Alih-Alih Album Baru, .Feast Mengumumkan Semesta Musikal untuk Dijelajahi Penggemar

Music
23.06.21

Alih-Alih Album Baru, .Feast Mengumumkan Semesta Musikal untuk Dijelajahi Penggemar

Band .Feast perkenalkan berbagai macam semesta yang menjadi inspirasi di balik repertoar mereka.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Shadia Kansha
Foto: Instagram/.Feast

Bagi para penggemar band .feast, istilah earth-02, earth-03, dan earth-08 mungkin tidak asing didengar. Ya, istilah-istilah tersebut mewakilkan berbagai interpretasi konsep multiverse yang mereka adopsi dan eksplorasi untuk banyak tulisan lagu mereka. Beruntungnya, baru-baru ini mereka menerbitkan direktori multisemesta yang tengah mereka eksplorasi untuk memudahkan para pendengarnya memahami konsep-konsep semesta yang tengah mereka jelajahi.

Multisemesta sendiri adalah berbagai banyak realita yang berkoeksistensi dan/atau berkesinambungan secara paralel di berbagai ruang waktu. Bagi para penggemar film-film karya Marvel, konsep ini mungkin tidak asing bagi kalian. Menurut penjelasan yang diberikan oleh band tersebut melalui laman instagram khusus multisemesta, kita yang tengah terjebak di Earth-02 tidak cukup mapan untuk menjelajahi waktu dengan teknologi Timeghost. Mereka juga mengingatkan bahwa eksplorasi waktu memiliki dua peraturan: (1) tidak boleh berkomunikasi dan (2) tidak boleh dilihat banyak orang. Hal ini dilakukan untuk menghindari butterfly effect yang dapat merubah masa depan secara menyeluruh.

Berdasarkan bagan yang diberikan, ada 8 alternatif semesta untuk dijelajahi. Namun, Earth-06 dan Earth-07 tidak memiliki cukup data untuk dijabarkan dalam direktori tersebut. 

Mari kita mulai penjelajahan kita di Earth-01. Semesta ini menunjukkan realita yang diidam-idamkan. Sebuah utopia yang telah lama kita dambakan. Dilambangkan dengan lingkaran putih yang cerah, semesta ini telah menemukan titik terang yang mereka tuju. Disini, kita hidup dengan kualitas dan kebahagiaan yang sesungguhnya. Dalam semesta ini, undang-undang dibentuk dengan mempertimbangkan seluruh gender, ras, dan hak asasi manusia. Harkat dan martabat yang dilindungi bukan sekedar buah bibir semata. Kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah benar dilaksanakan dengan amanat. Untuk mendekatkan konteks, mereka juga menjelaskan Jakarta dalam semesta ini. Jakarta menjadi jauh lebih modern. Monas dibuat virtual agar lebih interaktif dengan generasi modern. Simbol kota Jakarta adalah persegi panjang berwarna biru yang mewakili kemerdekaan tiap individu. Dalam semesta ini, terdapat Humanoid yang peka dan memiliki perasaan. Mereka sangatlah canggih dan menjamin keamanan kita semua.

Selanjutnya kita menjelajahi sedikit semesta yang tengah kita tinggali saat ini, yaitu Earth-02. Dilambangkan dengan lingkaran instastory, Earth-02 adalah semesta yang maha figur sentris. Peradaban manusia di Earth-02 terangkum dalam EP “Beberapa Orang Memaafkan” yang mereka rilis pada tahun 2018. Meringis, banyak sindiran-sindiran halus yang kerap kita temukan dalam direktori semesta ini. Mulai dari headline dengan template “Kejahatan ____ terjadi lagi”, budaya korupsi yang tumbuh subur layaknya tikus yang dilestarikan, dan sensitivitas manusia yang begitu tinggi sehingga semua kebebasan terhalang sensor. Mereka mengakui bahwa kata “pupus” kerap digunakan dalam realita ini, terutama di tahun 2020 dimana banyak mimpi digantung.

