Berkenalan Dengan Para Sutradara New German Cinema Melalui Art House Cinema 2021

Film
15.08.21

Berkenalan Dengan Para Sutradara New German Cinema Melalui Art House Cinema 2021

Art House Cinema 2021 akan menayangkan sepuluh film Jerman karya enam sutradara generasi New German Cinema.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Hanindito Buwono
Foto: Goethe-Institut Indonesien/Press Release

Sejak tahun 2012, Goethe-Institut Indonesien selalu menayangkan berbagai film cerita serta dokumenter dari Jerman dan Indonesia dalam rangka program disebut Arthouse Cinema, yang rutin berlangsung di GoetheHaus Jakarta. Pada edisi kali ini, Arthouse Cinema 2021 kembali hadir dengan memutarkan film-film berkualitas tinggi karya sutradara Jerman dari generasi New German Cinema.

New German Cinema merupakan gerakan yang didasari untuk menyegarkan cara bercerita dalam medium film pada tahun 1960an-1980an. Gerakan ini berangkat dari ketidakpuasan sekelompok sutradara musa atas arah perkembangan aspek artistik serta sosial politik perfilman Jerman saat itu. 

Pada tahun ini, Arthouse Cinema 2021 akan menayangkan sepuluh film Jerman karya enam sutradara yang tergabung dalam generasi New German Cinema secara daring, melalui platform terbaru Goethe-Institut, yaitu Goethe-On-Demand. Kesepuluh film tersebut meliputi: 

1. Abschied von gestern (1966) dan Der starke Ferdinand (1976) karya Alexander Kluge 
2. Auch Zwerge haben klein angefangen (1970) dan Stroszek (1977) karya Werner Herzog
3. Katzelmacher (1969) dan Angst essen Seele auf (1974) karya Rainer Werner Fassbinder 
4. Der amerikanische Freund (1977) karya Wim Wenders
5. Etwas wird sichtbar (1981) dan Leben – BRD (1990) karya Harun Farocki 
6. Die bleierne Zeit (1981) karya Margarethe von Trotta

Seluruh penyeleksian film-film tersebut adalah hasil kurator tamu untuk Arthouse Cinema 2020-2021, yaitu Anggraeni Widhiasih. Sang kurator berpendapat bahwa film-film yang diseleksi dalam program ini merupakan karya sutradara yang mempelopori New German Cinema pada periode setelah tahun 1960an sampai dekade sebelum reunifikasi Jerman.

“Sinema menjadi ruang untuk menghadirkan pengalaman estetik dari perspektif yang berbeda-beda yang membahasakan tentang kesejarahan sebuah peristiwa dan bangsa. Sejarah yang sulit dibicarakan pun disituasikan kembali lewat narasi-narasi keseharian yang lebih sesuai dengan konteks yang sedang berlangsung. Persoalan tentang sistem, integrasi/disintegrasi akibat oposisi ideologi, serta alienasi yang terwariskan pada tubuh masyarakat pun hadir sebagai jalan untuk menelusuri kembali jejak-jejak kesejarahan yang hidup dalam sistem,” tambah Anggraeni Widhiasih dari press release yang diterima.

Film-film keenam sutradara era New German Cinema dapat ditonton gratis sampai 31 Desember 2021 dengan mendaftarkan diri lewat tautan ini. Setelah terdaftar, pengguna bisa memilih film pada platform untuk ditonton dalam kurun waktu 48 jam.whiteboardjournal, logo