Things We Like: Favorite Indonesian Movies

Film
29.03.21

Things We Like: Favorite Indonesian Movies

Kumpulan film-film lokal pilihan kami.

by Whiteboard Journal

 

Dari sederet film lokal, mulai dari komedi, drama, romansa, hingga horor, kita mempunyai alasan tersendiri kenapa kita tertarik terhadap suatu film tertentu. Untuk merayakan Hari Film Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret ini, kami mengumpulkan beberapa film lokal favorit.

HILMI
Managing Editor

What:

Berbagi Suami (2006)

Description:

Sebenernya mau nulis “Janji Joni” atau “9 Naga” di sini. Tapi kalau boleh jujur akting Mariana Renata bikin bolong di segala hal baik yang ada di “Janji Joni” (terutama untuk soundtracknya), script yang loose juga bikin “9 Naga” jadi agak kurang ketika dilihat lagi sekarang. Poin-poin tadi menunjukkan betapa sulit bikin film itu. 

“Berbagi Suami” ada di level berbeda. Saat film lain berjuang untuk membuat satu cerita yang mereka miliki berhasil, “Berbagi Suami” membuat tiga cerita dan semuanya lebih dari sekedar berhasil.  Topik yang diangkat tak main-main: poligami, tapi tak diceritakan dengan menggurui, justru dengan kisah sehari-hari yang sering lebih menyembilu. Tiga ceritanya juga punya angle yang penting dalam kajian tentang poligami: agama, dan kelas ekonomi. Tapi sekali lagi, disampaikan dengan cara yang menghibur sekali. Dan yang membuat film ini jadi bintang kelas adalah bagaimana tiga cerita yang ada kemudian bertaut dengan sangat alami, seperti akting hampir semua tokoh di film ini. Dan sejak itu, belum ada lagi yang seperti ini. 

FEBRINA ANINDITA
Editorial Staff

What:

Petualangan Sherina (2000)

Description:

Gw inget dulu sampe ambi kumpulin merch (majalah, bucket hat, kaos), ikutan beli plester warna-warni dan M&Ms. Mantep banget sih ini filmnya, mulai dari karakter, jalan cerita, sampai soundtrack. OMG kasetnya dulu gw puter terus dan sampai sekarang pun lagunya masih bisa bikin moving

GHINA HANA SABRINA
Editorial Staff

What:

Arisan! (2003)

Description:

Not gonna lie but I was going to put in “30 Hari Mencari Cinta”, but then I realized it wasn’t that great honestly. I just remembered some parts too vividly just because I watched it on repeat back then.

Anyway, I figured “Arisan!” might be in a lot of “Best Indo Films” lists since it truly was the talk of the town when it was released. I was 7. But I guess the film was one of the first ones to actually depict the complex lives of Jakarta’s social elites – which was far from the public eye back then, let alone the cinema. It’s witty, non judgemental, and entertaining.  

Note: Arisan 2 was meh

VANIA ALMIRA
Editorial Staff

What:

3 Hari Untuk Selamanya (2007)

Description:

Suka banget sama film ini sampe udah gue tonton berkali-kali! Kalau dipikir-pikir jalan ceritanya simple banget, dialog-dialognya juga berupa obrolan keseharian yang lo alamin di sekitar, kayak tuntutan keluarga tentang pendidikan lo lah, pernikahan, masalah kehidupan, sampai impulsive-nya anak muda. Tapi justru ini yang ngebuat film ini nyaman dan somehow relatable pas ditonton. Menurut gue, lagu-lagunya Float juga pas banget sih jadi soundtrack film ini, ngebawa alur filmnya jadi makin bagus dan ngena

Coba tonton ini pas lo lagi kangen road trip, lumayan bikin ‘bm’ jalan-jalan sama orang terdekat sih.  

CLARISSA AMABEL
Art Director

What:

Aruna & Lidahnya (2018)

Description:

Food? Nicsap?? Road trips??? A wonderful rerecording of “Tentang Aku”???? Oka Antara????? Music by our friends Ken & Mar????? CHOI PAN?????? Aruna & Lidahnya is really like a spoonful of midnight kacang koah for your soul: warm, sweet, and delightfully simple. ALL GOOD STUFF, no debat, 14/10 would watch over and over again.

SABRINA FARIZKY
Marketing & Partnerships

What:

Fiksi (2008)

Description:

Fiksi adalah salah satu film Indonesia yang paling memorable di kepala sampai saat ini. Akting Ladya Cheryl di film ini menurut gue sangat berhasil menggambarkan karakter Alisha yang polos tapi psycho. Meskipun pace ceritanya cukup lambat, tapi menurut gue suspense yang di bangun di film ini, tetap bikin penonton tegang sampai akhir.

MAR GALO
Bamboo Twist

What:

Dongkrak Antik (1982)

Description:

Film ini quotable banget siy dan juga slapstick galore. Mulai dari “Thank you, comeback”, “Kapan jembatan itu dibangun? Saya ga tau sir. Tadi malem saya lewat sini belum ada”, hingga “Dasar monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, kirikk!”. All-time favorite of Warkop although some context doesn’t age well in terms of political correctness. whiteboardjournal, logo