Setelah Influencer CGI, Sekarang Ada Musisi “Artificial Intelligence”

Design
29.06.18

Setelah Influencer CGI, Sekarang Ada Musisi “Artificial Intelligence”

Yona adalah salah satu contoh dari hasil eksplorasi kreativitas lintas disiplin yang melibatkan persimpangan musik dan teknologi.

by Ghina Sabrina

 

Foto: Dazed

Maraknya perkembangan teknologi saat ini telah menghasilkan inovasi-inovasi yang tadinya hanya ada di dunia fiksi. Walau realita di mana manusia dapat hidup berdampingan dengan robot masih terasa seperti mimpi di masa depan yang jauh, subyek artificial intelligence telah menjadi topik yang hangat belakangan ini. Computer-Generated Imagery (CGI) Influencer di platform “Instagram” seperti Lil Miquela dan Shudu bukanlah hal yang baru. Humanoid dan warga negara robot pertama di dunia, Sophia the Robot, juga telah menarik perhatian orang-orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, dengan maraknya figur-figur berbasis teknologi – baik virtual maupun bersifat robot, tidak mengherankan lagi jika sekarang telah muncul musisi hasil dari artificial intelligence.

Ini bukan pertama kalinya sebuah musik dihasilkan oleh program komputer. Sejak 2007, telah muncul “Hatsune Miku” yang berarti “the first sound of the future” yang merupakan sebuah program komputer dengan format vocaloid yang dikenal lewat karakter anime perempuan dan dijadikan sebagai virtual idol. Berbentuk software, para pengguna dapat membuat “Hatsune Miku” menyanyikan lagu yang sudah terprogram. Dengan teknologi yang dibarengi oleh karakter Miku yang menarik, “Hatsune Miku” meraih kepopuleran hingga dapat menggelar konser-konser di seluruh dunia dalam bentuk hologram.

Sekarang, telah ada musisi yang mengeluarkan musik hasil dari teknologi artificial intelligence. Yona merupakan musisi auxuman (auxiliary human) buatan komposer elektronik Ash Koosha asal Iran yang terprogram dengan ontologi musik milik Koosha dan menghasilkan musik dengan sendirinya.  Menurut Koosha, Yona adalah seri pertama dari deretan auxuman yang akan dikeluarkan ke publik. Mereka adalah entitas virtual yang dapat memberikan suatu persembahan yang sulit dibuat oleh manusia tanpa melalui kesulitan.

Sebagian besar lirik, chords, suara dan melodi milik Yona diciptakan oleh software, sedangkan Koosha bertanggung jawab sebagai mixer dan produser untuk lagunya. Mesin di dalam Yona terdiri dari serangkaian software generatif yang menghasilkan kalimat, melodi (informasi Midi) dan nyanyian lewat proses text-to-speech yang kompleks. Menurut Koosha, Yona akan menjadi “the ultimate musical computational intelligence or knowledge base”. Ia telah melalui lebih dari 100 percobaan, dan pada akhirnya output Yona mulai terdengar seperti musik dengan suara yang dapat menghasilkan dampak emosional.

Yona adalah salah satu contoh dari hasil eksplorasi kreativitas lintas disiplin yang melibatkan persimpangan musik dan teknologi. Mungkin tidak semua orang dapat mengapresiasi atau setuju dengan karya musik Yona, tapi ia telah menjadi satu figur yang memperlihatkan kapasitas teknologi yang bisa mengubah karya fiksi menjadi nyata. whiteboardjournal, logo