Sejumlah Tokoh dan Pekerja Kreatif Berpartisipasi dalam Peringatan 16 Tahun Pembunuhan Munir Lewat “Testamen Munir”

Human Interest
09.09.20

Sejumlah Tokoh dan Pekerja Kreatif Berpartisipasi dalam Peringatan 16 Tahun Pembunuhan Munir Lewat “Testamen Munir”

Baskara Putra, Rara Sekar dan Cholil Muhammad akan membacakan “Testamen Munir”.

by Whiteboard Journal

 

Teks : Thontowi Wallace
Foto : Omah Munir

Museum HAM Omah Munir berkolaborasi dengan Kios Ojo Keos dalam memperingati 16 tahun pembunuhan Munir dengan “Testamen Munir”. “Testamen Munir” hadir sebagai bentuk refleksi, pembelajaran sejarah, peringatan situasi sekarang, dan sekaligus melanjutkan semangat perjuangan Munir Said Thalib. Peringatan ini akan berlangsung mulai dari 1 hingga 16 September 2020 yang akan dilakukan pembacaan oleh Azizah Hanum, Baskara Putra, Cholil Mahmud, Rara Sekar, Nastasha Abigail, Danto “Sisir Tanah”, Farid Stevy, Gede Robi “Navicula”, Gusti Arirang, Iksan Skuter, Irma Hidayana, Jason Ranti, Jati Andito, Manik Marganamahendra, Roy Murtadho, ‘Popo’, dan Saras Dewi. Pembacaan “Testamen Munir” akan hadir melalui podcast Museum HAM Omah Munir di Spotify dan Youtube. 

View this post on Instagram

*TESTAMEN MUNIR* Peringatan 16 Tahun Pembunuhan Munir – – “Kami bosan dengan kekerasan, kami bosan dengan kebohongan…” teriak lantang Munir dalam orasi aksi peringatan May Day. Di tengah situasi pandemi, demokrasi di Indonesia mengalami kemerosotan dan pelanggaran hak asasi manusia meningkat di banyak tempat. Sudah 16 tahun pembunuhan Munir berlalu, namun pengungkapan dalang siapa pembunuhnya tak kunjung dibuka. Rekomendasi temuan hasil Tim Pencari Fakta (TPF) Munir hingga kini belum dilanjutkan oleh Presiden. Tidak ada penghukuman pada peristiwa keji tersebut. Bahkan, berbagai represi berulang hingga kini. – – Pengawasan terus menerus adalah harga sebuah kemerdekaan. Kehidupan itu politis, bukan karena dunia peduli mengenai apa yang Anda rasa, melainkan karena dunia bereaksi terhadap apa yang Anda lakukan. Demokrasi bisa ambruk, dan rezim bisa semena-mena terhadap hak asasi manusia. – – Testamen Munir adalah sebuah refleksi, pembelajaran sejarah, peringatan situasi sekarang, dan sekaligus melanjutkan semangat perjuangan Munir. Mulai 1-16 September 2020 akan dilakukan pembacaan Testamen Munir oleh: Azizah Hanum, Baskara Putra, Cholil Mahmud, Danto “Sisir Tanah”, Farid Stevy, Gede Robi “Navicula”, Gusti Arirang, Iksan Skuter, Irma Hidayana, Jason Ranti, Jati Andito, Manik Marganamahendra, Nastasha Abigail, Rara Sekar, Roy Murtadho, ‘Popo’, dan Saras Dewi. Simak Testamen Munir di Podcast Museum HAM Omah Munir melalui Spotify dan YouTube. – – Testamen Munir #16thPembunuhanMunir #MelawanLupa ini adalah alih wahana dari kumpulan tulisan yang mengulas persinggungan para sahabat dengan Munir. Membahas keberanian Munir, kesederhanaan, pilihan politik, konsistensi, hingga pandangan Munir tentang Islam dan cinta. Terdapat puisi A. Mustofa Bisri, tulisan Bambang Widjojanto, Dhandy Laksono, Elizabeth Fuller Collins, Faisal Basri, Haidar Bagir, Hamid Basyaib, Sandyawan Sumardi, Ikrar Nusa Bakti, Marcus Mietzner, Maria Hartiningsih, Mochtar Pabottingi, Nono Anwar Makarim, Rachland Nashidik, Sidney Jones, Sri Rusminingtyas dan Todung Mulya Lubis. . – Produksi @omahmunir x @kiosojokeos Penata musik dan suara @rezaryanmusic @cholil @danjoedo Desain @marsetiohariadi

A post shared by Museum HAM Omah Munir (@omahmunir) on

Di tengah situasi pandemi, demokrasi di Indonesia mengalami kemerosotan dan pelanggaran hak asasi manusia meningkat di banyak tempat. Sudah 16 tahun pembunuhan Munir berlalu, namun pengungkapan dalang siapa pembunuhnya tak kunjung dibuka. Rekomendasi temuan hasil Tim Pencari Fakta (TPF) Munir hingga kini belum dilanjutkan oleh Presiden. Tidak ada penghukuman pada peristiwa keji tersebut. Bahkan, berbagai represi berulang hingga kini. Pengawasan terus menerus adalah suatu kemerdekaan. 

Melalui “Testamen Munir”, Omah Munir dengan hashtag #16thPembunuhanMunir dan #MelawanLupa adalah alih wahana dari kumpulan tulisan yang mengulas persinggungan para sahabat dengan Munir. Membahas keberanian Munir, kesederhanaan, pilihan politik, konsistensi, hingga pandangan Munir tentang Islam dan cinta. “Testamen Munir” terdapat puisi karya A. Mustofa Bisri, tulisan Bambang Widjojanto, Dhandy Laksono, Elizabeth Fuller Collins, Faisal Basri, Haidar Bagir, Hamid Basyaib, Sandyawan Sumardi, Ikrar Nusa Bakti, Marcus Mietzner, Maria Hartiningsih, Mochtar Pabottingi, Nono Anwar Makarim, Rachland Nashidik, Sidney Jones, Sri Rusminingtyas dan Todung Mulya Lubis.whiteboardjournal, logo