Titik Temu Seniman Konvensional Dan Digital, Superlative Gallery Diharapkan Dapat Menjadi Cikal Bakal Kolaborasi Untuk Memajukan Karya Seni Indonesia

Art
10.02.22

Titik Temu Seniman Konvensional Dan Digital, Superlative Gallery Diharapkan Dapat Menjadi Cikal Bakal Kolaborasi Untuk Memajukan Karya Seni Indonesia

SSS berharap bahwa mereka dapat mengharumkan nama Indonesia di ranah internasional, dan juga memperkenalkan dunia kepada seniman Indonesia. 

by Whiteboard Journal

 

Teks: Titania Celestine
Photo: The Jakarta Post

Galeri NFT pertama di Asia Tenggara dilaporkan telah buka di Bali. Dinamakan sebagai ‘Superlative Gallery’, pameran tersebut mendedikasikan ruang luas bagi komunitas penggemar NFT untuk mengapresiasi dan mengembangkan karya seni NFT di Asia Tenggara. 

Selebihnya, dalam rangka memajukan Superlative Secret Society (SSS), yang merupakan komunitas kolektor seni NFT, ‘Superlative Gallery’ diciptakan sebagai dukungan infrastruktur yang memudahkan akses terhadap seni dan hobi bagi penggemar NFT.

Empat pelopor SSS yang berasal dari Pulau Jawa, yakni Prasetyo Budiman, Arief Wijaksana, Adam Adha, dan Faatih Rifqi, memiliki harapan untuk memajukan komunitas kreatif Indonesia, memperluas jangkauan SSS keduanya dalam dunia nyata dan di Metaverse. 

Dilaporkan bahwa tim SSS juga akan menyelenggarakan pop-up events di area Jakarta, New York, dan Inggris. Dengan itu, SSS berharap bahwa mereka dapat mengharumkan nama Indonesia di ranah internasional, dan juga memperkenalkan dunia kepada seniman Indonesia. 

“Tujuan dari ‘Superlative Gallery’ itu untuk mengapresiasi keduanya seniman lokal dan internasional. Kami memandang galeri ini sebagai sebuah NFT hub dimana seniman digital dan konvensional bisa bertemu dan berkolaborasi,” ungkap Prasetyo Budiman, CEO dari SSS. 

Superlative Gallery terletak di Jalan Legian No. 99, Kuta, Badung, Bali. 


whiteboardjournal, logo