Film “Mulan” dan “Tenet” Bisa Menentukan Nasib Pemutaran Film di Era Pandemi

Film
08.09.20

Film “Mulan” dan “Tenet” Bisa Menentukan Nasib Pemutaran Film di Era Pandemi

Dirilis di hari yang sama dengan platform yang berbeda, kedua film menjadi gambaran terhadap penayang film di tengah pandemi.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Niskala H. Utami
Foto: Walt Disney Pictures/Warner Bros. 

Industri Hollywood adalah salah satu industri yang merasakan pengaruh ekonomi dari pandemi, banyak sekali produksi yang terpaksa berhenti karena COVID-19. Ketika bioskop harus tutup, layanan streaming Netflix mengalami kenaikan jumlah penonton dan Disney juga mengandalkan Disney+ dalam menjalankan bisnisnya. Meski begitu, beberapa perusahaan ada juga yang mulai menayangkan film mereka di bioskop. “Mulan” dan “Tenet” adalah salah dua film yang rilisnya paling ditunggu tahun ini. 

“Mulan”, film live-action terbaru dari Disney, akan menjadi film Disney pertama dengan semua pemain dari Asia. Sedangkan “Tenet” adalah film science-fiction terbaru dari sutradara Christopher Nolan. Kedua film ini memberikan harapan besar bagi penonton dan awalnya diperkirakan mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar. “Mulan” dan “Tenet” dijadwalkan untuk rilis bulan Juli, tapi diundur menjadi Agustus karena pandemi. Agustus datang dan kedua perusahaan masih belum berani merilis filmnya, maka diundur lagi. Akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk rilis September ini di hari yang sama dengan platform yang berbeda. Disney menayang “Mulan” di platform mereka sendiri lewat Disney+, sedangkan Warner Bros. menayangkan “Tenet” di biskop. Dengan ini, kedua film bisa menentukan nasib bioskop di masa pandemi.  

“Tenet” akan menjadi film pertama yang tayang di bioskop sejak pandemi. Mengambil fakta tersebut, “Tenet” tidak harus berkompetisi dengan film lain yang sedang tayang. Dengan itu, “Tenet” bisa mencukupi lebih banyak studio dan tayang dengan durasi lebih lama. Perkiraan pendapatan pada opening weekend “Tenet” mencapai $20.2 Juta. Angka yang cukup kecil jika dibanding opening weekend “Dunkirk” yang dikabarkan mencapai $50 juta, tetapi cukup impresif mengikat situasi sekarang. Jika sukses, bioskop bisa perlahan-lahan mulai dibuka. Tantangan terbesar adalah membujuk penonton untuk bisa datang ke bioskop dengan kondisi seperti ini.  

Sedangkan “Mulan” akan menjadi film dana besar Disney pertama yang tidak tayang di bioskop. Sebagai upaya untuk menutup modal, Disney+ akan menagih $30, di luar tagihan bulanan, bagi yang ingin menonton perdana “Mulan”. Berita itu tidak diterima dengan baik oleh para pengguna Disney+ dan mereka menjadi ragu-ragu untuk menonton film tersebut. Di sisi lain, jika eksperimen ini sukses dan penonton rela membayar uang tambahan, maka ada kemungkinan besar layang streaming lain seperti Netflix, Hulu, dan Amazon Prime juga akan mulai menagih biaya tambahan untuk tayangan perdana. 

Kedua film mempunyai dana sebesar $200 juta dan akan dilihat opsi mana yang paling memungkingkan balik modal. Maka, kedua film ini berlaku sebagai bentuk uji coba untuk melihat apakah penonton siap kembali ke bioskop atau tetap di rumah. Hasilnya akan menentukan nasib film blockbuster yang seharusnya tayang tahun ini seperti “Wonder Woman 1984”, “James Bond: No Time to Die” dan “Black Widow”.whiteboardjournal, logo