Kebangkitan Gaya “Heroin Chic” dan Dampaknya Terhadap Isu Body Image dalam Fashion

Fashion
11.11.22

Kebangkitan Gaya “Heroin Chic” dan Dampaknya Terhadap Isu Body Image dalam Fashion

Tren-tren cenderung merupakan sebuah siklus tentang kembalinya suatu budaya dari masa lampau dan ternyata, hal yang sama berlaku untuk tipe tubuh wanita.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Shania Indah Adiyobikenia
Foto: New York Post

Isu body image merupakan suatu hal yang sudah umum di masyarakat, terutama bagi perempuan, namun dengan meningkatnya media sosial, permasalahan tersebut menjadi lebih kompleks. Kini hari, ternyata tren bentuk tubuh kembali hadir lagi dengan timbulnya lagi “heroin chic”. 

Bagi mereka yang masih bisa mengingat tahun 1990-an, menjadi kurus kering waktu itu dianggap trendy. Sesuai dengan nama “heroin chic”, tren tersebut meliputi penglangsingan tubuh hingga seolah-olah terlihat kekurangan gizi akibat penyalahgunaan zat narkoba (heroin). Gaya ini seringkali dikaitkan kepada mendiang supermodel Gia Carangi, yang secara tragis meninggal karena AIDS pada usia yang sangat dini, 26 tahun. 

Foto: Gia Carangi (Sumber: Unpublished Zine)

Tren ini tampaknya kembali lagi, dengan  pergeseran industri fashion baru-baru ini dari berakhirnya maraknya tipe badan yang curvy. Hal ini terlihat dengan Kim dan Khloé Kardashian, yang secara terbuka mengurangi lekukan badannya dan memuji sosok mereka yang kini lebih ramping. Selain dari itu, kesuksesan Bella Hadid dan kembalinya nostalgia awal tahun 2000-an membentuk asumsi bahwa menjadi langsing itu modis. 

Foto: Bella Hadid (Sumber: The Jakarta Post)

Pada masanya, tren ini dikecam akibat pengaruhnya terhadap peningkatan gangguan makan (eating disorders). Kini hari, gaya tersebut pun tetap problematic. Terutama dengan adanya berbagai revolusi kesehatan bagi wanita dan berpuluh-puluhan gerakan positif tubuh. Apakah kita akan membiarkan fenomena ini kembali menggiring kita ke dalam masa di mana bentuk tubuh terus dijadikan tren

 whiteboardjournal, logo