasilnya? Bukan foto-foto dengan warna yang tajam dan jernih, tentunya. Buku ini menampilkan foto-foto dengan tone warna yang tampak desaturated. Efek grainy juga terlihat jelas dari foto-foto yang tercetak dalam buku ini. Meskipun demikian, Kamboja Press dan Drunkzine menghasilkan semua ini dengan sengaja. Dalam pengantar pada buku ini, disebutkan bahwa mereka melakukan pewarnaan ulang terhadap foto-fotonya sekaligus juga bereksperimen dengan properti cetak ramah lingkungannya.

Lantas, estetika yang ditampilkan publikasi ini bukan hal lazim yang dapat diterima semua orang. Bahkan bisa dikatakan bahwa bukan keindahan foto yang ingin diperlihatkannya, namun cerita di balik foto-foto tersebut. Sepuluh fotografer yang ada dalam buku ini menampilkan foto-foto dengan kisah yang berbeda-beda. Salah satu fotografer mencoba menangkap momen kegembiraan alami dalam foto-fotonya. Fotografer lain menyukai perilaku spontanitas manusia yang tidak dibuat-buat dan akhirnya mengabadikan hal-hal yang dilakukan orang-orang di sekitarnya—mulai dari momen terpeleset hingga berciuman. Dapat ditemui juga foto yang diambil dari sesi foto khusus. Tentu saja dengan berbagai alasan personal yang menjadi latar belakangnya, seperti seorang fotografer yang melakukan photo session untuk mengkritisi imaji utopis dari iklan pakaian dalam.

Bila ini adalah sebuah literatur, “A Penny for Your Thoughts” adalah kumpulan cerita pendek. Bedanya, cerita disampaikan melalui visual semata, dengan skema warna yang unik dan beragam genre fotografi yang ditampilkannya. Mengarungi halaman-halamannya, kita dapat dihadapkan dengan rasa senang melihat foto yang menggembirakan, kagum dengan foto yang diambil dari angle yang unik, hingga kaget dengan pengabadian momen tidak terduga. Dengan tebal kurang dari 100 halaman, publikasi ini mampu membawa pembacanya ke dalam berbagai mood yang diekspresikan tiap fotografer dari hasil jepretan kameranya.whiteboardjournal, logo

Tags