Kemudian ada Earth-03 yang merupakan buah konsekuensi yang dituai dari ketamakan dan kerakusan manusia. Realita ini begitu gelap, menggambarkan kehancuran segala hal yang kita ketahui tentang bumi. Rangkaian bunga yang tidak dapat dibuat lagi digantikan dengan ucapan “Selamat dan Sukses” seadanya dan etnis serta agama dihapuskan. Earth ini merupakan inspirasi dibalik lahirnya Album debut band .feast bertajuk “Multiverses” yang rilis pada tahun 2017. Slogan untuk realita ini adalah “Jangan dibutakan dunia, Jangan dibutakan akhirat” Mengapa demikian? karena dengan segalanya yang sudah terbakar habis, apalagi yang bisa membutakanmu?

Direktori Earth-04 menyentuh memori kita terhadap peradaban Indonesia pada tahun 1950. Menurut direktori ini, pemerintah pada tahun ini melenyapkan emosi manusia. Apapun langkah yang diambil oleh sosok yang disebut ‘Bung Besar’ akan tetap menyenangkan rakyatnya. Biarpun teknologi dan peradaban maju menjadi lebih canggih, kata-kata dipoles agar pola pikir warga negara menjadi sempit. Semua diksi yang tidak sesuai dianggap pemberontakan, biarpun menolak pemerintah agar berusaha sekuat tenaga untuk mendisiplinkan warga negaranya yang sulit diatur. Dilambangkan dengan 4 sudut berlian dan mata, semesta ini begitu canggih dan maju sehingga dapat melindungi setiap sudut Indonesia. Sosok “Bung Besar” yang dimaksud bisa jadi adalah sebuah temuan canggih yang menjadi puncak penemuan teknologi. Mengutip Bung Besar, “lebih mudah untuk menyebarkan informasi palsu secara cepat yang kemudian dianggap benar”.

Berbeda dengan Earth-04 yang sangat menjunjung tinggi teknologi, Earth-05 justru menegaskan betapa pentingnya hak tiap manusia untuk menentukan keyakinannya sendiri. Dilambangkan dengan penggabungan huruf yunani Alpha dan Omega, semesta ini menafsirkan keyakinan sebagai awal mula sesuatu yang dibangun dan akhir yang menghancurkannya. Dalam semesta ini, semua berhak menyembah tuhan mereka masing-masing. Baik itu menyembah wifi, kasur, dan apapun itu yang membawa kebahagian bagimu.. Semesta ini merupakan inspirasi dibalik single mereka yang berjudul “Tarian Penghancur Raya” yang dirilis pada tahun 2019. 

Terakhir, Earth-08 yaitu semesta dimana semua dapat diperjual belikan. Realita di semesta ini memungkinkan manusia untuk menyembah uang. Segala cara dihalalkan untuk mencari nafkah. Kultur konsumerisme mengikat erat tangan seluruh rakyatnya. Semua berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Disimbolkan dengan seseorang yang mengangkut karung uang diatas dunia yang terbakar, tampaknya semua harus giat mengejar harta hingga hembusan nafas terakhir untuk bisa selamat. Lucu, mereka juga sedikit memasukan sentilan satir mengenai budaya Isolasi Mandiri yang kerap dikomersialisasikan. Semesta ini menjadi inspirasi dari EP bertajuk “Uang Muka” yang rilis pada tahun 2020.

Sungguh menarik direktori multisemesta yang disediakan oleh band .Feast dan Suneater Coven. Sambil mengedukasi para pendengar mengenai berbagai realita yang menginspirasi repertoar musik mereka, direktori ini juga membuka peluang eksplorasi dan kritik yang lebih luas bagi para pendengar. Seakan-akan mempersiapkan mereka untuk hal-hal yang akan didatangkan oleh band tersebut.

whiteboardjournal, logo