Menikmati Eksotisme dan Daya Tarik Musik Asia di Studio Eksotika

Ideas
25.04.18

Menikmati Eksotisme dan Daya Tarik Musik Asia di Studio Eksotika

Kami berbincang dengan Dea di tengan kesibukannya di Stockholm, untuk menggali Studio Eksotika, mulai dari latar belakang hingga visinya.

by Febrina Anindita

 

Foto: Potato Head

Ketika melihat foto-foto Studio Eksotika di Bali sebelum mengunjunginya, satu gambaran langsung muncul di kepala, yakni sebuah bar kecil yang menawarkan deretan acara intim di mana pengunjung bisa mendengar musik berkualitas – tak harus fist pumping – sekaligus berkenalan sesama penikmat musik. Adalah tepat jika kemudian dalam waktu singkat, studio ini dikenal di antara DJ dan penikmat musik di Indonesia hingga mancanegara, bukan hanya karena vinyl yang disediakan, tapi juga karena sound system yang sangat mumpuni – layaknya surga di bumi.

Nama Aradea Barandana (Dea) yang dikenal sebagai salah satu DJ terbaik di Indonesia dengan seleksi unik adalah salah satu sosok pencetus studio ini, sehingga secara tidak langsung memetakan Studio Eksotika sebagai tempat terbaik untuk memperluas network maupun referensi musik di Bali, karena Peggy Gou pun tak sabar untuk kembali berkunjung ke sini. Kami berbincang dengan Dea di tengan kesibukannya di Stockholm, untuk menggali studio ini, mulai dari latar belakang hingga visinya.

Dea memiliki referensi musik serta pengetahuan audio engineering yang luas. Apakah dibuatnya Studio Eksotika dimaksudkan untuk memuaskan passion Anda?

Sebetulnya bukan hanya untuk memuaskan passion saya, tapi lebih untuk berbagi fasilitas dan pengetahuan.

Studio Eksotika memiliki deretan vinyl vintage dengan sound distinctive, baik dari Indonesia maupun negara lain. Mengapa Dea memutuskan untuk fokus menyediakan/memainkan musik seperti itu sebagai identitas Studio Eksotika?

Daya tarik ‘eksotisme’ dan kebudayaan Asia adalah suatu keunikan yang perlu dijelajah terus-menerus. Potensi budaya Asia masih jauh, Studio Eksotika hanyalah suatu langkah kecil menuju itu.

Dea memiliki latar belakang DJ dengan seleksi khas, sampai Gilles Peterson menilai set Anda sebagai salah yang terbaik yang pernah ia saksikan. Apakah referensi Anda mempengaruhi kurasi DJ maupun kolektif yang diundang untuk tampil di Studio Eksotika – banyak DJ bermain di sana, dari Sisi (Jepang), Peggy Gou (Berlin) hingga Burek (Kroasia).

Sebenarnya tamu-tamu yang datang ke sini merupakan dukungan dari jaringan network keluarga dan teman-teman kami di Bali dan juga dari mancanegara. Setelah kami memulai Studio Eksotika, kami mendapatkan banyak support dari lingkungan pertemanan kami. Selama musik yang mereka mainkan sejalan dengan konsep Studio Eksotika, kami dengan senang hati meng-host mereka. Untuk ke depannya, kami ingin bisa lebih mampu mengakomodasi artis-artis dan musisi yang lebih beragam.

Studio Eksotika memiliki program PESONA yang sempat mengajak Uwalmassa untuk tampil live bulan lalu. Hal apa yang ditawarkan dari program ini?

PESONA adalah misi dari tim kami untuk memperluas sharing experience di luar Studio Eksotika. Kami ingin membawa spirit dan konsep kami tidak hanya di dalam Studio Eksotika saja, namun membuka kemungkingan untuk dapat menawarkan program ini secara nomadic dari segi venue. Dengan adanya inisiasi ini, kami bisa memperluas konsep kami secara non-eksklusif. Kekayaan alam nusantara juga bisa kami angkat sebagai potential venues.

Selain program musik, Studio Eksotika pun memutar film. Misi apa yang ingin dijalankan oleh Studio Eksotika sebagai platform alternatif di Indonesia, khususnya Bali?

Kami tidak hanya menawarkan film. Medium film sebenarnya hanyalah satu cabang dari program kreatif multi-disipliner kami yang paling terkait dengan analog hi-def sound system di Studio Eksotika. Secara primer kami mengutamakan kualitas audio, namun kedua kami juga memberikan pengalaman visual yang berbasis kriya/craft yang sejalan dengan konsep dan gaya Studio Eksotika. Di luar itu, kami juga berusaha mengedepankan talenta-talenta lokal.

Sebagai salah satu unit yang mengeksplorasi musik non-mainstream, bagaimana melihat skena underground party di Indonesia sekarang?

Skena underground tentu berkembang, tapi masih membutuhkan edukasi yang lebih dalam dan referensi yang lebih luas. Dibandingkan dengan negara tetangga lain, Indonesia masih terhitung ‘terbelakang’ dan terlalu profit-oriented di bidang musik. Kreativitas di negara kita itu sangat tinggi, namun tidak berkembang dengan kecepatan yang seharusnya – karena kurang diasah dan memperoleh arahan yang benar. Resources yang kita terima juga terbatas dan fasilitas yang mumpuni juga bisa dihitung jari. Kesadaran akan dinamika kebudayaan juga masih perlu ditekankan sehingga kita bisa menghasilkan karya-karya yang ‘baru’ dan menarik di dalam kancah internasional.

Studio Eksotika

Potato Head Beach Club, Bali

Rabu-Senin

17:00 WITA – tengah malamwhiteboardjournal, logo