Gimme 5: Renaldy Fernando Kusuma

Art
08.03.18

Gimme 5: Renaldy Fernando Kusuma

Pada edisi Gimme 5 kali ini, kami menanyakan 5 roll film terbaik versi Renaldy “Enad” Fernando Kusuma dari Jellyplayground.

by Febrina Anindita

 

Teks: Amelia Vindy

Di tengah kembalinya tren kamera analog hari ini, sosok Renaldy “Enad” Fernando Kusuma dan Jellyplayground adalah dua nama yang tidak bisa dipisahkan darinya. Kecintaan Enad pada kamera jadul ini awalnya ia tumpahkan pada sebuah blog yang kemudian menjadi penyulut kebangkitan hobi yang sempat ditinggalkan ini. Pada edisi Gimme 5 kali ini, kami menanyakan 5 roll film terbaik versinya.

Fuji ProPlus II 100
Bisa dibilang Yudhistira (L’Alphalpha) adalah orang yang membuat saya ingin menggunakan kamera analog setelah melihat hasil-hasil jepretannya. Kebetulan pada awal tahun 2008, film Fuji ProPlus II 100 inilah yang paling mudah ditemukan dan harganya cuma Rp. 11.000/roll. Saat itu untuk menemukan roll tersebut sangat mudah karena kalian bisa membelinya di daerah Kebayoran Lama, namun sayangnya sekitar 2-3 tahun berikutnya roll tersebut ludes dan tak tersisa di pasaran. Pengalaman tersebut sangat membekas bagi saya karena kapan lagi bisa pakai film berembel-embel ‘Pro’ dengan harga Rp. 11.000.

Konica Centuria DNP 100
Selanjutnya kisah cinta saya dengan roll film diteruskan oleh Centuria DNP 100 yang sangat cocok dengan objek-objek yang sedang saya gemari seperti laut, langit dan pepohonan. Ditambah, saat itu saya mendapatkan satu kantong besar film tersebut seharga Rp. 5.000/roll. Meskipun kebanyakan film yang sudah expired, tetapi masih sangat layak untuk digunakan.

Fuji C200
film ini termasuk yang sangat beredar saat ini. Sebelumnya, harga sang “kakak” yakni Superia 200 sekitar Rp.17.500, namun saat ini keberadaannya digantikan oleh Fuji C200 dengan harga yang mencapai Rp. 55.000 sampai Rp. 60.000-an. Menurut saya Fuji C200 menjadi film yang sangat ‘aman’ dan baik untuk tes kamera, foto sehari-hari, dll.

Agfa Vista 200
Film ini adalah salah satu jualan saya yang akhirnya lebih sering dipakai sendiri. Tidak berbeda jauh dengan Fuji C200, Agfa Vista 200 juga merupakan budget film yang paling sering saya pakai. Seharusnya hasil dari film ini sedikit pinkish, tapi tidak jarang hasilnya justru mirip dengan hasil dari film Fuji C200. Gosipnya, Agfa Vista 200 saat ini diproduksi juga oleh Fuji dan sepertinya akan discontinued.

Kodak Portra 400
Berjualan film membuat saya jadi penasaran sama film yang satu ini meskipun harganya cukup mahal. Sekarang, Kodak Portra 400 dibanderol dengan harga Rp. 135.000 dan saya akui memang Portra dapat memberikan kepuasan tersendiri terutama bagi mereka yang menyukai foto portrait. Hasilnya sangat clear terutama pada skin tone. Secara kontras warna cukup “adem”, namun di saat yang bersamaan juga hangat secara tonal. Portra 400 pun sangat ramah bila di-over-kan. Saya sempat lupa mengatur posisi bukaan lensa dan saat itu posisinya ada pada +3, tapi ternyata saya justru lebih menyukai hasilnya. Mungkin kalau harga Portra hanya Rp. 50.000 saya akan selalu pakai film ini (tertawa).whiteboardjournal, logo