Melihat Realita Jahatnya Depresi Melalui Trek Terbaru Lana Del Rey

Music
13.01.19

Melihat Realita Jahatnya Depresi Melalui Trek Terbaru Lana Del Rey

Single terakhir sebelum kedatangan “Norman Fucking Rockwell”.

by Emma Primastiwi

 

Foto: Vice

Telah menjanjikan materi baru sejak pertengahan Oktober 2018 lalu, Lana Del Rey akhirnya merilis single ketiganya, berjudul “hope is a dangerous thing for a woman like me to have – but i have it”. Dideskripsikan sebagai trek Del Rey yang paling raw dan personal, lagu ini bertindak sebagai adegan pembuka dalam perjalanan kedatangan album terbarunya, “Norman Fucking Rockwell”.

Masih mengangkat semangat Americana yang kerap menjadi tema besar dalam materi Del Rey, referensi literatur dari Stephen King, Sylvia Plath dan juga Slim Aarons terlihat jelas dalam segi lirik. Hal ini bisa terlihat mulai dari judul lagu, dengan perkataan “hope is a dangerous thing”, ia secara jelas mengambil inspirasi dari ucapan karakter Red dalam buku “The Shawshank Redemption” karya Stephen King.

Dengan adanya referensi literatur tersebut pula, Del Rey mencurahkan isi hati terhadap pendengar mengenai kondisi mentalnya yang kurang stabil. Untuk menggambarkan jalan pikirnya lebih jelas, ia membandingkan diri dengan Sylvia Plath – yang mengakhiri hidupnya sendiri di tahun 1963. Lewat lirik “24/7 Sylvia Plath / Writing in blood on the walls“ dan “Don’t ask if I’m happy / you know that I’m not / But at best I can say I’m not sad”.

Trek ini secara langsung membuat penggemarnya bisa melihat Del Rey ‘terbuka’ dikarenakan ia melantunkan perjalanan emosionalnya secara akurat – segan menyatakan kebahagiaan ataupun kesedihan. Diiringi lantunan piano pilu serta lirik lirih, “hope is a dangerous thing for a woman like me to have – but i have it” menjadi trek yang memperlihatkan bagaimana seseorang yang mengalami depresi berusaha untuk menjalani realita keseharian.whiteboardjournal, logo