Tokyo International Film Festival Kembali dengan Line-Up yang Padat dan Memikat

Film
24.09.22

Tokyo International Film Festival Kembali dengan Line-Up yang Padat dan Memikat

Tokyo International Film Festival baru umumkan line-up untuk pergelarannya Oktober mendatang. 

by Whiteboard Journal

 

Teks: Ghina Prameswari
Foto: Japan Travel

Sebagaimana perhelatan lain yang terpaksa terhenti–atau beralih ke bentuk daring–Tokyo International Film Festival akhirnya dapat kembali dihadiri secara langsung mulai 24 Oktober hingga 2 November mendatang. Festival ini akan menampilkan film dari dalam dan luar Jepang, juga menjadi tuan rumah bagi beberapa penayangan Internasional. 

Dilansir Variety, beberapa film yang akan berkompetisi dalam festival ini termasuk “Kaymak” karya Milcho Manchevski, “Manticore” karya Carlos Vermut, “Tel Aviv Beirut” karya Michale Boganim, serta film debut dari sutradara Youssef Chebbi bertajuk “Ashkal”. “Kaymak” secara khusus juga akan melakukan penayangan Internasionalnya di Tokyo International Film Festival. 

Turut rayakan talenta lokal, dua film Jepang yang akan ditayangkan dalam festival ini termasuk “By The Window” karya Imaizumi Rikiya dan “Egoist” karya Mastunaga Daishi. Dua film yang diproduseri oleh sineas Jepang “Mountain Women” dan “This is What I Remember” juga tak absen dalam perhelatan besar ini. Selagi “Mountain Women” juga disutradarai oleh sutradara asal Jepang Fukunaga Takeshi, “This is What I Remember” merupakan karya sutradara asal Kyrgyzstan Aktan Arym Kubat. 

Tak berhenti di perayaan sineas asal Jepang saja, festival ini berniat untuk mewadahi seniman film dari berbagai belahan dunia. Bukan hanya lewat penayangan, Tokyo International Film Festival turut menginisiasi dukungan bagi Ukraina dengan menjaring bantuan di bioskop yang akan menayangkan film “Gorbach”–salah satu karya dari sutradara berkebangsaan Ukraina Maryna Er Gorbach. 

Bukan tanpa alasan, sajian film yang begitu eklektik dan beragam dimaksudkan agar festival ini bisa menjadi persimpangan bagi berbagai jenis etnis dan kebudayaan. Hal itu turut didorong dengan kembali diberikannya penghargaan Kurosawa Akira Award. “Penghargaan ini merupakan simbol dari interaksi Jepang dengan komunitas Internasional,” ujar salah satu perwakilan Tokyo International Film Festival. whiteboardjournal, logo