Billie Eilish Terbitkan Pernyataan Resmi Menanggapi Isu Rasisme Akibat Video Masa Lalu

Music
23.06.21

Billie Eilish Terbitkan Pernyataan Resmi Menanggapi Isu Rasisme Akibat Video Masa Lalu

Billie Eilish menanggapi video masa lalu yang menampilkannya menyanyikan lagu dengan kata-kata menghina yang tengah beredar.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Shadia Kansha
Photo: Instagram/Billie Eilish

Baru-baru ini, penyanyi muda terkenal Billie Eilish diterpa isu rasisme setelah video lama yang menampilkan dirinya menirukan aksen secara mencemooh ketika tengah menampilkan lagu Tyler the Creator yang bertajuk “Fish”. Untuk memitigasi hal tersebut, Billie segera mengeluarkan pernyataan resmi melalui media sosialnya.

Terjemahan pernyataan resmi tersebut berbunyi:

“Saya mencintai kalian, dan banyak dari kalian yang meminta saya untuk menanggapi hal ini dan saya INGIN menanggapi ini karena saya dicap sebagai sesuatu yang bukan saya.

Ada sebuah video ketika saya berusia 13 atau 14 tahun yang beredar dimana saya mengucapkan sepatah kata dari sebuah lagu yang pada saat itu saya tidak tahu bahwa hal tersebut merupakan istilah yang menghina dan digunakan terhadap anggota komunitas Asia. Saya terkejut dan malu dan mual mengingat bahwa saya pernah mengucapkan kata itu. Lagu ini adalah satu-satunya saat saya pernah mendengar kata itu karena tidak pernah digunakan di sekitar saya oleh siapapun di keluarga saya. Terlepas dari ketidaktahuan dan usia saya saat itu, hal tersebut bukan lah alasan dan tetaplah sebuah fakta bahwa itu menyakitkan. Oleh karena itu saya minta maaf.

Video lain dalam klip yang diedit itu adalah saya berbicara dengan suara yang dibuat-buat konyol… sesuatu yang saya mulai lakukan sebagai seorang anak dan telah dilakukan sepanjang hidup saya ketika berbicara dengan hewan peliharaan, teman, dan keluarga saya. Ini benar-benar omong kosong dan hanya saya yang bermain-main, dan sama sekali TIDAK meniru siapa pun atau bahasa, aksen, atau budaya apa pun. Siapapun yang mengenal saya pasti telah melihat saya bermain-main dengan suara sepanjang hidup saya.

Terlepas dari bagaimana itu ditafsirkan, saya tidak bermaksud untuk tindakan saya yang menyebabkan luka pada orang lain dan itu benar-benar menghancurkan hati saya bahwa itu sekarang diberi label dengan cara yang dapat menyebabkan rasa sakit bagi orang-orang yang mendengarnya. Saya tidak hanya percaya, tetapi selalu bekerja keras menggunakan platform saya untuk memperjuangkan inklusi, kebaikan, toleransi, kesetaraan, dan kesetaraan.

Kita semua perlu terus melakukan percakapan, mendengarkan, dan belajar. Aku mendengarmu dan aku mencintaimu. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca ini.”whiteboardjournal, logo