Celine Umumkan Logo Terbaru di Bawah Naungan Hedi Slimane

Fashion
04.09.18

Celine Umumkan Logo Terbaru di Bawah Naungan Hedi Slimane

Dari Céline ke Celine.

by Ghina Sabrina

 

Foto: Celine

Rebranding bukanlah hal yang mudah dan cenderung memiliki risiko tinggi karena dapat mengubah persepsi pasar mengenai nilai dan kualitas merk tersebut. Dalam industri fashion, langkah ini seringkali dilakukan untuk menunjukan adanya perubahan di jajaran pimpinan sekaligus sebagai cara untuk meningkatkan hype dan daya tarik jual. Hal ini juga berangkat dari aspek penting di ranah high fashion, yakni para konsumen lebih tertarik dengan membeli barang yang memiliki daya tarik tinggi baik dari status yang identik dengan namanya maupun reputasi brand tersebut di mata para penggemar.

Hedi Slimane, selaku penerus Phoebe Philo sebagai creative director dari brand luxury fashion asal Perancis, Celine, pun menerapkan hal tersebut dalam langkah awalnya sebagai pemimpin. Setelah penampilan pertama tas Celine rancangannya yang dipakai oleh Lady Gaga, brand tersebut mengumumkan logo terbaru lewat akun resmi Instagramnya.

Menurut post di Instagram, logo ini terinspirasi dari versi original yang telah ada sejak tahun 1960 dan tipografi modernis yang digunakan pun diambil dari tahun 1930. Satu hal yang menarik perhatian dari perubahan tersebut adalah hilangnya aksen dari huruf “e”, sehingga Céline telah berubah menjadi Celine. Hal tersebut juga merupakan upaya untuk membuat logo Celine memiliki proporsi yang lebih sederhana dan seimbang, yang mana mengingatkan kembali pada koleksi dari tahun 1960. Selain itu, jarak antar hurufnya pun telah dibuat menjadi lebih padat dibanding logo sebelumnya.

Langkah rebranding ini sebetulnya bukanlah hal yang terlalu mengejutkan, karena perubahan logo oleh brand ternama yang baru berganti pimpinan telah menjadi semacam tren akhir-akhir ini. Pada awal musim panas lalu, Burberry memperkenalkan logo dan monogram terbaru di bawah pimpinan Riccardo Tisci yang sangat bertolak belakang dengan logo sebelumnya. Terlebih lagi, rekam jejak Slimane sebagai creative director pun memperlihatkan kecenderungannya untuk mengubah logo atau identitas dari brand yang ia pimpin. Saat memimpin brand luxury fashion Saint Laurent, ia menanggalkan kata “Yves” dari “Yves Saint Laurent” dan merombak logonya menjadi lebih risqué dan bold.

Perubahan ini memang tidak terlihat terlalu signifikan, apalagi karena hanya itu saja hal yang baru dapat dilihat dari hasil kerja Slimane sebagai creative director. Mungkin sekarang semua orang tidak bisa berhenti mengutarakan opininya tentang hilangnya aksen di huruf “e” tersebut, namun belum tentu koleksi perdananya yang akan keluar di Paris Fashion Week mendatang akan memenuhi ekspektasi semua orang. Oleh karena itu, apakah hype dari langkah tersebut akan memiliki pengaruh besar pada koleksi Celine (cee-line) seterusnya?whiteboardjournal, logo