Seniman Simon Huck Mengeksplorasi Body Modification Lewat “A. Human”

Fashion
30.08.18

Seniman Simon Huck Mengeksplorasi Body Modification Lewat “A. Human”

Cara baru untuk berekspresi dan berbusana.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Salsabila Ramadhani
Foto: A. Human

Dewasa ini, perkembangan zaman dan teknologi tengah memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan ide pada masyarakat modern. Hal tersebut berlaku pula pada ranah fashion – dimana  berbagai pihak kini telah berbondong-bondong untuk menyodorkan inovasi serta ide-ide out of the box yang dapat menjebol standar pasar dan masyarakat. Salah satu inovasi menarik datang dari seniman asal Amerika bernama Simon Huck yang dinamakan “A. Human”-  mengangkat konsep modifikasi tubuh sebagai inovasi dan gagasan utamanya.

Mulai dari heels yang terlihat seperti diimplan di bawah telapak kaki, kerah yang dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai elemen-elemen bebatuan yang tertancap di leher, hingga kalung yang menyala sesuai dengan detak jantung, “A.Human” berupaya untuk menyajikan pandangan baru dalam berekspresi dan mengeksplor dunia lewat tubuh masing-masing individu. Konsep dan gagasan ini nantinya akan direalisasikan dalam bentuk eksibisi di 48 Mercer Street, New York pada tanggal 5 September mendatang. Eksebisi ini nantinya akan berbentuk showcase interaktif yang memaparkan hasil modifikasi tubuh karya Huck.

Untuk dapat melihat karya-karya masterpiece dari konsep ini, pengunjung diharuskan untuk membayar sebesar 40 USD. Selain itu, eksebisi ini akan menampilkan kolaborasi sang seniman dengan berbagai macam pihak yang berkecimpung dalam bidang seni seperti Michael Counts, Isamaya Ffrench, dan Nicola Formichetti. Para pengunjung nantinya akan dimanjakan dengan berbagai macam karya yang terkesan astral dan umumnya hanya pernah disaksikan di berbagai film atau animasi bergenre sci-fi dan fantasy. Selain eksebisi, konsep “A.Human” kini telah menjadi buah bibir berkat kontribusi beberapa artis papan atas seperti Kim Kardashian dan Chrissy Teigen yang telah mengekspresikan dirinya lewat konsep ini.

Lewat “A.Human”, Huck beroptimis untuk dapat menggunakan aspek masa depan sebagai patokannya dalam berekspresi dan berbusana. Formichetti, salah satu kolaborator dari A.Human juga menekankan bahwa fashion itu tidak melulu sesuatu yang kita kenakan – melainkan dapat berkisar pada pilihan yang dapat kita buat terkait dengan tubuh kita dan bagaimana kita menampilkan diri kita.

Hal ini tentunya membuat banyak pihak terkagum-kagum sekaligus heran terkait dengan inovasi yang ditawarkan oleh Simon Huck ini. Bagaimana tidak, hal yang terkesan dystopian ini pastinya tidak dapat ditelan bulat-bulat dan dianggap wajar oleh semua pihak – membuat konsep ini menjadi buah bibir dan kontroversial. Melihat hal ini, apakah konsep  “A.Human” dapat menstimulus masyarakat untuk merealisasikan ide-ide fantastis lainnya?whiteboardjournal, logo