Survei Homes Houses Housing: Membongkar Preferensi Rumah Tinggal Kelas Pekerja Area Jabodetabek

Human Interest
25.12.21

Survei Homes Houses Housing: Membongkar Preferensi Rumah Tinggal Kelas Pekerja Area Jabodetabek

Melalui akun Twitter @tikaalmira, hasil survei tersebut meliputi partisipasi sejumlah 428 orang dari kelas pekerja berdomisili pada area Jabodetabek. 

by Whiteboard Journal

 

Teks: Titania Celestine
Photo: Atika Almira via Twitter

Sebuah survei yang diselenggarakan pada Oktober 2021 lalu berbagi akan preferensi, harapan, dan kekhawatiran akan hunian kelas menengah di area Jabodetabek. Melalui akun Twitter @tikaalmira, hasil survei tersebut meliputi partisipasi sejumlah 428 orang dari kelas pekerja berdomisili pada area Jabodetabek. 

“Sampai saat ini, rumah-rumah di Jabodetabek masih didominasi rumah tapak tanpa adanya kebijakan yang responsif (peraturan zonasi, desain program subsidi, dll.) yang akhirnya mendorong urban sprawling menjadi lebih parah,” ungkap Atika melalui thread Twitter. 

Urban sprawling, sebuah fenomena geografis yang ditandai oleh ekspansi area kota yang biasanya dipenuhi perumahan low-density dan tingkat penggunaan kendaraan pribadi yang meroket, merupakan akibat dari tingginya angka populasi perkotaan, yang kemudian meningkatkan demand untuk akomodasi residensial. 

Urban sprawling juga merupakan salah satu penyebab kenaikan polusi dan kemacetan di lingkungan perkotaan dan antar kota, dan selebihnya salah satu kontributor terbesar akan kerusakan habitat hewan liar. 

“Setiap rumah tangga ingin tinggal dekat dengan berbagai fasilitas, dan tidak terlalu jauh dari rumah kerja serta tetap punya rumah tinggal di lokasi yang aman, dengan sinyal Wi-Fi/internet yang bagus, dan ada ruang terbuka hijau privatnya juga,” tutur Atika, berdasarkan hasil survei tersebut. 

Sejumlah fakta yang disimpulkan dari survei tersebut akan preferensi kaum menengah akan tempat tinggal antara lain: luas 100-120 sqm, memiliki 2-3 kamar tidur, berharga sekitar Rp 700 juta hingga Rp 2 miliar, dekat dengan titik transit dan groceries atau pasar swalayan, lingkungan teduh dan jauh dari kejahatan serta bencana alam. 

Selain hal-hal tersebut, survei juga menunjukkan bahwa fasilitas terpenting bagi kelas menengah dalam aspek perumahan yakni koneksi internet, cahaya matahari, dan ventilasi udara yang baik, dengan waktu tempuh ke lokasi kerja sekitar 30-45 menit. 

Hasil data riset yang diunggah Atika pada thread Twitter miliknya mengungkapkan: “Harga perumahan di area Jabodetabek ditemukan semakin mengalami peningkatan, hingga titik dimana komunitas kelas menengah (yang juga merupakan tulang belakang ekonomi rakyat) mengalami banyak rintangan dalam proses pembelian tempat tinggal,” 

Survei tersebut juga menyampaikan bakha lokasi merupakan aspek yang dianggap paling penting bagi homeseekers Jabodetabek, namun harga properti tetap menjadi tantangan dan kesulitan terbesar bagi calon pembeli, dikarenakan kurangnya buying power, atau kapasitas finansial yang cukup kuat. 

Hasil data survei Homes Houses Housing dapat diakses melalui tautan berikut: Hasil Survei Homes Houses Housing Courtesy of Atika Almira whiteboardjournal, logo