Vira Talisa dan Romantisme ala Eropa

25.11.16

Vira Talisa dan Romantisme ala Eropa

Exclusive Stream Vira Talisa EP

by Muhammad Hilmi

 

Sekitar tiga tahun lalu, Vira Talisa mengunggah lagu cover “Fly Me to The Moon” dari Frank Sinatra ke account Soundcloud miliknya. Ini sama sekali bukan hal baru, ada ribuan-bahkan mungkin jutaan- akun Soundcloud yang berisi cover songs lagu akustik, tapi dalam hal ini Vira adalah kasus yang istimewa. Dengan karakter vokalnya yang spesial, Vira muncul dan kemudian dikenal banyak orang sebagai salah satu talenta segar yang karyanya selalu ditunggu.

Sejak itu, setiap posting dari Vira selalu diputar dan disukai (7ribu adalah angka like paling kecil di akun miliknya, rata-rata jumlah like per lagunya adalah puluhan ribu), ini jelas merupakan bukti yang otentik mengenai potensi yang dimilikinya, tanpa pernah ada manggung, atau merilis apapun, Vira telah memiliki crowd tersendiri.

Pertengahan tahun 2016, Vira Talisa kembali ke Indonesia sepulangnya dari masa studi di Perancis. Semenjak itu, Vira mulai bermain di beberapa acara kecil. Ketika Orange Cliff mengumumkan bahwa mereka akan merilis materi dari Vira Talisa, ini merupakan kejutan yang menyenangkan.

Kejutan ini kemudian lahir dalam bentuk lima lagu yang terangkum dalam sebuah EP self-titled. Sedikit berbeda dengan materi yang ia unggah di Soundcloud, EP dari Vira terasa lebih kaya dengan isian instrumentasi yang lebih berwarna. Di dalam lagu-lagunya, Vira bernyanyi mengenai melankolia romantisme ala Eropa dengan sedikit pengaruh nuansa Amerikana lama.

Nuansa musik Vira cukup spesifik, darimana karakter ini lahir?
Saya sangat menyukai musik pop, doo-wop, dan rock ‘n’ roll pada tahun 60’an terutama di Amerika (seperti misalnya The Ronettes, Chuck Berry dan The Beach Boys) dan di Perancis seperti yg Hilmi sebutkan, Françoise Hardy, juga Brigitte Bardot terutama di album B.B dan juga France Gall. Saya rasa ini karena musik tersebut sering dan cukup setia saya dengarkan. Entah sengaja atau tidak, secara tidak sengaja, dari situlah karakter musik saya terbentuk.

Ada perbedaan yang cukup ketara dari musik Vira Talisa yang sebelumnya dikenal di Soundcloud dan yang akan rilis di EP ini. Bagaimana Vira mengembangkan musik gitar – vokal jadi komposisi yang lebih kaya untuk EP Vira ini?
Di EP saya ini, komposisi musik dikerjakan berenam. Tidak seperti biasanya di Soundcloud, dimana saya sendiri mengerjakan semua musiknya. Jadi otomatis karakter yang keluar bervariasi, karena ide-idenya juga pasti datangnya bukan dari saya sendiri. Walaupun pada awalnya saya yang mengarahkan, tapi pada akhirnya musik di EP ini adalah hasil dari beberapa diskusi, debat dan percobaan dari 6 kepala yang berbeda.

Secara lirik, Vira mengingatkan pada songwriting romantisme Eropa klasik ala Françoise Hardy, sedikit Edith Piaf hingga Jane Birkin, apa yang ingin Vira sampaikan dengan gaya yang demikian?
Apa ya, mungkin tentang keluguan dan kejujuran dalam menulis. Ada kerapuhan juga. Yang saya sukai dari gaya penulisan semacam ini adalah kalimat-kalimat yang tidak bertele-tele dan kesan yang straight to the point, juga tema-tema melankolis, sedikit ironis dan romantis.

Yang menjadi dilematis, di sini, musik seperti yang dimainkan Vira sering direduksi maknanya jadi iringan semata di kafe, bagaimana Vira memposisikan musik Vira sendiri?
Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, balik lagi ke pendengar mau mendengarkan musik saya seperti apa. Kalo kata Roland Barthes, “The birth of the reader must be at the cost of the death of the author”, jadi sebetulnya sejak saya memperdengarkan musik saya ke orang, posisi saya sebagai author dari musik saya sendiri sudah mati. Setiap orang pasti berbeda interpretasi, begitu pun halnya untuk mereka yang mereduksi makna musik saya. Tapi saya percaya kalau sangat banyak pendengar yang tidak seperti itu. Jadi saya tenang saja.

Apa proyek mendatang dari Vira Talisa?
Waktu masih di Perancis, saya sempat mengerjakan proyek Bossa Nova bersama teman musisi/produser musik yg mengerjakan EP saya ini. Kalau tidak ada kendala, proyek tersebut akan dirilis tahun depan. Selain itu tentunya saya juga memiliki keinginan untuk membuat LP. Materi sudah ada, tinggal digarap saja.

Jika diberikan kesempatan untuk memilih produser atau kolaborator untuk karya mendatang, siapa kira-kira yang ingin Vira ajak kerja sama?
Kalau boleh bermimpi, saya ingin Brian Wilson. Beliau adalah idola saya sejak dulu. Saya sudah berimajinasi bertukar ide-ide seru, bermusik dengan instrumen yang tak terduga. Dan pastinya membuat harmonisasi vokal yg bikin pusing kepala dengan beliau di studio.whiteboardjournal, logo

Tags