Indonesia Siap Unjuk Gigi di Venice Art Biennale 2019

Art
03.10.18

Indonesia Siap Unjuk Gigi di Venice Art Biennale 2019

Dengan proposal “Akal tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba”.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Wienda Putri Novianty
Foto: ITALYscapes.com

Sempat dihelat pada tahun 2017, Paviliun Indonesia datang kembali dengan mengurasi 23 seniman dan kurator Indonesia lintas generasi, lintas kota dan lintas bidang di perhelatan seni bergengsi, Venice Art Biennale (VAB) 2019. Dibantu dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Paviliun Indonesia diharapkan dapat menjadi wadah para seniman dan kurator Indonesia untuk bisa mewakili potensi-potensi lanskap seni budaya di Indonesia. Karya-karya terbaik seni rupa Indonesia akan siap dihadirkan sebagai representasi dari nilai seni budaya lokal yang terbilang cukup progresif.

Dalam proses penyeleksian seniman dan kurator, BEKRAF telah mengadakan Focus Group Discussion untuk membahas dan mengkaji ulang penyelenggaraan Paviliun Indonesia yang sempat dihelat di VAB 2017. Dari hasil tersebut, BEKRAF memutuskan untuk memperketat seleksi dengan hanya mengundang 60 kandidat berpotensi. Proses penyeleksian pun dilakukan oleh BEKRAF dengan kembali menyeleksi kandidat-kandidat yang dirasa tepat dan siap dalam menginterpretasikan gagasan mereka terhadap relevansi perkembangan seni rupa kontemporer global.

Selama tahap dua penyeleksian, Paviliun Indonesia menghadirkan dua proposal kandidat yang siap diajukan. Proposal “Akal tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba”, digawangi oleh Asmudjo Jono Irianto (kurator), Yacobus Ari Respati (ko-kurator), serta Handiwirman Saputra dan Syagini Ratna Wulan (seniman) menghadirkan proyek tentang elemen masalah wacana praktik seni rupa kontemporer saat ini. Adapun, Proposal kedua bertajuk “Synthetic Estate” digawangi oleh TROMARAMA (Feby Babyrose, Ruddy Hatumena dan Herbert Hans), Riar Rizaldi dan Natasha Gabriella Tontey (seniman) dan Bob Edrian Triadi (kurator) akan menyoroti derasnya arus informasi terhadap pengaruh produksi, distribusi dan sirkulasi dari informasi itu sendiri. Atas pertimbangan, proposal “Akal tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba” menjadi yang terpilih untuk mewakili Indonesia di VAB 2019.

Kehadiran Paviliun Indonesia di Venice Art Biennale diharapkan dapat menghadirkan eksperimentasi artistik segar pada lanskap seni modern dan kontemporer baik Indonesia maupun Internasional. Menghadirkan seniman dan kurator  lokal berkualitas di ajang seni bergengsi dirasa dapat menjadi batu lompatan dan ajang unjuk gigi bagi potensi lanskap seni kontemporer dan modern di Indonesia yang perlu terekspos. Venice Art Biennale sendiri siap menghadirkan pameran seni termutakhir dalam skena seni modern dan kontemporer.

Venice Art Biennale 2019 akan di Venezia, Italia selama 6 bulan mulai 11 Mei 2019 hingga 24 November 2019.whiteboardjournal, logo