Tempat Nonton Alternatif untuk Pencinta Film

Ideas
16.03.18

Tempat Nonton Alternatif untuk Pencinta Film

Kami mendaftar tempat memutar film alternatif di Indonesia.

by Whiteboard Journal

 

Teks: Livina Veneralda

Subtitles
Berlokasi di basement The Dharmawangsa Square, Subtitles menawarkan pengalaman menonton dengan konsep private viewing, dengan kapasitas empat hingga sebelas orang di tiap studionya. Terdapat enam mini studio yang diberi nama Almodovar, Fellini, Kurosawa, Kiarostami, Wong Kar Wai, dan Kubrick, diambil dari nama-nama legenda perfilman. Tiap studio pun dilengkapi dengan sofa, pengedap suara, dan sound system layaknya di bioskop komersil. Sekitar 4000 varian film disediakan oleh Subtitles dan jika dirasa kurang, penonton juga diperbolehkan untuk membawa film sendiri dari flashdisk atau harddisk.

Kineforum
Dibentuk oleh DKJ (Dewan Kesenian Jakarta), Kineforum membuka ruang bagi para pecinta film untuk menonton dan berdiskusi tentang film. Memiliki prinsip “pembelajaran sinema” dan “pembelajaran lewat sinema,” kineforum berkontribusi untuk menjaga kelangsungan hidup perfilman, sehingga film dapat terus menjadi media pembelajaran. Adapun film yang ditawarkan memiliki jenis yang beragam, mulai dari film klasik dan kontemporer, film mainstream dan non-mainstream, serta film panjang dan pendek, yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri. Kineforum memiliki kapasitas penonton sebanyak 45 orang.

Paviliun 28
Nova Dewi dan Eugene Panji, seorang sutradara film, menuangkan kecintaan mereka akan film di Paviliun 28. Mereka menggagas konsep “kulinari sinema” di mana para pengunjung dapat menikmati berbagai makanan dan minuman tradisional, suatu hal yang membedakannya dengan bioskop mini lainnya. Bioskop mini di Paviliun 28 dapat menampung hingga 30 penonton, dengan tema film yang berbeda setiap harinya. Selain film yang dipilihkan, Paviliun 28 juga menyambut para seniman atau sutradara yang ingin menayangkan karyanya kepada masyarakat luas.

Galeri Indonesia Kaya
Berfungsi sebagai ruang publik yang memadukan konsep edukasi dan digital, Galeri Indonesia Kaya bertujuan untuk memperkenalkan dan mengapresiasi seni budaya Indonesia kepada para generasi muda. Berlokasi di Grand Indonesia, ruang edutaiment berbasis teknologi digital ini mampu menjadi alternatif untuk menikmati film dan seni yang kental akan budaya Indonesia. Selain pemutaran film, tempat ini juga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seni lainnya, seperti seni panggung, musik, serta seminar. Para seniman dapat menggunakan tempat ini dengan gratis, selama karya yang ditampilkan merepresentasikan budaya Indonesia.

Kinosaurus
Kinosaurus adalah microcinema yang menampilkan film-film berkualitas mancanegara di tempat yang disusun untuk menunjang pengalaman menonton yang nyaman dan intim. Kinosaurus bertujuan untuk memperluas pengetahuan masyarakat mengenai dunia perfilman, sehingga penayangan film selain film komersil dan mainstream disediakan di tempat ini. Selain penayangan film, Kinosaurus juga menyediakan ruang untuk private gathering dengan kapasitas maksimalnya sebanyak 30 kursi.

Bioskop Arthouse Cinema
Arthouse Cinema merupakan buatan Goethe-Institut Indonesia. Ia menampilkan film yang beragam, baik dari segi durasi dan genrenya. Dibentuk tahun 2012, Arthouse Cinema berkembang menjadi salah satu tempat di Jakarta yang menyediakan ruang bagi penayangan film non-mainstream serta pengetahuan mengenai perfilman Jerman. Arthouse Cinema bertujuan untuk memberikan pengalaman serta ide baru yang menginspirasi penontonnya. Setiap tahunnya, lebih dari 20 film ditayangkan, dan juga disertai diskusi bersama aktor, sutradara, dan produser Indonesia.

Screen Pills
Berada di Surabaya, Screen Pills menawarkan penayangan film dan juga wawasan perfilman. Dibentuk atas dasar kecintaan terhadap film, para pendiri Screen Pills dengan senang hati memberikan diskusi seputar film yang baru saja ditayangkan atau tentang dunia perfilman secara umum. Seperti bioskop alternatif lainnya, film yang dihadirkan memiliki variasi yang lebih banyak dibanding film di bioskop komersil.whiteboardjournal, logo