Mengemas “Asa” dan Menyuarakan Harapan Dalam Warna Alternative-Metalcore ala Undelayed

Music
12.12.22

Mengemas “Asa” dan Menyuarakan Harapan Dalam Warna Alternative-Metalcore ala Undelayed

Mengusung warna alternative-metalcore, band asal Jakarta ini merilis single terbaru yang terus mengedepankan nilai-nilai humanis dengan fokus akan isu-isu kehidupan personal.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Garrin Faturrahman
Foto: Undelayed

Sebagai band yang mengambil genre alternative-metalcore, Undelayed kerap memadukan warna-warna berat beserta alur emosional dalam penulisan musik dan liriknya. Namun, untuk rilisan terbaru mereka ini, yang diberi judul “Asa”, mereka ingin menekankan bahwa harapan akan kehidupan yang lebih baik itu nyata adanya—bahkan terdengar di beberapa bagian yang menonjolkan kunci-kunci dan nada mayor di tengah progresi gelap lagu ini.

“Asa” adalah single pertama band yang beranggotakan Yanuar (vokal), Dzikri (gitar), Dave (gitar), dan Bagus (drum), dan khusus untuk lagu ini, lirik ditulis oleh sang vokalis. Awalnya, lirik di lagu ini ditulis sebagai sequel dari single mereka tahun lalu berjudul “Dwipanca” yang bercerita mengenai perjalanan seseorang yang berusaha keluar dari titik terendah hidupnya, namun selama proses penulisan “Asa” ini; “liriknya berubah menjadi sangat personal untuk gue pribadi yang sempat terpuruk karena mengalami gangguan kesehatan yang cukup menyiksa batin,” ungkap Yanuar.

Ditambah lagi, single ini merupakan langkah baru mereka dalam eksperimentasi penulisan lagu; “…karena banyak warna musik yang kami coba masukkan ke dalam gaya musik Undelayed selama ini. Kami juga ingin mencoba sejauh apa musik Undelayed bisa terus dieksplorasi,” tambah sang vokalis. Lantas, seperti yang tercantum dalam press release mereka, “Asa” adalah cara mereka memberi tanda akan perjalanan barunya dalam membawa arah musikalnya ke zona yang belum pernah mereka coba sebelumnya.

Berbicara mengenai sejarah band ini, Undelayed lahir sebagai sarana penyaluran hobi mereka akan musik pada tahun 2015 yang gemar memainkan lagu dari nama-nama besar di genre ini seperti Architects, Northlane, dan ERRA, sampai akhirnya tak lama kemudian mereka memutuskan untuk memproduksi karya sendiri. Semenjak itu, meski seiring berjalannya waktu bertambah juga kesibukan masing-masing personil, mereka tetap konsisten menghasilkan lagu-lagu beserta segelintir music video, serta prestasi-prestasi seperti manggung sampai Singapore dan Malaysia.


Akhir kata, dalam press release mereka, kata ‘asa’ diartikan sebagai penyembuh luka yang bisa menjadi penggerak untuk lebih kuat dalam menghadapi hidup. Untuk itu, dengarkan “Asa” di layanan streaming platforms favoritmu untuk mendengarkan interpretasi mereka akan isu-isu kehidupan personal.whiteboardjournal, logo